Game Online, Racun Jejak Digital, dan Ledakan SMAN 72: Sinyal Bahaya dari Dunia Maya

Senin 08-12-2025,07:01 WIB
Reporter : Tim Redaksi Disway
Editor : Marieska Harya Virdhani

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Diyah Puspitarini menegaskan bahwa pemahaman digital menjadi kebutuhan mendesak bagi anak maupun orang tua.

"Perlu sesegera mungkin literasi digital diberikan kepada anak dan orangtua karena ini akan memberikan guidance dan pemahaman tentang perilaku di ranah digital, tentu saja harus diimbangi dengan regulasi yang dibuat pemerintah beserta pengawasan implementasinya," ujarnya saat dikonfirmasi.

Menurutnya, selain penguatan edukasi, aturan pemerintah soal penggunaan media digital harus diikuti pengawasan di lapangan.

Hal itu dilakukan agar perlindungan anak dapat berjalan maksimal.

BACA JUGA:Sasar Minimarket, Satgas Akan Tutup Layanan Top Up Game Online yang Terafiliasi Judi Online

Ia berharap bahwa wacana pemerintah yang akan menerapkan pembatasan untuk penggunaan media sosial dan game online bagi anak di bawah usia 16 tahun segera dilakukan.

Menurutnya, kebijakan itu memiliki efek positif yang perlu dikedepankan.

"Selama ini mungkin masyarakat belum terbiasa, namun upaya pembatasan usia penggunaan medsos akan mempengaruhi kualitas penggunaan gadget pada anak, sejauh ini mungkin kita tetap berhitung pada sisi positifnya terlebih dahulu," kata Diyah.

Ia menambahkan bahwa tumbuh kembang anak secara fisik maupun psikologis, bisa berkembang optimal melalui interaksi langsung dan aktivitas nyata dalam kehidupan sehari-hari.

"Untuk tumbuh kembang anak secara fisik dan psikologis bisa dilakukan dengan interaksi dan aktualisasi anak dengan memberikan ruang yang besar pada anak," katanya.


Situasi SMAN 72 Jakarta pasca terjadi ledakan, Senin, 10 November 2025-Disway.id/Candra Pratama-

BACA JUGA:Darurat Game Online, Free Fire Terancam Diblokir

Keluarga dan Sekolah Jadi Pilar Utama

Di sisi lain, pakar keamanan menilai akar masalah tidak hanya berada di dunia digital, tetapi juga di lingkungan sosial anak.

Pengamat dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto menegaskan bahwa peningkatan security awareness atau kesadaran keamanan tidak bisa hanya dibebankan kepada aparat kepolisian. 

Menurutnya, keamanan merupakan tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat, termasuk sekolah dan orang tua.

"Keamanan itu bukan hanya tanggung jawab kepolisian, tapi semua pihak, baik sekolah, masyarakat, maupun orang tua," katanya kepada disway.id.

Kategori :