Regenerasi Tanpa Lewati Masa Depresi ala Real Madrid
Selebrasi Real Madrid usai mengalahkan Man City di leg kedua Liga Champions dengan kemenangan agregat 6-5 di Santiago Benabeu Kamis 5 Mei 2022 dini hari WIB. Foto: Twitter/@realmadridfc-disway.id--
Semusim setelahnya, Rodrygo merapat dari Santos, sedangkan Mendy menyeberang dari Olympique Lyon.
Pada musim 2020/2021, Real Madrid lebih fokus mengalokasikan uang mereka pada renovasi Santiago Bernabeu. Hasilnya, mereka tak membeli satu pun pemain dan justru menjual 7 pemain secara permanen, 7 pemain dipinjamkan ke klub lain, dan 2 pemain habis kontrak.
Musim ini pun tak jauh berbeda. Hanya ada dua pemain yang merapat, satu Camavinga dan satunya lagi datang secara gratis, yakni David Alaba. Alaba yang juga sudah memiliki pengalaman juara dengan Bayern Muenchen diharapkan mampu membantu perkembangan para pemain muda itu.
Sebelum dua musim terakhir dan setelah kepergian Ronaldo, bukan hanya nama-nama di atas yang merapat. Ada nama-nama seperti Eden Hazard, Brahim Diaz, Luka Jovic, dan Alvaro Odriozola yang mereka datangkan dengan transfer. Sayangnya, mereka gagal nyetel dengan permainan Real Madrid, entah karena tidak cocok secara gaya bermain atau cedera panjang.
Lolos ke final UCL dan juara La Liga adalah prestasi yang sangat luar biasa untuk Real Madrid. Untuk skuad yang bahkan belum komplet, untuk skuad yang masih dalam proses regenerasi. Apa pun hasilnya saat lawan Liverpool, rasanya manajemen Real Madrid sudah selayaknya merasa bangga atas diri mereka.
Kepercayaan yang mereka berikan kepada para pemain muda itu terbayar dengan baik. Jangan lupa, nama-nama seperti Luqas Vasquez, Nacho Fernandez, Asensio, Jesus Vallejo, dan Valverde datang dari program pembinaan usia dini mereka yang bernama Real Madrid Castilla. Sekali lagi, itu adalah kesuksesan organisasi yang luar biasa untuk Real Madrid.
Real Madrid berhasil mengubah persona mereka dari tim yang gemar membeli pemain bintang menjadi tim pengoleksi bibit-bibit muda. Di lain sisi, Real Madrid pun masih berhasil menjual pemain-pemain mereka yang gagal bersinar atau tidak cocok dengan skema tim dengan harga yang masih bagus.
Di tengah kegilaan harga para pemain di pasar, Real Madrid menemukan cara untuk tetap berkuasa tanpa merasakan sengsara dengan dua cara: sabar dan percaya atas proses-proses yang ada. (*)
*) Editor di Mainbasket (Disway National Network).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harian disway