JAKARTA, DISWAY.ID-- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia membeberkan hasil investigasi awal terkait kasus meninggalnya seorang ibu hamil, Irene Sokoy, bersama bayi dalam kandungannya di Jayapura, Papua.
Tragedi ini menjadi sorotan publik setelah Irene dilaporkan ditolak atau gagal mendapatkan penanganan memadai dari sejumlah fasilitas kesehatan, sebelum akhirnya wafat.
BACA JUGA:Sosialisasi MBG, Pemerintah Genjot Edukasi Gizi Lewat MBG di Tabanan
BACA JUGA:Penolakan Pengemudi Ojol Meluas, Pemerintah Didesak Tinjau Ulang Regulasi Online
Kronologi Pilu: Lima Kali Bolak-Balik RS
drg. Yuli Astuti Saripawan selaku Direktur Mutu Pelayanan Kesehatan Rujukan jika mengungkapkan bahwa Irene Sokoy sempat dialihkan ke empat rumah sakit (RS) berbeda dalam waktu singkat, ditambah dengan kunjungan ke Puskesmas,
Sehingga total ada lima fasilitas yang terlibat dalam proses rujukan yang berujung pada kegagalan.
"Akhirnya dipindah lagi, berangkat lagi, pindah ke rumah sakit Bayangkarah. Nah, di Bayangkarah ada dokter obgyn, ada dokter anestesinya, tetapi tidak ada kelas tiga rawat inapnya," ujarnya saat konferensi pers di Kementerian Kesehatan, Kamis 27 November 2025.
"Kemudian disarankan untuk masuk ke rawat inap pelayanan VIP. Nah, tentu jelas pasti swasta, disitu diminta pembiayaan 3-4 juta. Karena masalah ekonomi, akhirnya mereka pindah ke rumah sakit, dirujuk ke rumah sakit dok 2," sambungnya.
BACA JUGA:Presiden Prabowo dan Ratu Máxima Bahas Transformasi Inklusi dan Kesehatan Keuangan di Indonesia
BACA JUGA:Polemik Surat Edaran Pencopotan Gus Yahya, Wasekjen PBNU Ungkap Dugaan Sabotase Sistem
Rangkaian perjalanan medis darurat Irene, yang dimulai sejak Minggu, 16 November 2025, hingga Senin dini hari, 17 November 2025, mencakup:
1. RSUD Yowari (Kabupaten Jayapura): Pasien tiba dalam kondisi darurat persalinan, namun penanganan dinilai terlambat dan surat rujukan berlarut-larut.
2. RSUD Abepura: Pasien kembali tidak mendapatkan tindakan medis yang cepat.
3. RS Dian Harapan: Keluarga mengaku kembali ditolak atau hanya diberi ruangan tanpa pelayanan memadai.