Sembilan Alasan Nusron Wahid Layak dan Berpeluang Terpilih Ketum PBNU

Sembilan Alasan Nusron Wahid Layak dan Berpeluang Terpilih Ketum PBNU

Nusron Wahid-Dok.-

Dinamika menjelang Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) 2026 semakin menarik perhatian, terutama dalam bursa calon ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Salah satu nama yang santer dibicarakan dan dinilai memiliki peluang kuat adalah Nusron Wahid.

Meskipun saat ini ia menjabat sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) dan sebelumnya pernah diberhentikan dari jabatan Ketua PBNU, berbagai faktor menunjukkan potensi kepemimpinannya di organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut.

Apalagi Nusron punya rekam jejak sebagai suksesor dan katalisator sejak Muktamar ke-33 Jombang kemudian ke-34 di Lampung. Kedekatannya dengan jaringan di Luar Jawa terutama dari daerah Kalimantan, Sumatera, dan Indonesia bagian Timur, yaitu Sulawesi dan Irian Jaya.

Perannya sering kali bersifat politis dan terorganisir di balik layar, berfokus pada konsolidasi dukungan untuk calon pemimpin tertentu, meskipun ia juga pernah menjabat posisi resmi dalam kepanitiaan. Nusron secara aktif terlibat dalam menggalang dukungan dari pengurus wilayah dan cabang untuk calon Ketua Umum PBNU pilihannya.

BACA JUGA:Mencari Kandidat Ketua Umum PBNU Selanjutnya

BACA JUGA:Merebut Panggung Internasional: UIII, Intelektual Muslim Indonesia dan Masa Depan Pendidikan Islam

Pada Muktamar ke-34 di Lampung (2021), misalnya ia secara terbuka menyatakan dukungannya untuk KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dan bekerja di belakang layar untuk memastikan kemenangannya. Selain itu, ketika Muktamar ke-34, keterlibatan Nusron juga terlihat dalam dinamika persidangan, di mana ia sempat terlibat adu mulut atau perdebatan dengan peserta lain dari Maluku Utara saat sidang pleno pertama. 

Dengan demikian, itu menunjukkan perannya yang aktif dan terkadang kontroversial dalam mempengaruhi jalannya diskusi dan keputusan forum tertinggi NU tersebut. Nusron juga pernah menjabat sebagai salah satu anggota formatur dalam Muktamar ke-33 di Jombang (2015). Pada Muktamar ke-34, ia juga diapresiasi karena perannya dalam mempercepat pelaksanaan acara. Karen itu, berikut sembilan alasan kuat yang mendasari kelayakan dan peluang Nusron Wahid memimpin NU.

Pertama, figur politisi murni dengan basis kultural yang kuat. Nusron Wahid dikenal sebagai politisi ulung dari Partai Golkar yang piawai dalam mengelola organisasi dan konsolidasi massa. Ia memiliki basis kultural yang kuat di kalangan warga Nahdliyin, memadukan jaringan politik praktis dengan akar rumput NU.

Kedua, pengalaman organisasi di GP Ansor. Rekam jejaknya sebagai mantan Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor menjadi modal berharga. Pengalaman memimpin badan otonom NU yang besar ini menunjukkan kapasitas manajerial dan kepemimpinannya dalam menggerakkan kader muda NU secara efektif.

Ketiga, jaringan luas birokrasi dan pemerintahan. Jabatannya di berbagai posisi pemerintahan, termasuk Kepala BNP2TKI dan Menteri ATR/BPN, memberinya jaringan birokrasi yang luas. Kolaborasi antara jaringan kultural NU dan jaringan birokrasi ini dapat menjadi kekuatan untuk akselerasi program PBNU hingga ke daerah.

Keempat, kemampuan komunikasi politik yang fleksibel. Nusron dikenal memiliki kemampuan komunikasi politik publik yang luwes dan mudah cair dengan berbagai elemen bangsa. Karakter ini penting untuk menjaga hubungan baik NU dengan pemerintah dan komponen masyarakat lainnya.

Kelima, mewakili aspirasi kader muda dan progresif. Di tengah wacana regenerasi, Nusron mewakili figur yang lebih muda dan berprestasi di mata sebagian kalangan. Kemunculannya sejalan dengan aspirasi untuk membawa NU ke arah yang lebih progresif dan responsif terhadap perubahan sosial.

Keenam, visi pemberdayaan ekonomi dan pendidikan. Nusron memiliki pandangan agar PBNU lebih fokus pada program-program nyata di bidang pemberdayaan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi, di samping masalah keagamaan. Visi ini relevan dengan kebutuhan mendesak warga NU di tingkat akar rumput.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Close Ads