Merasa Doamu Nggak Dikabulkan, Mungkin Sebab-sebab Ini Ada Pada Dirimu

Merasa Doamu Nggak Dikabulkan, Mungkin Sebab-sebab Ini Ada Pada Dirimu

Doa setelah salat sunnah dhuha ini sangat dianjurkan dan diamalkan karena memiliki ganjaran besar berupa rezeki yang tak disangka-sangka-Rachid Oucharia-Unsplash

Harus dipahami bahwa saat Allah Ta’ala menakdirkan terkabulnya sebuah doa, maka bisa saja Allah Ta’ala kabulkan doa tersebut secara spontan, langsung setelah seorang hamba berdoa. Namun, yang paling sering terjadi, Allah Ta’ala kabulkan doa tersebut setelah berlalunya beberapa waktu. Sebagaimana yang terjadi di dalam kisah doa Nabi Ya’qub untuk Nabi Yusuf ‘alaihimassalam saat Yusuf menceritakan mimpinya kepadanya,

وَكَذَٰلِكَ يَجْتَبِيكَ رَبُّكَ وَيُعَلِّمُكَ مِن تَأْوِيلِ ٱلْأَحَادِيثِ وَيُتِمُّ نِعْمَتَهُۥ عَلَيْكَ وَعَلَىٰٓ ءَالِ يَعْقُوبَ كَمَآ أَتَمَّهَا عَلَىٰٓ أَبَوَيْكَ مِن قَبْلُ إِبْرَٰهِيمَ وَإِسْحَٰقَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ عَلِيمٌ حَكِيم

“(Ya’qub berdoa), “Dan demikianlah, Tuhan memilih Engkau (untuk menjadi Nabi) dan mengajarkan kepadamu sebagian dari takwil mimpi dan menyempurnakan (nikmat-Nya) kepadamu dan kepada keluarga Ya’qub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada kedua orang kakekmu sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishak. Sungguh, Tuhanmu Maha Mengetahui, Maha bijaksana.” (QS. Yusuf: 6)

BACA JUGA:Doa Asmaul Husna, Arti dan Keutamaannya

Allah Ta’ala kabulkan doa Nabi Ya’qub tersebut setelah waktu yang sangat panjang, yaitu ketika Yusuf ‘alaihissalam berada di penjara kemudian ia dapat menakwilkan mimpi seorang raja. Sehingga Yusuf menjadi orang yang dipercaya dan memiliki kedudukan yang tinggi.

Saat Allah Ta’ala tidak mengabulkan doa seseorang sesuai dengan apa yang ia inginkan, pasti hal tersebut memiliki hikmah yang sangat besar. Baik itu diketahui langsung oleh orang yang berdoa tersebut maupun hikmahnya tidak dapat diketahui, kecuali oleh Allah Ta’ala.

Oleh karenanya, seorang muslim yang kuat imannya, saat mendapati bahwa doanya tidak kunjung dikabulkan oleh Allah Ta’ala, maka ia tidak boleh berputus asa, berhenti dari berdoa bahkan menyalahkan Allah Ta’ala. Sebaliknya, ia harus selalu optimis, menjalankan sebab-sebab dan mengedepankan khusnuzdon (berbaik sangka) kepada Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman di dalam sebuah hadis qudsi,

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي

“Sesungguhnya Aku berdasarkan pada prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Aku akan selalu bersamanya jika ia mengingat-Ku.” (HR. Bukhari no. 7537 dan Muslim no. 2675).

Wallahu A’lam Bisshowaab.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: