Regenerasi Tanpa Lewati Masa Depresi ala Real Madrid

Regenerasi Tanpa Lewati Masa Depresi ala Real Madrid

Selebrasi Real Madrid usai mengalahkan Man City di leg kedua Liga Champions dengan kemenangan agregat 6-5 di Santiago Benabeu Kamis 5 Mei 2022 dini hari WIB. Foto: Twitter/@realmadridfc-disway.id--

Tidak ada gol lagi yang tercipta di sisa laga. Real Madrid menang 3-1 dan berhak lolos ke babak final untuk melawan Liverpool.

Itu adalah partai ulangan final UCL pada 2018. Kala itu Real Madrid yang masih diperkuat sederet bintang di usia emas mereka keluar sebagai juara.

Ya, Real Madrid akan datang dengan skuad yang berbeda untuk final kali ini. Tidak ada lagi nama Sergio Ramos, Raphael Varane, Keylor Navas, dan Cristiano Ronaldo.

Real Madrid tahun ini layak sebut sebagai skuad regenerasi. Skuad prototipe untuk menghadapi 5 atau bahkan 10 tahun ke depan. 

Menariknya, skuad regenerasi itu belum sepenuhnya terbentuk. Bisa dilihat di sepanjang musim ini, Real Madrid masih mempertahankan lima nama yang ada di skuad juara 2018 sebagai starter.

Mereka adalah Dani Carvajal, Casemiro, Toni Kroos, Luka Modric, dan Benzema. 

Lima nama itu tampaknya diharapkan sebagai mentor untuk membimbing para pemain muda tetap berada di jalur kemenangan ala Real Madrid. Namun, untuk trio gelandang yang mereka punya, penulis memiliki penilaian khusus.

Trio Casemiro, Kroos, dan Modric sudah menua. Meski baru berusia 30 tahun, Casemiro tampaknya sudah mulai kesulitan untuk mengikuti irama permainan sepak bola modern. Ia tak tampak energik seperti tahun lalu.

Bahkan, di beberapa kesempatan, ia justru berperan seperti ”bad guy” di tim tersebut, mengikuti jejak Pepe di era lawas. 

Kroos (32) dan Modric (36) di mata penulis hanya bertahan 60 menit di lapangan. Jika dipaksa terus bermain, keduanya benar-benar hanya mengandalkan teknik mereka yang tidak memudar. Fisik mereka sungguh babak belur. 

Itu pun terlihat di leg 2 kemarin. Setelah trio itu diganti, permainan Real Madrid jauh lebih energik. Real Madrid seolah tim yang berbeda ketika Camavinga, Asensio, dan Federico Valverde menjadi pusat permainan. 

Ditambah dengan Rodrygo dan Vinicius Jr. di area sayap, Real Madrid berubah dari tim veteran menjadi tim U-23, muda dan penuh tenaga. Hanya Asensio yang sudah berusia lebih dari 23 tahun, itu pun ia masih berusia 26 tahun.

Ditambah Eder Militao dan Ferland Mendy di lini belakang, Real Madrid bisa dibilang berhasil melakukan regenerasi tanpa harus mengalami masa ”depresi”. 

Selepas kepergian Cristiano Ronaldo pada 2018, Real Madrid memang diragukan bisa menjaga prestasi mereka. Pasalnya, kepergian Ronaldo berdampak instan. Real Madrid hanya berhasil membawa satu trofi di musim 2018/2019, juara Piala Dunia Antarklub FIFA. 

Di waktu yang bersamaan, Real Madrid mulai mempersiapkan rencana jangka panjang. Vinicius mereka tebus dari Flamengo. Courtois mereka datangkan dari Chelsea.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harian disway