Kritik dari media Belanda ini seharusnya menjadi bahan pertimbangan serius bagi PSSI.
Jangan sampai Timnas Indonesia silau dengan nama besar semasa bermain tapi buta terhadap kapabilitas meracik strategi.
Timnas Indonesia butuh arsitek yang tahu cara membangun pedas kokoh bukan sekedar memoles permukaan.
PSSI harus benar-benar jeli membedah portofolio John Heitinga agar keputusan yang diambil nanti tidak berujung penyesalan di kemudian hari saat target-target besar meleset.
Syarat Mutlak Garuda Muda Lolos Semifinal SEA Games 2025
Kekalahan menyakitkan di laga perdana memangsa kita mengeluarkan kalkulator dan menyadari bahwa jalan menuju semifinal kini menjadi sangat terjal dan tidak mentolerir kesalahan sekecil apapun.
Kekalahan 0-1 dari Filipina adalah tamparan keras yang membangunkan kita dari tidur panjang.
Kini posisi Timnas Indonesia U-22 di Grup C berada di ujung tanduk. Skenario untuk lolos ke semifinal menjadi jauh lebih rumit dari yang kita bayangkan sebelumnya.
Ada dua syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh Ivar Jenner dan kawan-kawan juga ingin menjuga asa mempertahankan medali emas tetap menyala.
Syarat pertama dan utama bagi Timnas Indonesia U-22 adalah sapu bersih.
Indonesia wajib menang di laga tersisa melawan Myanmar. Tidak ada tawar-menawar. Imbang berarti pulang. Syarat kedua berkaitan dengan nasib grup lain.
Karena kalah head to head atau poin dari Filipina yang mungkin menyapu bersih laga, kita harus berharap lolos melaju jalur runner up terbaik dari tiga grup yang ada.
Skenario ini rumit karena kita harus bersaing poin dan selisih gol dengan runner up grup A dan B. Laga melawan Myanmar nanti bukan sekedar pertandingan sepak bola, tapi pertempuran harga diri.
Timnas Indonesia harus menang dengan skor mencolok. Para pemain harus sadar bahwa satu gol saja tidak cukup untuk mengamankan selisih gol.