Judi Ferry
Ferry Juliantono sebelum menggantikan Budi Arie sebagai Menteri Koperasi.--
Waktu sudah hilang satu tahun. Hampir tidak terasa. Berarti lari harus lebih kencang –untuk bisa mengejar target. Termasuk target di Koperasi Merah Putih.
Untungnya, menteri barunya, Ferry Juliantono, tidak harus belajar dari nol lagi. Sebagai mantan wakil menteri koperasi, Ferry Juliantono, sudah tahu: perjalanan koperasi Merah Putih sampai di mana. Ferry sudah keliling pelosok untuk membentuknya. Sudah terbentuk. Tapi memang belum berjalan. "Masih terus menunggu pengarahan," ujar seorang pengurus koperasi Merah Putih di pelosok Jatim.
Kini Ferry harus lari cepat. Ia tidak semuda dulu lagi –meski masih 58 tahun. Saya juga ragu birokrasi di Kementerian Koperasi bisa diandalkan untuk bisa diajak lari. Pekerjaan ini terlalu besar bagi mereka: menghidupkan 80.000 koperasi di seluruh pelosok Indonesia. Dalam waktu cepat pula.
Koperasi Merah Putih adalah bagian penting dari ''jalan baru ekonomi'' Presiden Prabowo Subianto. Jalan baru. Dengan birokrasi lama. Tidak akan cocok untuk ambisi baru. Dinas-dinas koperasi di daerah sudah lama dipakai untuk ''tempat pembuangan'' karir.
Saya justru terpikir ini: kalau badan pengelola haji diubah jadi kementerian, bagaimana kalau Kementerian Koperasi justru diubah menjadi badan pengelola. Kementeriannya dibubarkan. Dinas-dinas koperasi dihapus. Badan Pengelola dikhususkan mengurus Koperasi Merah Putih. Koperasi yang ada akan bisa berjalan sendiri. Bahkan akan lebih bebas berkembang tanpa dinas dan Kementerian Koperasi.
Ferry Irwandi, YouTuber–pendemo–ekonom pujaan Anda itu, punya teori ''keterbatasan'' dalam pembangunan ekonomi. ''Keterbatasan'' itu bertabrakan langsung dengan ''keinginan'' –yang tanpa batas. Banyak keinginan tidak terlaksana akibat keterbatasan.
Jalan keluarnya, kata Ferry yang Irwandi, hanya tiga: efisiensi, inovasi, dan skala prioritas.
Saya melihat program ambisius Koperasi Merah Putih dicetuskan dalam keadaan serba keterbatasan itu: sumber daya manusianya, sumber daya alam sekitarnya, dan terutama keterbatasan waktu untuk mencapainya.
Maka, agar keinginan tercapai, tiga jalan keluar untuk mengatasi keterbatasan itu harus dilakukan serentak. Itu pun tidak bisa maksimal. Inovasi masih sulit diandalkan. Tinggal jalan efisiensi dan skala prioritas.
Efisiensi pun sulit. Maka yang masih bisa diandalkan tinggal satu: skala prioritas.
Keterbatasan membuat tidak mungkin semua keinginan dijalankan –termasuk membangun 80.000 koperasi baru.
Berarti yang 80.000 itu harus dibagi-bagi ke beberapa kelompok skala prioritas.
Mungkin skala prioritas itu didasarkan kondisi setempat. Di desa prioritasnya koperasi tani. Yang di kota prioritasnya bidang jasa. Yang di pantai memprioritaskan koperasi perikanan.
Kalau dari 80.000 koperasi Merah Putih tersebut bisa dipilih 1000 saja yang diprioritaskan sudah luar biasa.
Ferry yang Juliantono kini berada di kursi ''panas'' –meski Ferry yang Irwandi kini juga lagi panas.
Kursi Ferry Juliantono panas karena ia menggantikan Budi Arie –yang sering dipelesetkan menjadi Judi Arie. Pemelesetan itu sendiri sudah membuat sekian orang sakit hati. Belum lagi munculnya kesan penggantian Budi Arie adalah ''pembersihan'' orangnya Jokowi di kabinet Prabowo. Ditambah lagi: pengganti Budi Arie adalah Ferry yang nyata-nyata orang Gerindra.
Maka suhu kursi Ferry luar biasa panasnya. Lihatlah, misalnya, video Frans Yanes Yosua yang beredar di medsos. Begitu dendam Yanes kepada Prabowo –setelah reshuffle kabinet dilakukan. Begitu keras kata-kata tokoh relawan Jokowi kelahiran Tual, Maluku Tenggara, lulusan teknik IKIP Bandung itu. Saking kerasnya kata-kata pemuja Jokowi itu sampai saya tidak berani membesarkan volume suara di HP saya. Kalau ingin tahu lebih banyak tentang Yanes, bukalah file lama. Betapa besar peran Yanes di Kongres Relawan Jokowi Sedunia.
Saya juga mendapat kiriman video lain: rombongan orang berpakaian hitam-hitam ke rumah Jokowi di Solo. Bisa saja video itu hanya sebuah ''kebenaran baru'' tapi setidaknya suhu musim kemarau basah ini memang lebih terasa panas.
Maka kalau sampai Koperasi Merah Putih tidak sukses, alangkah terbakarnya kursi Ferry.
Ferry Juliantono adalah orang pergerakan. Ia tahu birokrasi sudah banyak yang karatan. Birokrasi telah menjadi bagian dari keterbatasan. Tapi Ferry sudah terbiasa tajam melihat persoalan. Pasti ada jalan.
Tempaan kursi panas sekarang ini justru bisa lebih mempertajam langkah pemrioritasan program utamanya.
Baru sekarang ini kursi menteri koperasi menjadi begitu hot-nya. Melebihi kursi yang sama di zaman Adi Sasono –yang juga mentornya. HOT –Hotdog Oncom Tempe.(Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 10 September 2025: Rujak Purbaya
Tivibox
"Jadi ke depan teman-teman media beri saya waktu untuk bekerja dengan baik, nanti kalau sudah beberapa bulan baru anda kritik habis-habisan," kata Pak Menkeu baru. Jadi....., apakah ngerujaknya harus sekarang ? Memang sebaiknya beri dulu waktu agar buah mangganya matang. Nanti kalau sudah pas waktunya dipetik barulah diputuskan rujak atau tidak. Siapkan saja dulu bahan-bahan yang lain, cabai, garam, terasi, gula serta cobek dan ulekannya. Semoga pada saat nanti mangganya matang rasanya jadi manis, sehingga kita tak jadi ngerujak, tapi cukup petik dan makan langsung tanpa basa-basi. Tapi kalau mangganya asam kecut, saatnya tambah cabai dan garam agar rasa rujaknya seimbang.
djokoLodang
-o-- ... Ilmu ekonominya ia peroleh dari Amerika –Amerika yang lain: Purdue University. Di Indiana. Bukan dari Berkeley atau Harvard. ... *) Purdue bisa diartikan "it is due for Pur (baya)". Teringat ungkapan: "When the student is ready, the teacher appears." Jangan dikira hanya murid yang mencari guru. Guru pun mencari murid yang bisa mewarisi dan meneruskan ajarannya. --koJo.-
djokoLodang
-o-- Purbaya Yudhi Sadewa Mantap sekali baca CHDI hari ini. Saya hanya ingin mengulas dari segi makna nama Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. 1) Purbaya Dalam cerita wayang, Purbaya atau Purabaya adalah nama lain Gatotkaca. Tokoh "otot kawat balung wesi". 2) Yudhi Nama Yudhi berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu dari kata "Yuddha", yang berarti perang, pertempuran, atau pertarungan. Nama ini sering digunakan dengan harapan orang tua agar anaknya memiliki sifat keberanian, kekuatan, dan seni bertempur. 3) Sadewa - Dalam cerita wayang, Sadewa adalah satu dari lima bersaudara Pandawa. Anak kembar Prabu Pandu dan Dewi Madrim, dan merupakan yang termuda bersama Nakula. Ia memiliki kepandaian luar biasa dalam bidang astronomi, matahari, dan perbintangan, bahkan ia dapat membaca masa depan dan dianggap lebih bijak dari guru para dewa. . - Arti Harfiah: Kesetiaan: Secara umum, Sadewa merujuk pada sifat setia dan berbakti. Kewaspadaan: Sosoknya juga memiliki tingkat kewaspadaan yang tinggi terhadap sekitar. Kepercayaan: Sadewa dikenal sebagai orang yang dapat dipercaya untuk menyimpan rahasia. *) Selamat berkarya, pak Purbaya Yudhi Sadewa. --koJo.-
Er Gham 2
Mengulas kembali soal kuota haji. Baru tahu, jika tidak keliru, ternyata dari 8.400 kuota haji khusus --dari 10.000 kuota-- ada yang dijual sebagai haji furoda. Dijual dengan harga haji furoda, namun diklasifikasikan sebagai haji khusus. Ada tambahan 20.000 kuota. Seharusnya sesuai UU, haji khusus hanya memperoleh 1.600 kuota, namun diselewengkan sehingga kuota haji khusus memperoleh 10.000 kuota. Nah, dari 10.000 ini, tidak otomatis diberikan kepada para jemaah yang antri haji khusus, namun sebagian dijual sebagai haji furoda. Mungkin yang 1.600 benar diberikan kepada yang sudah antri. Namun 8.400 ini masih kembali diselewengkan sebagai haji furoda. Dijual kepada banyak travel, dengan fee tertentu, mungkin ke ratusan travel. Dan mungkin ada koordinator travel yang ditunjuk, yang dianggap senior. Nah, data daftar kuota 8.400 inilah yang dikejar KPK dan sayangnya datanya telah dimusnahkan. Jadi dua kali diselewengkan. Yang pertama pembagian kuota yang tidak sesuai UU -- seharusnya haji khusus hanya dapat 1.600. Yang kedua, penyelewengan kuota haji khusus dijual kembali sebagai haji furoda. Haji furoda itu memang skemanya undangan, namun kok bisa diperjualbelikan. Mungkin ini penyebab pihak Saudi tidak lagi kasih undangan haji furoda. Jika memang demikian, bisa saja saya keliru, saya cuma mau katakan: "setan tuch bisa dimana saja".
Jokosp Sp
Ayoooo buktikan jangan cuma ngomong "stok beras tertinggi selama pemerintahan sekarang", tetapi "Harga beras di lapangan justru lebih mahal yang dibeli rakyat". Ini artinya tidak sanggup mengelola dan mengatur pasar beras. Masih dikendalikan oleh para tengkulak. Apakah data itu benar.......?. Kayaknya saya harus tetap percaya sama rumput yang bergoyang.
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
PENDIDIKAN IDEAL UNTUK MENTERI KEUANGAN: MITOS ATAU FAKTA.. Tidak ada pendidikan tunggal yang “paling tepat” untuk Menteri Keuangan. Studi empiris menunjukkan latar belakang mereka sangat beragam: ekonomi, akuntansi, hukum, teknik, hingga perbankan. Yang lebih penting adalah modal pengalaman: rekam jejak di keuangan, birokrasi, atau politik. Dalam praktik global, ekonom cenderung dipilih saat krisis atau ketika presiden menginginkan teknokrasi kuat. Sementara profesional perbankan/keuangan lebih sering dipilih saat fokus pada stabilitas pasar. Namun, faktor politik dan loyalitas kabinet juga sering dominan. Dampak pendidikan terhadap kinerja fiskal pun tidak konsisten. Beberapa riset menunjukkan keberhasilan kebijakan lebih dipengaruhi oleh pengalaman, durasi jabatan, dan dukungan politik ketimbang gelar akademik. Kasus Purbaya Yudhi Sadewa menarik: lulusan S1 Teknik ITB, PhD Ekonomi Purdue, dan pengalaman di Danareksa & LPS membuatnya punya kombinasi analisis teknis + wawasan makro yang solid. Penentu keberhasilannya bukan ijazah, melainkan kredibilitas pasar, dukungan politik, dan kekuatan tim teknis di Kemenkeu. ### Pendidikan penting, tapi bukan penentu tunggal. Kombinasi keilmuan, pengalaman, dan dukungan politik jauh lebih menentukan. (Plus, mungkin, harus pelit bicara. Pelit gestur).
Lagarenze 1301
Dulu, usia dewasa 17 tahun. Maka, film yang sedikit saru diberi label "17 tahun ke atas". Sering juga ditulis 17++. Sebagian perusuh, yang generasi kolonial, pasti masih ingat situs ini: 17tahun.com. Sekarang angka 17 sudah berubah. UU Ketenagakerjaan dan UU Peradilan Anak mematok batas dewasa 18 tahun. UU Perkawinan bahkan 19 tahun. Oh, iya, 17+8 kalau dibolak-balik menjadi 18+7 hasilnya tetap sama. Tapi, dalam konteks tuntutan rakyat, memang akan lebih seksi jika ditulis 17+8. Seperti 17 Agustus. Ultah Kemerdekaan RI. Yang juga ulang tahunnya tokoh siapa itu.
Kujang Amburadul
Tuntutan 17+8 itu memang kecil. Tuntutan yg besar adalah, agar para penyelenggara negara itu tidak/jangan serakah, tamak, rakus dan loba serta memiliki ahlaq yg baik. Itu saja.
Denny Herbert
Posisi Menteri Keuangan bukan sekadar soal hitung angka, melainkan soal trust dan navigasi. Purbaya memang berbeda: jujur, apa adanya, bahkan berisiko. Itu bisa jadi kelemahan, tapi juga kelebihan di tengah masyarakat yang haus transparansi. Namun, ucapan saja tak cukup. Pasar menunggu gula-gula fiskal yang nyata: bagaimana kebijakan pajak, belanja negara, dan insentif industri benar-benar mampu mendorong pertumbuhan produktif, bukan hanya konsumsi rumah tangga. Kuncinya, ada dua agenda mendesak: 1. Memperluas basis pajak lewat penguatan sektor formal & industri, bukan sekadar mengejar UMKM informal yang hard to tax. 2. Mengarahkan APBN bukan hanya jadi instrumen stabilisasi, tapi stimulus pertumbuhan—yang sensitif terhadap output industri, energi, pertanian modern, dan teknologi. Kalau Purbaya bisa menjaga keseimbangan antara gaya bicara apa adanya dan strategi fiskal yang visioner, ia bukan hanya sedang dirujak, tapi justru bisa menghadirkan rujak segar bagi ekonomi Indonesia. Kritik pasar dan publik harus dijadikan vitamin, bukan racun. Ekonomi 8%? Mungkin terdengar muluk. Tapi kalau industri bangkit, pajak membaik, dan kebijakan fiskal benar-benar supply-driven, bukan tidak mungkin arah baru ini bisa jadi kenyataan.”
Sadewa 19
Ternyata banyak juga ekonom yang dari Teknik Elektro. Mereka belajar arus listrik tetapi bekerja mengelola arus kas. Nggak masalah asal jangan terlalu ngikutin arus. Biasanya ekonom dari teknik lebih jago kalkulus, jago berhitung, namun kurang jago berpolitik. Mereka sudah terbiasa bekerja mandiri bahkan jadi terkesan individualis. Pak menkeu, membandingkan ekonomi jaman SBY dan JOKOWI. Jaman SBY bisa tumbuh 6% karena sektor swasta menjadi mesin utama perekonomian. Jaman Jokowi hanya tumbuh 5% karena swasta tidak begitu berperan, saat itu pertumbuhan ekonomi lebih banyak karena proyek proyek infrastruktur pemerintah. Saya pun merasakan hal itu. Sektor swasta 10 tahun terakhir kayak mati suri. Kecuali yg deket deket oligarki. Ketimpangan ekonomi jadi PR berat Pak Menteri. Bagaimana menjaga stabilitas fiskal ditengah agenda pembangunan. Belum lagi optimalisasi penerimaan negara. Mungkin bisa dibuat pajak khusus bagi orang-orang super kaya. Pak Menteri akan sering makan rujak, namun rasanya akan sulit tidur nyenyak.
Taufik Hidayat
Membaca judul Rujak Purbaya langsung mengingatkan saya akan makanan yang paling saya suka. Pertama adalah Rujak Pengantin, makanan khas peranakan /Betawi yang sekukuh lebih mirip gado gado dengan bumbu kacang yang nikmat. Kalau makan ini mata saya bisa hilang hitam-hitamnya. Mana ada rujak lengkap dengan potongan kentang dan salada? Kata rujak juga mengingatkan saya akan Rojak di Singapura . Di negeri LKY ini rojak pun bermakna campuran atau gado gado. Jadi rojak bisa makanan India , Melayu atau Cina. tapi saya sangat suka Indian Rojak : lebih mirip gorengan mix lengkap dengan tahu, kentang, sosis , potongan udang goreng disantap dengan saus kacang kental merah yg mirip tahu petis dalam rujak cingur! Sementara chinese rojak lebih kaya dengan potongan buah dan sayuran termasuk ada cakwe nya. Jadi ingat sering banget makan rojak di kantin tempat saya dulu pernah mampir di tahun 1990 an . Harganya pun murah hanya kurang dari 2 Dollar saja . Lalu apakah rujak Purbaya akan sama lezatnya?
heru santoso
Note 25 (catatan perjalanan) . . . . . . . . Aku turun di Railway station yang sangat sederhana. Kesan sederhana itu membuatku penasaran karena selama ini aku selalu terpapar kemewahan stasiun kereta ataupun MRT. Rasa penasaranku terobati tanpa mahal. Cukup berjalan menjelajah koridor dari ujung ke ujung area stasiun ini. Sambil memenuhi target 10ribu langkah kaki sehari. Kereta yang mengantarku ke Wuxi kali ini type K. Kereta lambat. Dia punya stasiun nya sendiri yg lebih sederhana. Terpisah. Namun masih bersebelahan dan tersambung dengan stasiun kereta cepat. Dan tentu terintegrasi dengan semua moda transportasi darat: MRT, taxi, bus kota, ride hailing. Design khas railway station China. Aku pilih MRT jalur 2 untuk menuju hotelku. Pertimbangan utama memilih hotel selalu lokasi yang dekat metro station (MRT). Kali ini dapat yang lumayan bagus, harga semalam setara tiket kereta Shanghai - Hangzhou. Hotel di Wuxi lebih murah dari rerata kota lain. Pun makanannya. Juga public transport nya: MRT ke hotelku tadi hanya bayar 2 Yuan. Keluar MRT aku menyusuri trotoar menuju hotel. Trotoarnya tidak sangat lega seperti di Shanghai atau Hangzhou, atau Thamrin HI. Belum lapar, namun deretan kuliner sepanjang trotoar ini terlalu menggoda. Mampir W-chicken, KFC local. Pesen ayam goreng utuh Rp 35ribu. Diantara kemegahan dan kemewahan China jangan takut mahal, nikmati murahnya transportasi, makan, pernik souvenir ataupun obat non generik.
pak tani
NEPAL GEN-Z PM Nepal resign, rumah menkeu nya dikepung masa, dan beredar video, Bishnu Prasad diarak. Motor penggerak demo di Nepal adalah genZ. Terlihat di youtube, ada yang bawa senapan otomatis, mungkin hasil dari jarah aparat/militer. Korban jiwa 19 orang. Pemicunya, pemblokiran medsos. Rakyat hendak dibungkam. Sebelumnya, banyak beredar video pejabat Nepal yang flexing, khusunya anak2 pejabat. Dikenal dengan Nepo baby, Dikuliti netizen Nepal. Keadaan pejabatnya berbanding terbalik dengan rakyat Nepal, khususnya genZ, banyak yang #kabur aja dulu. Keluar negri hanya untuk bekerja seadanya. Lapangan kerja jelas susah. Mirip dengan situasi di sini ? Salah satu komentar netizen Nepal di youtube mengatakan, mereka terinspirasi demo di Indonesia. Demo Nepal sejauh ini membawa hasil, tujuannya jelas, revolusi. Reset pemerintah dan angkat pejabat yang kompeten. Bukan pejabat hasil KKN. Apakah pemerintah baru akan lebih baik? Kita lihat nanti. Tetaplah bersuara, meski kadang hanya sayup terdengar. Tetaplah berkomentar, meski kadang tidak masuk komen pilihan :)
Gregorius Indiarto
Setengah pendek yang saya tahu susahnya menjadi pejabat. Bukan tanggungjawab pekerjaan yang paling menyusahkan, juga bukan target hasil kerja, meski semua itu bisa menjadi alasan hilangnya suatu jabatan. Bukan ahli dibidangnya pun bukan masalah, masih tidak bikin susah susah amat, nyatanya ada ahli kayu jadi presiden, artis jadi pemimpin daerah dan wakil rakyat, bahkan lulusan sekolah agama ada yang jadi menteri, dan sukses (? ). Yang paling susah menjadi pejabat itu menjaga diri untuk tidak menjadi diri sendiri. Sebelum menjadi pejabat bicara ceplas-ceplos, sambil bercanda, ada waktu luang bisa main domino, bebas. Sebelum menjadi pejabat jika menerima sesuatu yang menyenangkan bersorak, tepuk tangan disertai joget, bebas. Setelah menjadi pejabat; ceplas-ceplos mu, canda mu, domino mu, joget mu bisa melengserkan mu. Beda lagi dengan penjahat, apapun yang dilakukan, tidak akan melengserkan jabatannya, kecuali bertobat. Mungkin beda lagi dengan pejabat yang jahat,....
Lukman Nugroho
Rasanya risiko penolakannya akan sangat tinggi sekali. Jika yang Abah lakukan dulu ketika masih menjadi sesuatu di praktikkan di era saat ini. Bicara apa adanya. Berpakaian itu-itu saja. Membuka pintu tol karena antri. Dan masih banyak "kontroversi" yang lain. Sebab era saat ini itu, era dimana, orang lebih suka dengan kepura-puraan. Orang lebih senang cara santun meski melukai dan menyakiti. Orang kian condong dengan sikap halus meski menusuk. Kami sepakat, tata krama itu penting. Tetapi, apalah arti tata krama dan sopan santun. Jika dibalik sikap itu ada niat tidak baik. Ada niat merugikan rakyat dan negara. Kenapa jika ada pejabat yang lebih apa adanya dalam sikap, kata dan tingkah laku yang genuin malah sering jadi bahan "rujakan". Wolo-wolo kuato. Semoga bangsa ini kian cerdas. Tata krama dan sopan santun itu penting. Tapi jujur dan apa adanya itu jauh lebih penting.
pak tani
apalagi keceplosan, mau bawa oleh2. Bisa ditagih terus sama perusuh.
Jokosp Sp
Mau pajak lagi dinaikkan ke masyarakat yang sudak sekarat ini?. Menkeu dibayar gajinya dan tunjangan lainnya dari pajak rakyat. Coba cari jalan yang lebih smart. Cobalah out of the box, berpikir yang tidak memberatkan masyarakat dan pengusaha dengan cara-cara memeras lewat pajak. Tambang ilegal dibeneri segera, bukan omon-omon. Pemerintah bisa sita tambang, alat-alat beratnya, semua aset yang dipakai untuk berproduksi, sita kekayaan pengusahanya dari penjarahan kekayaan alam itu, dan tuntut secara hukum dan penjarakan karena sudah melanggar perijinan dan melakukan eksploitasi kekayaan alam Indonesia tanpa ijin. Dari Tambang saja anda bisa buat bayar hutang negara dan melunasinya. Benahi sifat korup di institusi pajak dan bea cukai, dan pelabuhannya. Tidak usah muluk-muluk banyak program, dua itu saja kalau anda berhasil saya akan angkat anda jadi menkeu terbaik di dunia. Dan saya usulkan anda jadi pejabat terbersih dalam sejarah pemerintahan Indonesia. Anda layak hidup gratis dari fasilitas yang dibiayai oleh negara selama hidup anda, karena anda sudah membuat sejarah Indonesia maju dan bersih sekelas negara Singapura.
djokoLodang
-o-- Selingan -Baju Polo Pagi tadi, saat menonton podcast p DI bersama Purbaya, Nenek memperhatikan pullover polo yang dipakai pak DI. Usai nonton, segera dihampirinyi Kakek yang sedang asyik baca Tempo edisi cetak. Nenek: "Aku nggak percaya, Kangmas!" Kakek: "Ehm, ada apa, Nimas sayang?" Nenek: "Kamu terus saja pakai kaos polo pemberianku setahun yang lalu! Kamu nggak pernah pakai kaos-kaos polo bagus lainnya yang kubelikan untukmu." Kakek: "Aku akan melepasnya kalau kamu mau." Nenek "Enggak! Aku cuma mau tahu kenapa kamu hanya pakai yang ini dan bukan yang lainnya. Yang jauuuh lebih buaguus!. ..." Kakek: "Ini yang pertama kamu belikan untukku yang ada sakunya." --koJo.-
pak tani
Yang lagi ramai juga, penyerangan Israel ke tempat tinggal Hamas di Doha. US serba salah, Qatar kan sekutu US juga. Iki pie. Pak bos ngga singgung sama sekali, pak Mirza makin lama 'ngambek'nya. wkwkw Ada juga yang heboh dari T, progress kuantum komputer T dengan kecepatan 1 juta kali lebih cepat dari Sycamore nya Google. Dunia bergerak dengan cepat dan dinamis. Konoha kok rasanya gini2 aja.
my Ando
Rujak itu enak, terpilih sebagai salah satu jenis salad terbaik di kampung ku hehe tapi kalo dirujak itu gak enak, kenapa....? karna legit² fitnah
Bahtiar HS
Bang EG2 Ada teori yg disebut Six Degrees Separation (Enam Tingkat Pemisahan). Teori ini berkaitan dg gagasan bhw setiap orang di dunia dpt dihubungkan dg orang lain melalui rantai kenalan yg rata2 tdk lbh dari 6 orang. Mula pertama dikemukakan oleh Frigyes Karinthy, penulis Hungaria, pd 1929, yg kemudian dikonfirmasi secara eksperimental dlm "small-word experiment" oleh Stanley Milgram, psikolog sosial dari Amrik, pada 1967. Teori ini menunjukkan bahwa dunia sosial kita sebenarnya lbh terhubung drpd yang kita perkirakan. Semua org terhubung dg sedikit perantara atau layer itu. Dulu saya jauh dari drh Yudha, dr Robert, Pak PS, PYS, Bu SM, Pak SBY, Pak ARB dll. Sekarang mungkin hanya 2 layer saja. Saya kenal Pak Bos Disway. Beliau kenal dengan semua itu. Jadi lewat Pak Bos, sy bs terhubung dg banyak org lain yg sebelumnya jauh krn hrs memutar lewat orang-orang lain; bisa 5-6 layer atau lebih hrs dilewati. Bahkan mungkin sy dekat dg Pak Ping atau Pak Tin, krn saya kenal Pak Bos. Pak Bos kenal Pak PS. Dan Pak PS kenal Pak Ping dan Pak Tin. Kan mereka baru ketemuan minggu lalu. Oleh2nya reshuffle kabinet. Bu SM diganti Pak PYS. Jadi kalau pas di Singapura mau ketemu dr Robert yang itu, mungkin sy bisa lewat perantaraan Pak Bos; minta dihubungkan beliau agar bs jumpa. Tp ya itu, asal Pak Bos mau menghubungkan dan belum tentu dr Robert mau, krn tidak kenal saya sebelumnya :))
Er Gham 2
Dalam dunia intelijen, ada istilah layering. Layer 1, 2, 3 dst. Nah seseorang di layer 1 mengenal layer 2, tapi dia tidak mengenal dan mengetahui siapa layer 3 nya. Nah, layer 3 juga kadang berteman dengan seseorang di suatu negara misalnya. Kita sebut saja nama teman itu Mr X. Layer 3 berteman dengan Mr X yang merupakan pejabat penting misalnya. Nah, si Mr X ini tidak menyadari kalo si layer 3 sebenarnya adalah agen. Mereka berteman biasa dan ngobrol 2.
Prieyanto
Rujak Glembuk Hidup selalu menawari kita dua rasa: pedasnya rujak dan manisnya glembuk. Rujak adalah kejujuran : manis, asam, pedas, apa adanya, meski kadang bikin mata berair. Glembuk adalah ilusi: bungkusnya indah, rasanya manis di bibir, tapi hampa di dalam. Sayangnya, banyak yang lebih memilih hidup dalam manisnya glembuk ketimbang menelan jujur pedasnya rujak. Padahal, hanya dengan berani menghadapi rasa asli, kita bisa benar-benar kenyang oleh kehidupan. Lebih baik kita kepedesan oleh rujak kejujuran daripada terlena dalam manis semu glembuk. Sebab rujak, meski bikin mata berair, tetap menyegarkan jiwa. Sedang glembuk, manisnya cuma sebentar, getirnya panjang. Pada akhirnya, hidup hanya menanyakan: berani kah kita menelan pedasnya kenyataan, atau lebih suka mabuk manis dalam kepalsuan?#prie
Gregorius Indiarto
Sesuatu yang baru disertai harapan baru. Pun dengan menteri. Kita berharap banyak perubahan menjadi lebih baik. Kenyataannya? Kita tunggu ketika hari, minggu, bulan atau tahun esok menjadi hari ini.
Er Gham 2
MBG memang harus dikaji ulang. Anak anak sekolah kaya, ngapain masih dikasih MBG. Bekal makan mereka lebih mewah, lebih lezat. Dengan yang jajan lima kali harga satu porsi MBG. Mungkin mereka juga 'gak suka' lihat menu nya. Pilih saja sekolah tertentu. Yang anak anaknya hanya bawa bekal nasi putih tanpa lauk. Yang makan nasinya hanya sekali sehari. Saat masih muda, presiden mungkin sering berlatih tempur di hutan, dan mampir di desa desa pinggir hutan. Kadang cuma numpang istirahat, ngopi, sambil briefing ke komandan satuan di bawahnya. Melihat kondisi anak anak desa di pinggir hutan tempat latihan tempur itu mungkin berbekas di ingatan nya.
Juve Zhang
Kalau mau tahu seorang presiden sukses membangun ekonomi sebuah bangsa cek Dompet Anda sendiri.....Cek dompet saudara sendiri....Cek jualan saudara....cek jualan Tetangga....cek jualan pedagang keliling....dari 100 survei itu anda tahu masa kerja waktu presiden nya Dewa Arak atau Jiu Shen....gimana ...kan nampak ada statistik kecil Kecilan misal Dompet Anda makin tipis....atau dompet saudara agak gemuk....dst...dari sana Bos CHDI tahu persis satu dekade terakhir kita jALAN DITEMPAT.....beliau banyak gaul sama pebisnis tahu persis....satu dekade Oligarki Mabuk yg sukses ngantongi Ton ton an amunisi.....gak perlu indikator Anak Semester 1 kuliah ekonomi Makro.....Hutang per PDB....Kurang Per Panjang Jari anda....dll....itu untuk konsumsi pers semata.....Dompet Anda ....Dompet saudara anda ... dompet orang dekat anda gak akan berbohong ....kalau memang dompet anda amblas ya bilang saja ekonomi Dewa mabuk emang gagal.......kalau dulu motor atau mobil anda sudah usia tua.... Dewa mabuk sepuluh tahun masih juga anda naik motor atau mobil tua ....itu sudah jelas ekonomi Mandeg....gak jalan....jadi periksa dompet sendiri dulu dan orang dekat sekitaran jika makin tipis Confirmed 90% ekonomi stagnan......bukan suka atau benci dewa Mabuk.....ini belajar realita..... kenyataan kandang pahit.....mirip obat yg kita minum.....
Marjan
Arus lemah tegangan tinggi. Arus kuat tegangan rendah. Jago arus lemah penampilan "tegangan rendah". Kesan "tegangan rendah" saya tangkap saat menonton serah-terima jabatan Menkeu. Menkeu Purbaya santai saat membacakan teks pidato. Beberapa lembar naskah dilewat. Bahkan berseloroh pegawai Kemenkeu salah ketik. Kebijakan dalam fiskal dan moneter tidak akan aneh-aneh, katanya. Ibarat tubuh, Menkeu bertugas mencari nutrisi untuk tubuh dengan kebijakan fiskalnya. Dan mengatur aliran darah dengan kebijakan moneternya. Dengan BI sebagai jantungnya. Postur tubuh akan dijadikan seperti model atau atlit kelas dunia tergantuk otak. Otaknya ya Presiden. Postur tubuh kurus atau saki-sakitan yang ditanya-tanya ya Menkeu. Kalau tubuh sehat Menkeu tidak disebut-sebut. Selamat bekerja kang Purbaya. NU penting digawe saregep. Bu Sri Mulyani, selamat menikmati hidup. Hatur nuhun.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:

Komentar: 139
Silahkan login untuk berkomentar