Hasil Demo

Hasil Demo

Dying to Survive--

"Rakyat tidak perlu lagi memilih hidup atau bangkrut".

Itulah respons pejabat tertinggi Tiongkok setelah rakyatnya protes keras atas mahalnya harga obat di sana.

Protes itu tidak disampaikan lewat demo besar yang sampai bakar-bakar. Protes itu "hanya" disampaikan lewat film cerita. Filmmya sangat laris. Ditonton hampir seluruh orang Tiongkok: film cerita berdasar derita rakyat akibat harga obat yang mahal.

Memang ada protes sungguhan sebelum film itu dibuat. Demo sungguhan. Yang didemo adalah penjara. Rakyat kota itu berbondong membawa poster. Mereka minta agar orang yang lagi ditahan di penjara kota itu dibebaskan. "Ia bukan penjahat. Ia dewa penolong kami," kata demonstran.

Demo itu --dan penyebab di balik demo-- diangkat menjadi cerita dalam film. Judulnya, dalam bahasa Inggris, Dying to Survive. Aslinya berjudul “我不是药神" --Aku Bukan Dewa Penyembuh.

Benarkah itu film laris?

"Saya sudah menontonnya. Dua kali. Selalu menangis," ujar petugas hotel tempat saya menginap di Beijing saat ini.

"Saya juga sudah menontonnya. Semua orang menontonnya," ujar Janet yang sehari sebelumnya menemani saya ke Wisma Indonesia.

Sejak demo itu, terutama sejak film itu heboh, pemerintah pusat mengambil keputusan sangat cepat. Perusahaan-perusahaan obat asing dipanggil. Diminta menurunkan harga obat. Pajak-pajak impor obat dihapus.

Setelah harga obat turun, drastis, obat-obat kanker dimasukkan daftar obat yang diganti oleh BPJS-nya Tiongkok. Obat-obat itu dulunya mahal. Tidak dimasukkan dalam obat BPJS. Pasien yang berobat lewat BPJS awalnya mendapat obat yang beda. Yang lebih murah --kurang manjur.

Sejak heboh itu 91 jenis obat paten dimasukkan dalam BPJS. Bahkan belakangan angka 91 itu bertambah menjadi 3.100 jenis obat. Perubahan yang drastis.

Protes masyarakat telah mengubah kebijakan pemerintah secara drastis.

Saya tahu adanya film Dying to Survive dari dr Jagaddhito yang kemarin datang ke Beijing dari Rizhao --tempatnya mengambil gelar subspesialis jantung intervensi.

Di Rizhao, Shandong, Jagad kaget melihat di RS itu harga-harga obat sangat murah. Pun harga-harga ring jantung dan kelengkapan lainnya.

Dokter Jagaddhito terus bertanya mengapa bisa murah. Akhirnya ia memperoleh penjelasan bahwa murahnya harga obat baru terjadi beberapa tahun terakhir.  "Sejak ada film Dying to Survive".

Itu tahun 2018.

Seorang penduduk kota Yiyang, provinsi Hunan, sakit kanker darah (leukemia). Kota Yiyang berada satu jam naik mobil dari kota besar Changsha --tiga jam dari Wuhan ibukota provinsi sebelah.

Nama orang itu Lu Yong. Ia mengeluhkan mahalnya obat leukemia --yang non-BPJS. Berkat internet ia tahu harga obat di India jauh lebih murah. Tidak sampai 20 persennya. Maka ia minta temannya untuk secara diam-diam ke India membelikan obat kankernya.

Akhirnya teman-teman sesama penderita minta obat itu. Jadilah orang tadi "penyelundup" obat kanker. Kian banyak jumlah obat yang ia bawa dari India. Akhirnya ketahuan. Orang itu ditangkap. Dimasukkan penjara.

Saat itulah para keluarga pasien kanker berdemo. Mendatangi penjara. Mereka membawa poster agar orang itu dibebaskan. "Ia bukan penjahat. Ia penyelamat keluarga kami."

Luar biasa dampak demo itu. Pemerintah ambil tindakan cepat. Perusahaan obat --perusahaan asing di Tiongkok--  dinilai terlalu banyak mengambil keuntungan.

Pemerintah sendiri mengoreksi diri: salah satu kemahalan itu akibat pajak. Langsung saja 41 jenis obat dihapus pajaknya.

Bukan hanya harga obat yang turun --sampai 63 persen-- aturan untuk memproduksi obat pun diubah. Disederhanakan.

Perdana Menteri (waktu itu) Li Keqiang, langsung merevolusi sistem obat dan kesehatan di Tiongkok. "Rakyat tidak perlu lagi memilih hidup atau bangkrut," katanya.

Sejak saat itu pelayanan kesehatan masyarakat jadi lebih adil. Yang berobat di BPJS pun mendapat obat dengan kualitas yang sama dengan yang non-BPJS.

Boleh dikata film Dying to Survive adalah film yang sukses dunia-akhirat. Film itu telah mengubah sistem kesehatan negara. Aspirasi lewat film pun begitu didengar.

Secara bisnis, film ini memang mengeruk keuntungan yang besar. Dalam 11 hari pertama peredarannya sudah menghasilkan pendapatan Rp 5  triliun. Lalu menjadi Rp 10 triliun. Termasuk film terlaris sepanjang masa di Tiongkok.

Padahal Wen Muye (文牧野) baru kali pertama menyutradarai film cerita. Namanya langsung meroket.

"Apakah masih ada bioskop yang memutarnya? Saya mau menontonnya," tanya saya kepada petugas hotel

"Tidak diputar lagi. Tapi Anda bisa nonton di TV Anda di kamar," katanya. Saya pun minta tolong: agar sang petugas  membantu saya mencarikan film tersebut. Rupanya ada semacam ”Netflix” milik Tiongkok yang memutar film-film setempat.

Musik pembuka film itu sangat akrab di telinga saya: musik India. Lagunya pun lagu India. Awal menonton film ini seperti akan menonton film India.

Saya pun bertanya, dalam hati: bagaimana sutradara Wen bisa meloloskan filmmya dari lembaga sensor di sebuah negara komunis.

Ternyata Wen sangat bijaksana. Ketika mengajukan izin, ia menekankan akan membuat cerita yang menonjolkan sisi kemanusiaan. Bukan film yang terkesan melawan pemerintah.

Kepintaran lainnya: ia tidak mau memproduksi sendiri. Ia bekerja sama dengan perusahaan film terbesar di Tiongkok. Menjadi film produksi bersama. Ia tahu produsen terbesar itu lebih tahu lika-liku mengurus perizinan.

Kini obat-obat kanker mahal seperti Imatinib (Gleevec) dari Novartis, Herceptin, Rituximab dari Roche, dan obat kanker dari AstraZeneca bisa masuk daftar di BPJS Tiongkok.

Tidak ada lagi beda kelas beda obat, beda nasib beda dokter.(Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 7 September 2025: Keripik Wiwik

Denny Herbert

Pak Djauhari ternyata orang Saumlaki. Saya teringat sekitar 10 tahun lalu pernah datang ke sana. Waktu itu kami berbagi kacamata gratis untuk warga, supaya bisa melihat lebih jelas. Daerahnya memang masih tertinggal. Saat itu rakyat Saumlaki sangat gembira karena proyek gas Masela diputuskan dibangun di darat, bukan di laut. Keputusan itu jelas berpihak pada rakyat. Tapi perusahaan Shell yang awalnya menangani proyek ini tidak senang, lalu keluar. Setelah itu Pertamina dan Petronas yang ambil alih. Blok Masela—yang artinya Abadi—memang punya cadangan gas sangat besar. Sekarang proyek ini sudah masuk tahap perencanaan teknis, dan kalau lancar, produksi bisa dimulai awal 2030-an. Katanya bisa menampung 10 ribu tenaga kerja selama 5 tahun dan menghasilkan 9,5 juta ton LNG per tahun. Harapan saya, semoga proyek besar ini benar-benar membangkitkan ekonomi warga, bukan malah dirampas pejabat korup. Kalau dulu warga Saumlaki dibantu kacamata agar bisa melihat lebih jelas, semoga kali ini mereka bisa “melihat lebih jelas” jalan untuk bangkit dari kemiskinan.

rid kc

Pemerintah harus menertibkan pengusaha agar eksport Indonesia tidak dicekal.oleh negara tujuan ekspor. Banyak pengusaha baik akan tetapi pengusaha baik ini terkena imbas pengusaha yang tidak baik. Pengusaha yang tidak baik ini harusnya diblack list sebagai bentuk hukuman kepadanya. 

Taufik Hidayat

Cerita mengenai pengalaman Abah di Wisma Indonesia Beijing mengingatkan saya akan beberapa kedutaan dan konsulat Indonesia yang pernah saya kunjungi. Tidak banyak, hanya KJRI di Hong Kong, di Leighirn Rd karena di zaman dulu kalau tinggal cukup lama di suatu tempat mesti lapor ke konsulat, kalau gak lapor dimarahin imigrasi ketika balik di soekarno-Hatta. Lalu kedutaan di Canberra, juga masih di abad lampau cuma diajak teman yg kuliah di sana. Lalu sempat juga mampir ke kedutaan di London karena mengantara titipan teman ke pak dubes yang maaf namanya pun saya lupa dan menyebabkan saya harus naik London Taxi yang hitam dan mahal buat saya. Namun yg paling berkesan adalah ketika saya mampir ke Embajada del La Republica de Indonesia en Bogotá di Calle 76. Bahkan saya sempat sedikit wawancara dengan Pak Dubes yang ternyata pandai karaoke dan hobi main catur.. 

MULIYANTO KRISTA

Sepatunya kereennn..... Kalau sudah balik ke Surabaya kabari ya bah, "tak pek'e ".

Taufik Hidayat

Dan tentu saja kesempatan untuk mampir ke Wisma Indonesia yang letaknya di kawasan berbukit di pinggiran kota Bogota . Wah lumayan indah dan luas wisma Indoensia ini.. sayang belum pernah mampir ke wisma Indonesia di Beijing .. asyiknya di Bogotá adalah kesempatan naik Transmilenio yang gandeng tiga . Konon bang Yos dulu dapat inspirasi dari sini untuk bikin TransJakarta . Salam TH 

Ima Lawaru

"Meski bule dia wartawan CCTV –stasiun TV milik pemerintah pusat Tiongkok. Dia pernah mewawancarai Djauhari. Viral. Pemirsanya sampai 600 juta. 'Terbesar dalam sejarah kewartawanan saya,'katanyi. Nama Indonesia ikut terkatrol tinggi." Tulis Abah di atas. Pertanyaanya: 1. Saya penasaran apa isi wawancara itu? 2. Apa respon 600 juta pemirsa itu?

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

TULISAN PAK DJOKO LODANG DAN PAK FIONA "MARIO" HANDOKO DI KOMENTAR CHD.. 1). Setelah jadi yuri olahraga "gateball" di Lembang, tulisan lucu pak Djoko Lodang jumlahnya turun drastis. "Jangan-jangan kecantol atlit 8i.. 2). Setelah melakukan "perjalanan ke Barat" tuk "mencari kitab" tulisan pak Fiona "Mario" Handoko juga turun drastis. "Jangan-jangan masih belajar kitab.. ### Ditunggu..

Tiga Pelita Berlian

Abah tetap konsisten sebagai penyuka MBG , Makan Bersama Gratisan, hehe Seklangkong 

heru santoso

Note 22 (catatan perjalanan). . . . . . Restoran Guanganji ini tidak jauh dari masjid. Kami duduk berenam satu meja. Berdempetan, namun ngobrol justru lebih enak.  Mahasiswi itu panggilannya Sasa. Dia  dulu atlet renang saat SD di Rembang.  Dia mondok di Amanatul Ummah dari SMP sampai lulus SMA. Sejak awal punya tekad kuat kuliah ke Tiongkok, walau teman-temannya memilih ke Mesir atau Timur Tengah. Dengan bantuan agen, dia urus administrasi pendaftaran hingga dapat beasiswa. Kuliah di jurusan International Trade, Shanghai University of Science and Technology. Aku kira ITCC punya desk perwakilan di pondok Amanatul Ummah, sehingga gampang bantu Sasa untuk urus kuliahnya. Ternyata santri disitu, termasuk Sasa tidak mengenal ITCC. Kini tanpa agen Sasa sedang bersiap untuk melanjutkan S2 ke Australia. Cici, mahasiswi yang satu lagi, anak istimewa. Waktu masih mondok, dia sudah dapat LoA dari Shanghai University untuk kelas berbahasa Mandarin. Artinya, dia harus menuntaskan HSK level 5—setara Toefl tingkat wahid. Umumnya orang butuh waktu bertahun-tahun, tapi Cici selesaikan dalam 9 bulan saja. Mereka sempat cerita juga tentang kehidupan pondok. Termasuk kisah asmara yang diam-diam tumbuh di balik pagar tinggi dan peraturan ketat. Katanya, hukuman dari ustadah sudah tak terhitung lagi jumlahnya. Tak terasa hampir tiga jam kami ngobrol. Waktunya bayar. Saya buka Alipay. Tapi, ups—keduluan Hanna, pemudi 5i ekspat yang sudah dua tahun bertugas di Shanghai. Rejeki ga kemana. 

Juve Zhang

Tiga "Gangster " memakai jaket kulit panjang Ditengah Om Jin Ping kanan Kim Jong Un kiri Om Putin diberi lagu BeeGees dan mereka berjalan cepat mirip tiga Penyayi BeeGees Barry Maurice Robin dan dari jauh Trump melihat lama lalu cepat masuk kereta bawah Tanah .....sebuah karya seni yg bagus langsung di upload ke YouTube....entah bayar royalti ke BeeGees.., teknologi ini canggih wajah semua nya dibuat sangat sangat mirip dan agak muda kecuali Trump banyak Keriput....itu entah pake teknologi Apa buatnya....tapi sangat bagus....

Ibnu Shonnan

Abah hingga hari ini masih ngece. "Joget sedikit boleh saja...." Emangnya yang membuat marah rakyat kemarin jogetnya banyak? Kan cuma sedikit. Dibelakang meja kerja. Tidak beranjak dari tempat duduknya. Yang bikin ngamuk kemarin itu joget sedikit ditambah lambe turahnya. Terus disiram Pertamax pelindasan ratis Brimob yang hatinya mati.

Jokosp Sp

Saya mengikuti Duta Besar China Djauhari Oratmangun ini sudah bertahun-tahun karena ada Chinanya ( Tiongkok ). Acara besar kenegaraan di kedutaan bisa dilihat dari You Tube milik Rudy Chen. Si Rudy ini sangat akrab hubungannya dengan Pak Djauhari Oratmangun. Jadi Abah kalau bisa ketemu dengan remaja kreatif ini. Sangat mempopulerkan Indonesia dan China dari ujung ke ujungnya dengan sangat baik. Dari ratusan mahasiswa dan dosen yang berada di China mereka liput dan tonjolkan. Ada juga liputan warga Diaspora China yang kembali dari Indonesia ke China karena kasus tahun 1960 lalu, yang mereka masih sangat mengembangkan budaya Indonesia di China. Dari China apa yang baik buat Indonesia, yang bisa ditiru agar Indonesia makmur dan sejahtera, juga berkeadilan?. Sulitnya pejabat Indonesia untuk bisa berani bebas dari korupsi. Pemimpinnya tidak ada yang bisa dijadikan role model. Susah kalau tidak ada keberanian, keyakinan dan niyat dalam dirinya. Sesulit negara agraris yang kaya akan hasil alam, namun durian saja di KOkarena isi otaknya cuma impor dan sama Thailand dan Vietnam di pasar China dan Singapore. Amsiong........,karena isi otak pejabatnya cuma impor dan isi dompet pribadi.

Er Gham 2

Lazimnya di negeri ini, seorang pejabat akan belajar menyanyi. Jika ybs diminta menyanyi pada suatu acara, dia bisa turut aktif menyemarakan acara tersebut. Menteri harus bisa menyanyi, jenderal juga, para direksi BUMN, kepala daerah. Namun tren saat ini, mereka juga harus belajar joget. 

Juve Zhang

Pak Menko ekonomi:"pemerintah minta pengusaha stop PHK"... PHK itu karena pabrik gak ada orderan....memang yg gaji situ....ini gaji bayar pake uang asli bukan pake daun pisang.....kalau orderan banyak mana ada pengusaha PHK ......kalau anda mau jangan PHK bayarin gaji karyawan.Mau????wkwkw. ..PHK itu karena ekonomi mandeg .... ekonomi lesu .....kalau lancar mana ada PHK.

Sadewa 19

Anak Desa Main Di Kali Di DPR ada Anggota Dewan Yang Terhormat Boleh saja joget berulang kali Asalkan jangan dilupa nasib rakyat Ke pasar Jatinegara di minggu ria Jangan lupa beli sapu dan keset Rakyat kecil akan bersuka ria Jika DPR sahkan UU perampasan aset Ada pasar rakyat di kabupaten Mampir sebentar beli burjo Rakyat ingin wapres yg kompeten Kalau nggak biso mundurlah sajo

Er Gham 2

Hanya terjadi di suatu negeri antah berantah. Seorang koruptor yang baru bebas, dirayakan dengan penyambutan di komplek rumahnya. Mobil mobil mewah dari rekan satu kantor parkir berdesakan di komplek rumah. Tetangga dan keluarga besar ikut merayakan kepulangan nya. Seolah olah baru selesai pulang dari suatu pertempuran. Formasi keluarga yang telah kembali lengkap dijadikan status medsos. Semua merayakan. "Ayo bro, garong lagi negeri ini. Mark up proyek proyek yang ada. Hanya kali ini, harus lebih hati hati. Jangan lagi tertangkap KPK. Mumpung ente belum pensiun dan kembali menjabat di kantor". Itulah kenapa korupsi disebut budaya di negeri tersebut. Tradisi. Kultur. Mark up proyek adalah kelaziman. Untungnya, bukan terjadi di negeri kita. Biarkan saja. Itu memang kultur di negeri tersebut. 

Em Ha

Secantik apapun bule rumania itu. Abah beraninya hanya sebatas gendong bayi. Belum berani bawa pulang yang 5i. Kata Pak Dubes Djauhari. Dahulu China itu teman sekarang menjadi sahabat. Strategic Partner itu berteman. Comprehensive Strategic Partnership itu bersahabat. Bolak balik ke China. Apakah ada seseorang yang mengutarakan 'Wo ai ni" (我爱你)' ke Abah?.

Udin Salemo

Orang ketika sudah tua, ketika anak2 sudah menikah, ketika cucu2 sudah besar tak bisa dipeluk-peluk lagi. Saat itulah timbul keinginan untuk punya anak lagi. Contohnya sudah banyak. Dari dunia artis ada Achmad Albar, menikah kedua kali saat usia 63 tahun, calon istri usia 25 tahun. Mandor saya menikah kesekian kali ketika berusia 65 tahun calon istri usia 18 tahun. Baru tamat SMA. Saya tanya mandor itu kenapa menikah lagi, jawabannya Beliau suka anak2. Sementara anak dari istri sebelum-sebelumnya sudah dewasa. Anak-anak itu tak bisa diajak bercanda, tak bisa dimanja-manja lagi, tak bisa dipeluk-peluk lagi, dan sianak dewasa itu sudah punya dunianya sendiri. Kalau dilihat dari foto paling atas hipotesis inyong masuk nih. Jangan2 sering ke Negeri Tirai Bambu karena pengen punya balita itu, wkwkwk... Abah, ini jangan dianggap serius, ya. Kalau serius, ya, inyong dukunglah, wkwkwk...

Er Gham 2

Pak Yusril mendorong dilakukan perubahan UU terkait DPR. Mungkin bisa diusulkan salah satu syarat kualifikasi calon anggota DPR. Kalo bisa, para calon harus luwes saat berjoget. Juga natural joget nya. Agar suasana di gedung DPR nanti selalu semarak dan ceria. Tidak apa apa jika rakyat nya menderita, asalkan suasana gedung DPR harus tetap ceria. 

mario handoko

Selamat siang bp thamrin, bp agus, bp denny, bp em ha, bp udin, ka nimas dan teman2 rusuhwan. "Badai phk gudang garam jadi sinyal berat industri tembakau." Demikian berita di disway.id. Entah apa yg dicari bu lurah dengan menaikkan cukai rokok. Meningkatkan penerimaan negara? Menyehatkan rakyat ? Kalau untuk menyehatkan rakyat. Sekalian saja cukai rokok dinaikkan 1.000 %. Agar hanya horang kaya yg mampu merokok. Konsekuensinya omset pabrik rokok akan turun, hingga bakalan muncul phk. Sebaliknya. Jika ingin meningkatkan penerimaan negara. Sebaiknya cukai rokok jangan terlalu tinggi. Saat ini. ada rokok yg dikenai cukai rp 1.300 per batang. Tentu harga rokok tsb jadi melambung tinggi. Penjualan anjlok, terpaksa pengusaha melakukan efisiensi, pengurangan produksi, pengurangan karyawan. Apalagi. Anak buah bu lurah di BC. Masih tdk mampu mencegah penjualan rokok ilegal. Lengkap sudah penderitaan si pabrik2 rokok. Memang phk karyawan yang viral ini. Sementara hanya diurusi kemnaker. Paling ya merembet ke janji mas wapres. loker 19 juta. Tapi kita rusuhwan rusuhwaty ingin bertanya. Apa sebenarnya tujuan akhir bu lurah?

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Komentar: 196

  • Budi Haditirto
    Budi Haditirto
  • Wilwa
    Wilwa
  • heru pujihastono
    heru pujihastono
    • Wilwa
      Wilwa
  • Andri RS
    Andri RS
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Andri RS
      Andri RS
    • Wilwa
      Wilwa
  • Wilwa
    Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • Wilwa
      Wilwa
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Er Gham 2
      Er Gham 2
  • Wilwa
    Wilwa
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Er Gham 2
      Er Gham 2
    • Wilwa
      Wilwa
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
  • Sutiono Gunadi
    Sutiono Gunadi
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • DeniK
    DeniK
  • Er Gham 2
    Er Gham 2
    • Wilwa
      Wilwa
    • Er Gham 2
      Er Gham 2
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Er Gham 2
      Er Gham 2
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Wilwa
      Wilwa
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Wilwa
      Wilwa
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Er Gham 2
    Er Gham 2
    • Er Gham 2
      Er Gham 2
    • Er Gham 2
      Er Gham 2
    • Er Gham 2
      Er Gham 2
  • patriot kupang
    patriot kupang
  • pak tani
    pak tani
  • pak tani
    pak tani
  • Bahtiar HS
    Bahtiar HS
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Wilwa
      Wilwa
  • Ibnu Shonnan
    Ibnu Shonnan
    • Wilwa
      Wilwa
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Mbah Mars
    Mbah Mars
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Wilwa
      Wilwa
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
  • Marjan
    Marjan
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Wilwa
    Wilwa
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • istianatul muflihah
      istianatul muflihah
  • Hendro Purba
    Hendro Purba
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • balagak nia
    balagak nia
    • bitrik sulaiman
      bitrik sulaiman
  • Tivibox
    Tivibox
    • Wilwa
      Wilwa
    • Tivibox
      Tivibox
  • yea aina
    yea aina
  • Em Ha
    Em Ha
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Wilwa
      Wilwa
    • z wakaranai
      z wakaranai
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Wilwa
    Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Agenda Harian
    Agenda Harian
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • alasroban
    alasroban
    • Agenda Harian
      Agenda Harian
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • mario handoko
      mario handoko
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Gregorius Indiarto
      Gregorius Indiarto
  • Em Ha
    Em Ha
  • Edi Sampana
    Edi Sampana
  • istianatul muflihah
    istianatul muflihah
  • Muh Nursalim
    Muh Nursalim
    • istianatul muflihah
      istianatul muflihah
    • alasroban
      alasroban
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
    • istianatul muflihah
      istianatul muflihah
  • Mery Veronica
    Mery Veronica
  • kambing hitam
    kambing hitam
  • Sadewa 19
    Sadewa 19
  • Bruce Wijaya
    Bruce Wijaya
    • alasroban
      alasroban
  • Ketut Bagiarta
    Ketut Bagiarta
  • Budi Haditirto
    Budi Haditirto
  • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • Budi Haditirto
      Budi Haditirto
    • istianatul muflihah
      istianatul muflihah
    • Muin TV
      Muin TV
    • Maman Lagi
      Maman Lagi
  • Thamrin Dahlan YPTD
    Thamrin Dahlan YPTD
    • mario handoko
      mario handoko
    • Budi Haditirto
      Budi Haditirto
    • Sutiono Gunadi
      Sutiono Gunadi
  • heru santoso
    heru santoso
    • heru santoso
      heru santoso
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • heru santoso
      heru santoso
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • Runner
    Runner
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • Hananto Saptogiri
    Hananto Saptogiri
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • Tiga Pelita Berlian
    Tiga Pelita Berlian
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
    • Lagarenze 1301
      Lagarenze 1301
  • dabudiarto71
    dabudiarto71
    • obhet chanel
      obhet chanel
  • Taufik Hidayat
    Taufik Hidayat
  • Taufik Hidayat
    Taufik Hidayat
  • my Ando
    my Ando
  • Ardi Suhamto
    Ardi Suhamto
    • Bahtiar HS
      Bahtiar HS
  • my Ando
    my Ando
    • my Ando
      my Ando
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Jo Neca
    Jo Neca
    • my Ando
      my Ando
    • Tiga Pelita Berlian
      Tiga Pelita Berlian
  • Suharno Maridi
    Suharno Maridi
  • siti asiyah
    siti asiyah
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • Edi Sampana
    Edi Sampana
  • rid kc
    rid kc
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Hasyim Muhammad Abdul Haq
    Hasyim Muhammad Abdul Haq
    • siti asiyah
      siti asiyah
    • my Ando
      my Ando
  • Sri Wasono Widodo
    Sri Wasono Widodo
    • my Ando
      my Ando
    • my Ando
      my Ando
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Denny Herbert
      Denny Herbert
    • my Ando
      my Ando
  • Denny Herbert
    Denny Herbert
  • Motor Listrik
    Motor Listrik
  • Lègég Sunda
    Lègég Sunda
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • mario handoko
      mario handoko
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Lègég Sunda
      Lègég Sunda
    • Denny Herbert
      Denny Herbert
  • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN

Berita Terkait