Namun, ia memperingatkan bahwa kelompok longgar saja sudah bisa menimbulkan keresahan publik yang luar biasa. Motif ekonomi tetap menjadi faktor utama, terutama jika korban diperjualbelikan. Aparat didorong untuk menekan peluang konfrontasi langsung yang dapat memicu kekerasan lebih jauh.
Ojol, Pedagang Kopi, dan Ormas: Radar Keamanan Ibu Kota
Ancaman kejahatan jalanan, yang diperkuat oleh sifat terdesak pelaku, mendorong Polda Metro Jaya memperkuat sistem keamanannya. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, menegaskan pentingnya kolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat untuk menutup celah kejahatan.
Kolaborasi ini melibatkan:
- Organisasi Masyarakat (Ormas)
- Pengemudi Ojek Online (Ojol)
- Pedagang Kopi Keliling
- Warga di tingkat RT/RW (Siskamling, Grup WA dengan Babinkamtibmas)
"Situasi Kamtibmas yang kondusif harus dibangun bersama. Selain upaya kepolisian seperti patroli, imbauan, dan penegakan hukum, yang tidak kalah penting adalah kerja sama melalui saling memberikan informasi," katanya.
Aksi heroik driver ojek online (ojol), Ahmad Fauzi mendapat apresiasi langsung dari Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri usai gagalkan aksi curanmor-Dok. Polda Metro Jaya-
110 sebagai Kanal Utama Informasi Cepat
Kontribusi paling efektif dari masyarakat, menurut Budi, adalah kecepatan melaporkan kejadian melalui layanan 110 (gratis dan terhubung langsung ke polres).
Laporan dari ojol, pedagang kopi, hingga warga biasa, sudah menjadi bagian dari sistem keamanan terpadu.
Budi menyebut ormas, ojol, dan para pedagang keliling sebagai “radar sosial” atau Potmas (Potensi Masyarakat). Mereka mampu menangkap perubahan situasi di lapangan lebih cepat daripada patroli biasa.
"Pelaku itu berangkat dari rumah sudah punya niat, tinggal menunggu kesempatan. Nah, kesempatan inilah yang kita tutup bersama-sama," ucapnya.
Meskipun tercatat ada 400.000 pendaftar Ojol Kamtibmas di wilayah hukum Polda Metro Jaya, Kombes Budi menegaskan bahwa mereka tidak menerima bayaran khusus, melainkan dibekali dukungan moral seperti rompi, helm, dan bantuan sosial sebagai bentuk penguatan kemitraan.
Penculikan Anak Digital: Modus Adopsi Ilegal di Grup Facebook
Di tengah fokus pada narkoba dan kejahatan jalanan konvensional, ancaman kejahatan siber yang menyasar anak-anak juga meningkat. Kasus penculikan Bilqis di Makassar menjadi bukti nyata betapa canggihnya modus operasi kejahatan di ranah digital.
Kronologi Penculikan dan Transaksi Anak
- 3 November 2025: Anak B menghilang saat menunggu ayahnya bermain tenis di Taman Pakaui Sayang, Makassar. CCTV memperlihatkan seorang perempuan menggandeng B.
- 5 Hari Kemudian: Bilqis ditemukan selamat di Jambi, ribuan kilometer dari Makassar.
- Pengungkapan: Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro, mengungkap pelaku utama (SY) menjual korban kepada NH (warga Sukoharjo) seharga Rp3 juta.
Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Devi Sujana mengungkap bahwa transaksi ini difasilitasi oleh grup Facebook yang menawarkan anak-anak 'untuk diadopsi' secara ilegal.
“Ada grupnya, dan di sana orang bisa mencari anak, baik untuk diri sendiri maupun orang lain,” ujar Devi.
Pakar: Kejahatan Semakin Canggih, Manfaatkan Fitur Privat