bannerdiswayaward

Peningkatan Kasus Demam Pasca Banjir: Kemenkes Laporkan 376 Kasus Terbanyak di Sumatera

Peningkatan Kasus Demam Pasca Banjir: Kemenkes Laporkan 376 Kasus Terbanyak di Sumatera

Kepala Pusat Krisis Kesehatan, Agus Jamaludin, menyebut tingginya kasus demam menandakan kondisi lingkungan dan tempat tinggal yang belum pulih sepenuhnya pascabencana.-Dok Kemenkes-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Situasi pascabencana di beberapa wilayah Sumatera, terutama yang dilanda banjir bandang dan tanah longsor, mulai menunjukkan masalah kesehatan serius.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia melaporkan adanya lonjakan kasus demam di lokasi pengungsian dan area terdampak.

BACA JUGA:Ekonomi Mikro Menggeliat: Indeks UMKM BRI Q3-2025 Catat Kenaikan Optimisme

BACA JUGA:Cara Cek Status Bansos BLT Kesra Desember 2025 Cair Rp900 Ribu, Klik Link cekbansos.kemensos.go.id

Hingga hari ini, total 376 kasus demam telah tercatat, dengan mayoritas kasus berasal dari provinsi-provinsi di Sumatera yang baru-baru ini dilanda bencana.

Pada periode 25–29 November 2025, tercatat 376 kasus demam dari lima kabupaten: Pasaman, Pasaman Barat, Agam, Pesisir Selatan, dan Tanah Datar.

Keluhan kesehatan lain yang banyak dilaporkan meliputi myalgia 201 kasus, gatal 120 kasus, dispepsia 118 kasus, ISPA 116 kasus, hipertensi 77 kasus, luka 62 kasus, sakit kepala 46 kasus, serta diare dan asma masing-masing 40 kasus.

BACA JUGA:Kehabisan Bahan Baku dan Gas, SPPG Aceh Beralih ke Bahan Baku Lokal dan Briket Batu Bara

BACA JUGA:Supplier Sayur SPPG Meruya Utara II Akui Program MBG Buka Lapangan Kerja dan Dongkrak Petani Lokal

Di Sumatera Utara, pola serupa terjadi. Kabupaten Tapanuli Selatan mencatat 277 kasus demam, diikuti myalgia 151 kasus, gatal 150 kasus, dispepsia 94 kasus, ISPA 96 kasus, hipertensi 75 kasus, luka-luka 45 kasus, sakit kepala 23 kasus, diare 23 kasus, dan asma 3 kasus (periode 25 November–1 Desember 2025).

Sementara itu, Aceh menunjukkan pola berbeda. Dari data di Kabupaten Pidie Jaya (25–30 November 2025), keluhan tertinggi ialah luka-luka 35 kasus, disusul ISPA 15 kasus dan diare 6 kasus.

Kepala Pusat Krisis Kesehatan, Agus Jamaludin, menyebut tingginya kasus demam menandakan kondisi lingkungan dan tempat tinggal yang belum pulih sepenuhnya pascabencana.

BACA JUGA:Budaya Victim Blaming, dan Bahaya untuk Korban Kekerasan

BACA JUGA:Syarat Dapat Saldo DANA Gratis Rp393.000 dari Aplikasi Penghasil Uang Populer 2025

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads