Indonesia Punya Kekuatan Jadi Juru Runding Meski Rusia Belum Mau Damai

Indonesia Punya Kekuatan Jadi Juru Runding Meski Rusia Belum Mau Damai

Dalam satu kesempatan Presiden Jokowi bersua dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.-Twitter/@Asean-

Nah dengan mempertemukan negara-negara yang berkonflik dalam meja perundingan ini akan menjadi titik temu yang baik.

Arfani mengatakan Indonesia dapat memanfaatkan kedekatan dengan China atau Rusia

Ini langkah untuk mengupayakan gencatan senjata dan mendudukan keduanya di meja perundingan.

Jika perlu menggandeng India atau Brazil yang akan memegang keketuaan G-20 berikutnya sebagai ketua berikut G-20 setelah India. 

”Jadi diperlukan langkah-langkah luar biasa untuk diplomatik,” ujar dia.

Jika konflik berlarut-larut maka kondisi geopolitik dan geoekonomi secara global bisa terdampak cukup serius terutama di Asia Tenggara.

Dari sisi geopolitik persaingan negara-negara barat dengan Rusia akan berlangsung dalam beberapa waktu ke depan.

”Selama ini kita melihat Rusia sebagai pewaris negara adikuasa Uni Sovyet. Mereka nampaknya menginginkan status itu tetap ada,” jelas Noer Arfani.

Sementara itu, Ketua DPR RI Puan Maharani memimpin Sidang Majelis Ke-144 Inter-Parliamentary Union (IPU) yang berhasil menyepakati resolusi damai untuk konflik Rusia dan Ukraina.

Resolusi damai itu disepakati oleh ribuan delegasi yang mewakili parlemen dari 115 negara setelah melalui serangkaian tahapan sidang dan sesi debat.

"Indonesia sejak awal menekankan pentingnya peran sentral IPU dalam mencari solusi di Ukraina secara berimbang," jelas Puan Maharani saat jumpa pers usai penutupan Sidang Majelis Ke-144 IPU di BICC, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis.

Dalam Sidang Majelis Ke-144 IPU pada 20–24 Maret 2022, tiap negara anggota dipersilakan mengusulkan rancangan resolusi yang mendesak (emergency item).

Di sidang majelis IPU tahun ini, delegasi Parlemen Ukraina mengusulkan draf resolusi terkait konflik Rusia dan Ukraina.

Draf resolusi yang disampaikan oleh Parlemen Ukraina meminta IPU secara lugas mengecam Rusia dan Belarusia atas aksi militer mereka di Ukraina.

Namun, pandangan itu, menurut delegasi Indonesia berisiko memperkeruh konflik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: