Dua Lagi

Dua Lagi

KETEGANGAN kini pindah ke hasil Pemilu untuk Senat. Partai Republik mendapat 50 kursi. Partai Demokrat  mendapat 48 kursi.Tinggal dua kursi lagi yang masih harus diperebutkan. Dua-duanya di dapil 6 negara bagian Georgia.

Di Pemilu 3 November lalu, dapil ini gagal menemukan pemenang. Tidak ada caleg yang mendapat suara lebih 50 persen.

Caleg Republik yang kaya raya hanya mendapat suara 25,9 persen: Kelly Loeffler. Wanita, cantik, 51 tahun. Kelly adalah salah satu terkaya di Georgia.

Caleg di Georgia terlalu banyak. Dua kursi di dapil itu diperebutkan oleh 20 caleg. Pemenangnya sendiri Raphael Warnock, Demokrat, hanya mendapat 29,9 persen.

Maka perlu Pileg ulang: tanggal 5 Januari 2020. Pesertanya dua besar itu tadi.

Pun kalau suara semua caleg dari Republik di babak pertama beralih ke Kelly, perolehan suara Kelly baru akan menjadi 49 persen.

Sebaliknya, kalau semua suara caleg Demokrat di babak pertama ke Warnock juga hanya mendapat suara 49 persen.

Maka sumber kemenangan di babak dua nanti hanya dari suara calon independen di babak pertama. Ada empat  calon independen dan satu calon dari Partai Hijau yang ikut di Pileg pertama. Secara total mereka mendapat 2 persen suara.

Atau dari sumber lain: mereka yang di babak pertama lalu masih golput.

Serunya bukan main.

Kalau dua kursi di Dapil 6 Georgia itu bisa direbut Demokrat, maka Joe Biden bikin sejarah: menjadi Presiden Amerika yang paling mudah mendapat persetujuan legislatif.

Posisi kursi di Senat menjadi 50-50.

Itu baik bagi Biden karena mayoritas kursi di DPR tetap dipegang Partai Demokrat –meski jumlah kursinya berkurang.

Maka Partai Republik juga all out untuk merebut sisa dua kursi itu. Agar raihan yang sudah 50 kursi itu menjadi 52. Dengan 52-48 berarti Republik  tetap memegang mayoritas di Senat –meski penguasaan kursinya juga berkurang.

Hari-hari ini adalah hari yang seru di Georgia. Kemarin-kemarin seru karena tipisnya perbedaan perolehan suara Joe Biden dan Donald Trump. Sampai harus dihitung ulang. Yang hasilnya baru ketahuan hari ini –pun meski Trump bisa membalik keadaan tidak akan mengganggu kemenangan Biden secara nasional.

Kini suasana panas di Georgia beralih ke perebutan dua kursi Senat itu.

Dua kursi itu, yang satu diperebutkan antara Kelly dan Warnock tadi. Kelly itu sangat Trump. Warnock sangat Obama. Kulit putih lawan kulit hitam. Pengusaha lawan pendeta. Kaya lawan miskin.

Satu kursi lagi tidak kalah serunya. Diperebutkan antara incumbent dari Partai Republik dengan wartawan muda dari Demokrat.

David Perdue (70 tahun) lawan Jon Ossoff, 33 tahun.


David Perdue.

Perdue sangat Trump. Termasuk sangat anti Obama. Ia pengusaha besar juga. Pernah jadi eksekutif Reebok dan Dollar General, jaringan supermarket terkenal di Amerika.

Jon Ossoff pernah nyaleg di tahun 2017. Ia menang di babak pertama, tapi belum 50 persen. Lawannya hanya mendapat 19 persen. Tapi ia kalah di babak kedua.

Ossoff mendapat 48,2 persen. Lawannya, Karen Handel mendapat 51,8. Rupanya suara 16 caleg Republik di babak pertama hijrah ke Handel semua.

Di tahun 2020 ini hanya ada tiga caleg: David Perdue, Jon Ossoff dan satu nama dari Partai Libertarian. Di babak pertama 3 November Perdue dapat 49,7 persen. Ossoff dapat 47,9 persen. Sisanya untuk calon ketika tadi, 2,3 persen.

Akan ke mana suara calon ketiga itu di putaran kedua 5 Januari depan?

Rupanya perbedaan tipis itu bikin penasaran. Pengawas Pemilu juga meningkatkan kewaspadaan. Kemarin lembaga itu bikin berita besar di media lokal: lagi menyelidiki kasus kemungkinan ''impor'' pemilih dari negara bagian lain.

Yang lagi dicurigai adalah tiga organisasi di luar tim resmi para caleg. Di Amerika banyak organisasi seperti itu. Ada yang khusus untuk membuat seorang calon bisa menang. Ada yang ingin seorang calon harus kalah. Ada juga yang mengajak pemilih datang ke TPS –tanpa mengajak milih siapa pun.

Di Pilpres tahun ini yang paling terkenal adalah organisasi Lincoln Project. Yang didirikan oleh para aktivis Partai Republik. Yang misinya satu:  jangan sampai Trump terpilih lagi. Lembaga ini berhasil meraih dana masyarakat hampir Rp 1 triliun. Tepatnya 78 juta dolar. Agar Trump gagal jadi presiden lagi. Agar demokrasi Amerika kembali aman.

Hasilnya, kata seorang tokohnya, "Insya Allah demokrasi pulih kembali di Amerika." Kata insya Allah kini kian populer di Amerika. Terutama setelah kata itu diucapkan Joe Biden di debat Capres yang lalu.

Waktu itu Trump berjanji akan menyerahkan laporan pajaknya. Sejak dulu ia selalu bilang begitu. Tapi tidak pernah mau memastikan: kapan.

Maka ketika di debat itu Trump mengulangi janjinya untuk menyerahkan laporan pajak itu  Biden menyela. Sambil sedikit menyindir: "Kapan? Insya Allah?"(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 99

  • Nnnn
    Nnnn
    • Totsen
      Totsen
    • Saran
      Saran
    • Nnnn
      Nnnn
    • Totsen
      Totsen
  • dr.Sudarto
    dr.Sudarto
    • PPI
      PPI
  • Sofyan
    Sofyan
    • Choy
      Choy
    • Kuy Bro
      Kuy Bro
    • Trader
      Trader
  • BoRacHa
    BoRacHa
  • Denik
    Denik
  • Macca Madinah
    Macca Madinah
  • Cang Gober
    Cang Gober
  • Bam'shary
    Bam'shary
  • Makmum Besar
    Makmum Besar
  • raden mas kucing
    raden mas kucing
    • asal komen
      asal komen
  • Omongbae
    Omongbae
  • Har Semarang
    Har Semarang
    • Panda
      Panda
  • Joko sp
    Joko sp
    • donwori
      donwori
    • Macca Madinah
      Macca Madinah
  • Thamrin Dahlan
    Thamrin Dahlan
    • asal komen
      asal komen
  • Hidup benur udang
    Hidup benur udang
    • Sp rizal
      Sp rizal
  • Abdul
    Abdul
  • Gamabunta
    Gamabunta
  • Agung P
    Agung P
    • Yus
      Yus
    • Panda
      Panda
    • Terang Sekali
      Terang Sekali
    • asal komen
      asal komen
  • Widodo_i
    Widodo_i
  • Aziz
    Aziz
    • donwori
      donwori
    • SiSur
      SiSur
    • Panda
      Panda
    • Aziz Tukang troll
      Aziz Tukang troll
    • Selamat
      Selamat
    • GakPentingAmat
      GakPentingAmat
    • Denik
      Denik
    • KoreksiAtasMirza
      KoreksiAtasMirza
  • Darmo Gandhul
    Darmo Gandhul
  • Musa
    Musa
  • Rio
    Rio
  • Ibul
    Ibul
  • Hariyanto
    Hariyanto
  • Wong Indo
    Wong Indo
  • Mikhailo
    Mikhailo
  • djoko heru
    djoko heru
  • Ruhyan Rinaldi
    Ruhyan Rinaldi
    • Otole
      Otole
  • toyib
    toyib
    • Paijo
      Paijo
  • Gus lurah
    Gus lurah
    • Paijo
      Paijo
    • Londo Kampung
      Londo Kampung
    • Robert
      Robert
    • Ichal
      Ichal
    • Wali Paidi
      Wali Paidi