Teheran Baku

Teheran Baku

--

"Lima jam lagi saja. Siapa tahu lima jam lagi mereka sudah bisa dihubungi," ujar sahabat Disway di Jakarta kemarin siang.

Lima jam kemudian saya hubungi orang itu. "Saya baru tiba di Baku," jawabnya. "Alhamdulillah," balas saya lewat WA.

Rasanya lega bisa kembali berhubungan dengan orang itu. Sudah dua hari saya kontak HP-nya. Tetap saja centang satu. Begitu sulit menghubungi teman-teman di Teheran belakangan ini. Maka saya hubungi beberapa teman mereka di Jakarta. Mereka pun sulit.

"Saya sempat terhubung dengannya tapi putus lagi," ujar teman Jakarta itu. "Mereka masih dalam perjalanan menuju Baku," tambah si Jakarta.

Baku adalah ibu kota Azerbaijan. Itulah kota besar terdekat dengan Teheran, ibu kota Iran. Jarak Teheran-Baku sekitar 15 jam. Jalan darat. Pakai bus.

Yang mengatakan "baru tiba di Baku" itu adalah orang Indonesia yang selama ini mengajar di Teheran. Namanya: Purkon Hidayat –tentu orang Sunda.

Purkon seorang doktor. Ia lulusan teknik sipil Politeknik ITB yang belakangan bernama Polban –Politeknik Bandung. Lalu ia kuliah manajemen di STIE Yogyakarta.

Dari Yogya, Purkon ke Qom, kota suci Syiah di Iran. Kuliah filsafat di sana. Setelah itu ambil gelar doktor di Teheran.

Purkon lantas mengajar di program pascasarjana kajian Asia Tenggara fakultas ilmu politik dan hukum Universitas Tehran.

Sesuai keinginan pemerintah Prabowo Subianto, warga Indonesia di Iran harus meninggalkan negara itu. Keadaan perang Iran-Israel tidak menjamin keamanan untuk tinggal di sana.

Jumat pagi lalu Purkon pun meninggalkan Teheran. Pukul tujuh pagi. Bersama istri dan anak tunggalnya. Pukul tujuh malam mereka tiba di perbatasan dengan Azerbaijan.

"Kok sampai 12 jam? Harusnya kan cukup 6 jam?" tanya saya.

"Kami berhenti beberapa kali. Untuk makan. Juga untuk menjemput teman-teman Indonesia lainnya," jawab Purkon.

Maka dalam rombongan Purkon ini ada 100-an orang Indonesia. Umumnya mahasiswa. Mereka naik empat bus. Dicarter. Atas biaya Kementerian Luar Negeri Indonesia.

Satu-satunya jalan terdekat keluar dari Iran adalah lewat tetangga utara negara itu. Bisa jalan darat pula. Perbatasannya memang terbuka.

"Di perbatasan kami menunggu lama sekali. Mulai pukul 7 malam sampai pukul 5 pagi," ujar Purkon. "Antre pasporannya panjang sekali," tambahnya.

Di perbatasan mereka dijemput oleh Duta Besar Indonesia untuk Iran. Itu duta besar baru: Rolliansyah Soemirat. Diplomat kawakan. Lama jadi juru bicara Kemenlu.

Soemirat datang ke perbatasan dari Jakarta. Khusus untuk menjemput warga Indonesia di Iran.

Presiden Prabowo sudah mengangkatnya jadi duta besar Maret lalu, tapi persetujuan dari pemerintah Iran masih dalam proses. Keburu ada perang. Maka menjemput warga di perbatasan Azerbaijan adalah tugas pertamanya sebagai duta besar.

Dari perbatasan itu masih lima jam perjalanan lagi untuk sampai ke kota Baku. Inilah kota yang berada di pantai Laut Kaspia.

Di Baku mereka tinggal di hotel untuk mendapat giliran diterbangkan pulang ke tanah air.

Suasana di perbatasan tidak menggambarkan kepanikan warga Iran. Yang antre meninggalkan Iran itu hampir semuanya orang asing: Indonesia, Tiongkok, Afrika. Orang Irannya hanya beberapa. Itu pun mungkin penyeberang rutin setiap harinya seperti itu.

Suasana Teheran sendiri sebenarnya tidak terlalu panik. Tingkat kepanikannya sekitar level tujuh. Tidak sampai delapan atau sembilan. Di kota Qom lebih aman. Lebih tenang. Tingkat kepanikannya hanya sekitar lima.

Padahal serangan Israel terus terjadi. Setiap hari. Biasanya setelah pukul 10 malam sampai Subuh. Hampir setiap distrik kini sudah menerima serangan Israel. Yang meninggal ratusan orang tapi angka resminya belum keluar

Sebaliknya Iran juga terus meluncurkan serangan ke Israel. Saling balas. Senjata yang dipakai Iran menyerang Israel berkecepatan lima kali kecepatan suara. Meski jarak dua negara itu sekitar 1.500 km, senjata tersebut bisa mencapai  sasaran dalam 12 sampai 15 menit. Begitu pun sebaliknya.

"Apakah rakyat Teheran tahu bahwa Presiden Donald Trump menyerukan agar mereka mengungsi?"

"Tahu", jawab Purkon. "Tapi rakyat Teheran sekarang justru marah kepada Trump. Mereka menganggap Trump pengkhianat perjanjian dengan Iran," tambahnya.

Serangan Israel belakangan ini, kata Purkon, justru membuat nasionalisme orang Iran bangkit. Mereka sekarang lebih bersatu. Yang dulunya oposisi sekarang justru mendukung pemerintah.

Purkon menamatkan SMA-nya di Banten. Anak satu-satunya melanjutkan SMA di Teheran. Baru saja lulus. Tinggal menunggu ijazahnya keluar. Anak itu keburu harus ikut meninggalkan Iran menuju Azerbaijan.

"Akan kuliah di mana Ananda nanti?"

"Mungkin di Iran. Mungkin di Indonesia. Masih lihat-lihat dulu," katanya.(Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Kura Israel

djokoLodang

-o--

     ... Israel tidak pernah mengakuinya. Tapi juga tidak pernah membantah. ...

 

*) Persis jawaban seseorang bila ditanya pacar: "Do you love me?"

--koJo.-

Muin TV

Melihat perang antara Iran vs Israel, rasanya negara kita itu tertinggal 100 tahun dari mereka. Bagaimana tidak. Kita masih berfikir untuk mempertahankan negara, kita memerlukan banyak tentara. Makanya sekarang dibuka perekrutan calon bintara. TNI masih berfikir negara asing akan datang menginfasi kita dengan tank dan tentara ke sini. Kalau yang datang rudal hiepersonik, para bintara bisa apa? Harusnya yang direkrut itu, anak-anak lulusan Teknik Elektro ITB, UI, ITS dll. Juga anak-anak lulusan Teknik Nuklir UGM. Masukan mereka ke litbang TNI untuk membuat roket atau rudal dan  senjata canggih lainnya. Kalau perlu kasih mereka pangkat Letkol tituler biar semangat kerjanya. Untuk sekolah penghasil jendral, seperti Akmil dan Akpol tutup aja. Kalaupun buka, jangan tiap tahun terima murid, 3 tahun sekali aja. Sebab akhir dari para jenderal itu, cuma jadi komisaris. Lebih baik ganti jadi sekolah calon komisaris aja. Soalnya kebutuhan komisaris cukup banyak. jadi lulusannya bisa langsung diserap oleh BUMN. Dari pada berputar-putar membentuk perwira tapi ujungnya jadi komisar, lebih baik langsung saja. Sekolah Calon Komisaris. Kalau nanti setelah lulus tidak dipakai BUMN, masih ada swasta yang siap menampung. Macam perusahan punya Aguan, Salim Group dan masih banyak lagi. hehehe......

Juve Zhang

Iran gak takut serangan Amerika selama Tiongkok suplai rudal hipersonik nya yg diberi label nama Iran .... pabrik rudal yg dibuatkan Tiongkok untuk Saudi Arabia saja mampu tembus 3000 km ....jadi Iran santai saja menghadapi Amerika dan Israel....kalau Rusia sibuk perang sulit diminta bantuan....beda sama Tiongkok yg semangat Uji Nyata rudal canggih dan presisi serta Radar super canggih.....karena canggih cukup sekali paket tembak gak perlu banyak banyak ....anda lihat tembakan rudal Canggih Tiongkok sekarang tak banyak tapi kena obyek sasaran.....

djokoLodang

-o--

KENA TILANG

Seorang gadis remaja sejak kecil dimanjakan ayahnyi, seorang pejabat berpangkat tinggi. Semua keinginannyi dituruti. 

Jumat siang kemarin mobilnyi dihentikan polisi.

Saat polisi mendekat, gadis itu langsung keluar mobil dan bertolak pinggang.

"Selamat siang, Nona ...," sapa pak polisi ramah.

"Ada apa, pak Polisi?... Berani-beraninya menilang saya. Anda tahu siapa ayah saya??".

Sedikit kesal, polisi cerdas itu pun menjawab.

"Oh, maaf, Nona. Seperti ibunda anda, saya pun tidak tahu siapa ayah kandung Nona ..."

--koJo.-

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

KURA-KURA DALAM PERAHU, 

BOMNYA DALAM DOMPET..

Dunia ini aneh. Iran belum punya nuklir, tapi sudah dituduh seakan "sudah" atau "akan punya". 

Israel diam-diam punya nuklir, tapi dibiarkan seakan belum punya.

Mirip tetangga kemana-mana bawa golok tapi tetap dikasih undangan arisan.

Amerika, katanya sih membela kebenaran. 

Tapi kebenaran versi siapa? 

Versi kura-kura yang pura-pura tidak tahu, padahal lagi nyimpen rudal di cangkangnya.

Vanunu, ilmuwan yang membocorkan rahasia nuklir Israel, justru dijebak pakai cinta. 

Ini membuktikan: cinta memang bisa meledakkan segalanya—termasuk rahasia negara.

Sementara itu, rakyat biasa seperti kita cuma bisa pegang HP. 

Tapi katanya, di Iran, HP pun sudah dicurigai bisa meledak. 

Waduh, jangan-jangan tombol “send” bisa jadi tombol “boom”?

CHD atawa Disway benar: perang sekarang bisa jarak jauh. 

Lewat gelombang. 

Lewat sinyal. 

Bahkan bisa lewat pulsa dan kuota yang sinyalnya yang cuma tinggal 2 bar.

Untung dunia belum sepenuhnya gila. 

Tapi, kalau terus begini, mungkin lebih aman jadi kura-kura beneran: 

Masuk ke cangkang, matikan HP, dan berharap semua ini cuma prank global.

Mbah Mars

“Benarkah saya anak Papa ?”, tanya Jabrik.

“Hei, kenapa kamu bertanya aneh seperti itu. Ya sudah pasti kamu anakku”, jawab Bolkin.

“Tapi Pa. Mana buktinya ? Mama, sudah pasti ibu saya. Dia yg mengandungku, menyusuiku. Saya tidak pernah melihat Papa melakukan sesuatu seperti Mama”

“Kamu lihat padi di sawah itu ? Apa mula-mula yg dilakukan petani”

“Menyemai bibit dan menanamnya, Pa”

“Setelah itu ?”

“Mengairinya berulang-ulang”

“Seperti itulah yg papa lakukan dulu kepadamu. Papa adalah petanimu”

“Jadi ibu itu sawah ?”

“Tepat !”

“Lalu cara menanam dan  mengairinya bagaimana, Pa ? Alatnya seperti apa ?”

Kali ini Bolkin bingung. Ada yg bisa membantu ?

Lagarenze 1301

Bagi Trump, kebenaran adalah apa yang ia katakan.

Wartawan: "Intelijen AS mengatakan bahwa mereka tidak punya bukti Iran sedang mengembangkan senjata nuklir."

Trump: "Siapa yang mengatakan hal seperti itu?"

Wartawan: "Direktur Intelijen Nasional Tulsi Gabbard." 

Trump: "Kalau begitu, dia salah."

Sebelumnya, Tulsi pernah melaporkan ke Kongres mengenai penilaian intelijen bahwa Iran tidak sedang mengembangkan senjata nuklir.

Namun, setelah wawancara wartawan dengan Trump di atas, Tulsi banting setir ikut apa kata Bos. 

Tulsi pun membuat komentar seperti ini di media sosialnya:

"Amerika memiliki informasi intelijen bahwa Iran memiliki kemampuan membuat senjata nuklir dalam beberapa pekan jika mereka memutuskan menyelesaikan perakitannya."

Wkwkwk. Anak buah harus berpegang teguh pada aturan ini: Bos selalu benar.

Beny Arifin

Akhirnya saya berhasil kontak kenalan saya di Iran via WA. Orang Iran asli, bisa bahasa Indonesia. Dosen terbang jurusan filsafat di beberapa universitas di Jogja. Saat i i di Qam Iran. Kalau berminat Pak Dahlan bisa saya kasih kontaknya.

Runner

Salman Al Farisi. Pengelana dari Persia. Sahabat Rasulullah. Pejuang yang sukses menerapkan strategi pada perang Khandaq. Membuat parit melindungi Madinah dari serbuan kaum Qurais. 

Begitu kisahnya.

Apakah Salman Al Farisi dan ketokohannya juga popular di Iran. Bisa jadi bagian yang menginspirasi rakyat Iran.

djokoLodang

-o--

LELAKI BIASA

          ... Vanunu lelaki biasa. Ia berhasil dipancing oleh intelijen Israel dengan umpan wanita. Vanunu pun terbang dari Inggris ke Roma, Italia. Di Roma ia dijerat intelijen. Kebebasannya berakhir di tangan wanita. ...

*)  Dokter sedang berbicara di sebuah rapat tentang makanan sehat.

"Bahan makanan yang masuk ke dalam perut kita sebenarnya sudah cukup berpotensi membunuh kita-kita yang duduk di sini.

Daging merah itu mengerikan. Minuman ringan merusak lapisan perut. Beberapa makanan Asia mengandung MSG kadar tinggi. Diet tinggi lemak bisa menimbulkan kerusakan jangka panjang.

Namun ada satu yang paling berbahaya, dan kita mungkin pernah memakannya. Adakah yang bisa memberi tahu saya, makanan apa yang menyebabkan kesedihan dan penderitaan paling besar selama bertahun-tahun setelah memakannya?"

Setelah jeda sebentar, seorang lelaki tua di barisan depan mengangkat tangannya dan berkata lembut, "Kue Pernikahan".

--koJo-

Rizal Falih

Komentar ini untuk tulisan kemarin. 

Pada kenyataannya, seorang pejabat eselon satu setara Dirjend pun biasanya memiliki ajudan. Bahkan, sekelas pejabat eselon dua pun, jika bertugas di daerah memiliki ajudan. Tugasnya kadang merangkap sebagai sekretaris. Diambil dari pegawai internal, bukan anggota TNI/Plori. 

Menjadi seorang ajudan bukanlah perkara yang mudah. Harus paham detil apa kebutuhan pimpinan. Dari mulai menyiapkan keperluanya ke kantor, mendampinginya dalam perjalanan, selalu siap siaga saat dikantor sampai mengawalnya pulang ke rumah. Bukan hanya urusan kantor yang dikerjakan. Bisa soal makan, obat-obatan sampai hal remeh temeh pimpinan yang lain. 

Harus tahan banting, dengan berbagai macam karakternya, ada yang galak, tegas, disiplin, royal, pelit dan beraneka macam sifat atasanya. 

Jika bisa lulus ujian, maka jalan karirnya menjadi lebih mudah. Kemudahan dalam hal pengembangan karir akan diraihnya. Sudah banyak contohnya. 

Jika dipikir, kemudahan yang didapat, sebanding dengan pengorbanan yang dilakukan. Bayangkan, disaat yang lain masih nyenyak tidur dirumah, dia sudah standby dirumah pimpinan, disaat pegawai yang lain sudah bisa berkumpul bercengkrama dengan keluarga, ajudan masih harus sibuk dengan urusan atasan. Semisal, mengawal atasan menghadiri acara sampai malam. 

Harus bisa jaga rahasia atasan. Terutama hal yang privat, semisal menunggu bos ditempat hiburan malam. Yang ektrem, mengawal bosnya ke rumah istri simpanan. Haha.yang ini cuma hayalan.

my Ando

Diluar prediksi BMKG (tiktok)

Saat menggepur Israel tahun lalu 2x dengan rentetan rudal dan drone, Iran "mencitrakan" diri tak lebih dari Hamas dan Hisbullah dampak serangan begitu minim dengan mayoritas roket ditangkis hanud Israel

keputusan bulat dibuat. Serang Iran... Full power hasilnya seperti sekarang

Israel dibuat benging, serangan balasan yg tak berjeda lama seperti membagingkan dan diluar prediksi bmkg entah kenapa Iran dulu menyembunyikan kekuatannya Gedung² runtuh hanud kehabisan misil dan tak efektif membendung serangan Iran

Iran tlah siap untuk hancur tapi Iran akan menjadi Pahlawan Di Dunia Islam yg kebanyakan cuma koar² kutukan dan himbauan kepada kekejian Israel

Suharno Maridi

Perang dimanapun hanya menguntungkan dan memuaskan penguasa. Masyarakat kebanyakan tak pernah mau perang. Hidup serba susah karena perang. Kehancuran akibat perang dirasakan dan ditanggung oleh masyarakat. Harus tunggang-langgang tiap saat. Sementara penguasa...sesulit-sulitnya masih bisa mengarahkan perintah perang nya dari istana.

Perang, sebagaimana yg kita lihat saat ini bisa terjadi atas kehendak penguasa. Tidak perlu alasan. Asal penguasa ingin perang. Terjadilah perang. Israel tiba2 menyerang Iran tanpa alasan. Soal senjata nuklir ternyata hanya bualan. Sama dengan alasan saat Amerika dahulu menyerang Irak.

Apalagi perang Gaza. Sungguh bukan perang. Lebih sebuah pembantaian. Tidak ada combatan yg jd sasaran perang Gaza. Dan dunia tak berdaya dgn kesengsaraan di Gaza.

Kelak jika perang usai, entah menang atau kalah masyarakat banyak juga tidak dapat apa2 dari perang itu. Untuk recovery ke kehidupan kembali normal sj butuh waktu yg lama. Maka masyarakat sebenarnya menunggu siapapun yg mampu segera menghentikan perang. Dialah pahlawan sesungguhnya.

Lagarenze 1301

Santai Sejenak.

Seorang pria tertangkap basah di tepi sungai sedang memegang kura-kura air yang dilindungi.

Petugas konservasi: "Kura-kura dari sungai ini adalah spesies yang terancam punah. Menangkapnya adalah tindakan melanggar hukum.”

Pria: "Tidak, ini kura-kura peliharaan saya. Saya membawanya ke sini setiap hari dan membiarkannya berenang. Dia akan berenang menyeberangi sungai dan kembali."

Petugas Konservasi: "Omong kosong." 

Pria: “Mari kita buktikan.” 

Pria itu meletakkan kura-kura ke dalam air. Kura-kura itu langsung berenang ke dalam sungai. 

Petugas konservasi menunggu beberapa saat, tapi kura-kura itu tak kunjung datang kembali.

"Nah, di mana kura-kura itu?" kata petugas dengan senyum kemenangan.

Pria itu menampakkan wajah lugu dan berkata, "Kura-kura apa?”

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Komentar: 116

  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • Mojo Sugiarto
    Mojo Sugiarto
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Wilwa
    Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Er Gham 2
      Er Gham 2
    • Wilwa
      Wilwa
  • Pak De Kumis
    Pak De Kumis
  • Pak De Kumis
    Pak De Kumis
  • Achmad Faisol
    Achmad Faisol
  • Er Gham 2
    Er Gham 2
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
  • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Hasyim Muhammad Abdul Haq
    Hasyim Muhammad Abdul Haq
  • Liam Then
    Liam Then
  • Liam Then
    Liam Then
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
    • Hendro Waluyo
      Hendro Waluyo
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Beny Arifin
    Beny Arifin
  • Muin TV
    Muin TV
    • Er Gham 2
      Er Gham 2
    • Liam Then
      Liam Then
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • MULIYANTO KRISTA
    MULIYANTO KRISTA
    • suhartono suhartono
      suhartono suhartono
  • Er Gham 2
    Er Gham 2
  • Er Gham 2
    Er Gham 2
    • Er Gham 2
      Er Gham 2
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Fiona Handoko
      Fiona Handoko
    • Er Gham 2
      Er Gham 2
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Er Gham 2
      Er Gham 2
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Er Gham 2
      Er Gham 2
  • Runner
    Runner
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Er Gham 2
    Er Gham 2
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Runner
    Runner
  • Fiona Handoko
    Fiona Handoko
  • Er Gham 2
    Er Gham 2
  • Er Gham 2
    Er Gham 2
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
  • Em Ha
    Em Ha
  • Fiona Handoko
    Fiona Handoko
    • Nimas Mumtazah
      Nimas Mumtazah
    • thamrindahlan
      thamrindahlan
    • Nimas Mumtazah
      Nimas Mumtazah
    • Nimas Mumtazah
      Nimas Mumtazah
  • Em Ha
    Em Ha
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Em Ha
    Em Ha
  • Hendro Purba
    Hendro Purba
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
  • ALI FAUZI
    ALI FAUZI
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Ibnu Shonnan
    Ibnu Shonnan
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Achmad Faisol
    Achmad Faisol
    • satria tomat
      satria tomat
  • Tivibox
    Tivibox
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
  • doni wj
    doni wj
  • Achmad Faisol
    Achmad Faisol
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
    • Tjin Ming
      Tjin Ming
    • Hendro Waluyo
      Hendro Waluyo
    • Lègég Sunda
      Lègég Sunda
  • Maman Lagi
    Maman Lagi
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Wilwa
    Wilwa
    • djokoLodang
      djokoLodang
  • my Ando
    my Ando
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
  • xiaomi fiveplus
    xiaomi fiveplus
  • Em Ha
    Em Ha
    • siti asiyah
      siti asiyah
    • Gregorius Indiarto
      Gregorius Indiarto
    • Sadewa 19
      Sadewa 19
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • hanya yotup
      hanya yotup
    • ALI FAUZI
      ALI FAUZI
    • ALI FAUZI
      ALI FAUZI
    • Gianto Kwee
      Gianto Kwee
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • Suharno Maridi
    Suharno Maridi
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Mbah Mars
    Mbah Mars
    • Nimas Mumtazah
      Nimas Mumtazah
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • DeniK
    DeniK
  • Nimas Mumtazah
    Nimas Mumtazah
    • Jo Neca
      Jo Neca
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • siti asiyah
      siti asiyah
    • Nimas Mumtazah
      Nimas Mumtazah
  • Muhammed Khurmen
    Muhammed Khurmen
    • Azza Lutfi
      Azza Lutfi
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN