Tumbuh 20 Persen

Tumbuh 20 Persen

INI gila-gilaan: ekonomi Tiongkok tumbuh hampir 20 persen tiga bulan pertama tahun 2021. Singapura hanya jalan di tempat: tumbuh hampir 0 persen –tepatnya 0,2 persen.

Amerika tumbuh 5,4 persen. Itu sudah disambut dengan gegap gempita: sebagai tanda kembalinya ekonomi sebelum pandemi.

India juga tumbuh mengejutkan: 12 persen. Tapi keadaan di sana sangat mengkhawatirkan. Covid-19 merajalela lagi. Hari-hari ini jumlah penderita Covidnya bertambah gila-gilaan: di atas 200.000 setiap hari. Terutama sejak adanya perayaan agama dua minggu lalu: jutaan orang mandi di sungai Gangga –di bagian hulunya.

Negara lain belum memublikasikan angka pertumbuhan ekonomi mereka.

Soal kejutan pertumbuhan ekonomi Tiongkok itu ada yang membuat geleng kepala. Sumbangan terbesar pertumbuhan itu justru dari Wuhan. Tepatnya dari provinsi Hubei yang ibu kotanya di Wuhan.

Ekonomi provinsi Hubei tumbuh hampir 60 persen. Itu seperti sulapan. Padahal tiga bulan pertama tahun lalu minus 40 persen.

Provinsi Hubei memang sangat besar –ekonominya. Penduduknya 58 juta orang. Industrinya kuat sekali.

Wuhan, begitu cepat berubah. Cepat bertindak lalu cepat bangkit. Padahal Wuhan paling menderita –sebagai yang pertama terkena pandemi. Wuhan di-lockdown total: 76 hari awal tahun lalu.

Kelihatannya cepat bertindak lalu cepat bangkit seperti itu terjadi di seluruh Tiongkok. Ketika diserang Covid-19 Tiongkok sangat cepat bertindak. Satu komando. Semua harus menurut pemerintah. Termasuk saat pemerintah melakukan lockdown yang amat kejam.

Sampai-sampai ekonomi Tiongkok saat itu berhenti total. Pertumbuhan ekonominya minus 6,6 persen tahun lalu. Rasanya itu penurunan ekonomi Tiongkok paling dalam di dunia.

Lalu cepat bangkit.

Tiga bulan terakhir tahun 2020 tumbuhnya sudah 19 persen. Itu sudah sangat menggemparkan. Maka pertumbuhan 18,13 persen tiga bulan pertama tahun ini sebenarnya tidak lagi terlalu mengejutkan. Bahkan ada yang menilai ''kok tidak lebih hebat dari triwulan terakhir tahun lalu''.

Lalu ada pengamat ekonomi yang memproyeksikan salah. Penurunan itu dikira tren yang akan terus terjadi.

Saya melihat lain: penurunan tipis di tiga bulan pertama 2021 semata-mata karena Imlek dan Cing Bing. Dua-duanya terjadi di triwulan pertama 2021.

Liburan panjang Imlek pasti membuat produktivitas turun. Di sekitar tahun baru Imlek itu sekitar 400 juta orang melakukan perjalanan mudik. Ditambah lagi liburan Cing Bing ketika sebagian besar orang melakukan kunjungan ke kubur orang tua.

Tapi memang tetap menarik dilihat apa yang akan terjadi tiga bulan berikut nanti. Yang jelas Tiongkok sendiri tahun ini sebenarnya hanya akan menargetkan pertumbuhan ekonomi 6,5 persen. Maka kalau pertumbuhan yang terjadi tiga bulan terakhir masih berlanjut lagi betapa meroketnya ekonomi Tiongkok.

IMF sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi Tiongkok 8,4 persen di tahun 2021. Ramalan lembaga ekonomi dunia itu sudah jauh lebih baik dari kenyataan tahun lalu yang minus 6,6 persen.

Belum pernah terjadi dalam sejarah Tiongkok –sejak ekonomi dibuka tahun 1979– mengalami minus 6,6 persen. Bahkan sekadar minus pun belum pernah. Selalu meningkat dengan angka hampir rata-rata 9 persen.

Pun pertumbuhan tiga bulan pertama sebesar 18,3 persen itu: belum pernah terjadi setinggi itu. Dalam sejarah ekonomi Tiongkok sejak 1979.

Kuncinya: mereka lockdown sangat awal. Dengan sebenar-benar lockdown. Lalu melakukan manajemen tracing Covid lewat Apps sangat dini. Melakukan tes Covid berdasar kawasan. Mengatur kedatangan pesawat dari luar negeri hanya di empat kota. Menggiring seluruh penumpang ke tempat karantina dengan bus sejak dari bandara. Menemukan vaksin sangat awal. Lalu memprioritaskan vaksinasi untuk pelayan kesehatan dan mereka yang akan keluar negeri –untuk urusan bisnis.

Maka bisnis jalan terus. Di dalam negeri mereka sudah bangkit sejak pertengahan tahun lalu.

Dengan menceritakan itu saya hanya akan menunjukkan bahwa semangat maju memang seperti itu. Di segala bidang.

Pembukaan jalur darat Tiongkok ke Eropa memang sudah dilakukan sejak 10 tahun lalu. Tapi hasil nyatanya dipanen dalam masa Covid ini. Kini tiap hari ada rangkaian panjang kereta api dari 34 kota di Tiongkok ke 28 kota di Eropa. Ekspor ke Eropa tidak lagi hanya lewat laut.

Pun ketika terusan Suez ''buntu'' akibat kapal raksasa Ever Given kandas di situ. Tiongkok langsung melihatnya sebagai peluang bisnis: ditawarkanlah kepada Mesir. Untuk membangun kapal tarik baru yang besar. Buatan Tiongkok. Yang tenaganya: 80 ton.

Osama Rabie, CEO otoritas Terusan Suez mengatakan pihaknya sudah setuju membeli kapal tarik sebesar itu dari Tiongkok. Jumlahnya lima buah sekaligus. Yang pertama sudah akan dikirim 14 bulan setelah hari ini. Sisanya 20 bulan dari sekarang.

Lain kali, kalau Ever Given kandas lagi di lokasi yang sama Mesir sudah punya kapal tarik sendiri. Yang terbesar pula: 5 x 80 ton.

Tiongkok sendiri sangat berkepentingan dengan lancarnya Terusan Suez. Ekspornya ke Eropa praktis tergantung pada terusan itu. Yang di sebagian selatan lebarnya hanya 200 meter -padahal panjang kapal Ever Given 400 meter.

Kapal-kapal sebesar Ever Given akan kian banyak di masa depan –untuk menurunkan ongkos kirim. Kian besar kapal, kian murah ongkos kirim per kg.

Negara yang punya barang sebanyak yang bisa memenuhi kapal sebesar Ever Given mana lagi kalau bukan Tiongkok. Ever Given sendiri hari itu berangkat dari Shenzhen, Tiongkok. Lalu mampir Tanjung Pelepas di Malaysia. Dengan tujuan akhir Amsterdam.

Kini kapal itu ditahan oleh Mesir di Danau Pahit –di pertengahan Terusan Suez. Kalau pemilik kapal sudah mau membayar Rp 14 triliun barulah kapal dilepas. Itu sebagai biaya mengambangkannya, mengganti hilangnya pendapatan Suez selama 1 minggu, dan rusaknya nama baik Mesir.

Tentu perusahaan Jepang yang harus membayar ganti rugi itu akan menawar. Juga akan menunggu uang dari asuransi.

Yang menunggu uang itu secara tidak langsung bukan hanya Mesir. Tentu juga perusahaan galangan kapal Tiongkok yang akan membangun 5 kapal tarik raksasa itu.

Bagi Tiongkok semua harus dimanfaatkan untuk pertumbuhan ekonomi.

Peluang lain terjadi lagi minggu lalu. Ketika Presiden Joe Biden memutuskan menarik total tentara Amerika dari Afghanistan. Amerika ingin mengakhiri sejarah perang panjang di sana.

Kekosongan itu tentu akan langsung menguntungkan Tiongkok. Apalagi Afghanistan berbatasan dengan Tiongkok. Kalau pun tidak bisa langsung transaksi dengan Afghanistan masih bisa lewat Pakistan. Pakistan adalah negara yang punya hubungan khusus dengan Afghanistan. Dan Tiongkok punya hubungan khusus dengan Pakistan. Apalagi akan ada jalan tol langsung dari Pakistan ke Tiongkok.

Pasca Covid-19 nanti semua negara akan bangkit. Pertumbuhan ekonomi semua negara akan tinggi. Tapi angka 18,3 persen itu tetap saja fantastis. (Dahlan Iskan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 253

  • Johan
    Johan
  • send yok
    send yok
  • sesatistik
    sesatistik
  • jack ma
    jack ma
  • jack ma
    jack ma
  • Bolon
    Bolon
    • Lolo
      Lolo
  • Liam
    Liam
    • Liam
      Liam
  • OMDO
    OMDO
    • ESEMKA
      ESEMKA
  • zixi
    zixi
    • Kacung
      Kacung
  • Abdulloh
    Abdulloh
  • Ramos Singh
    Ramos Singh
  • Lari sor3
    Lari sor3
  • Rindu amerika
    Rindu amerika
  • Cape Nyecroll
    Cape Nyecroll
    • Komen TerBest versi
      Komen TerBest versi
    • Gila Nyecroll
      Gila Nyecroll
  • ibaskorn
    ibaskorn
  • The Lost of Jati Diri
    The Lost of Jati Diri
    • The Lost of Jati Diri
      The Lost of Jati Diri
  • Penikmat Ideologi Lokal
    Penikmat Ideologi Lokal
    • keminter
      keminter
  • Liam
    Liam
    • Sok pinter
      Sok pinter
  • Liam
    Liam
  • Thamrin Dahlan
    Thamrin Dahlan
  • Warga Karangkadempel
    Warga Karangkadempel
    • Best Man
      Best Man
  • Acih
    Acih
    • US
      US
  • Nurkolis
    Nurkolis
    • Liam
      Liam
  • dian pramono
    dian pramono
  • Xio Weng Xi
    Xio Weng Xi
  • Denik
    Denik
  • olan
    olan
    • didi
      didi
    • Guk
      Guk
  • Abimanyu
    Abimanyu
    • Abimanyu
      Abimanyu
    • adamantium
      adamantium
    • Abimanyu
      Abimanyu
    • Abimanyu
      Abimanyu
    • Sumbu Besar dan Panjang
      Sumbu Besar dan Panjang
  • zizi
    zizi
    • jose
      jose
    • Andy W
      Andy W
    • Tio
      Tio
  • Denny
    Denny
  • wong komen
    wong komen
    • JHS
      JHS
    • TerjemahanAsalAsalan
      TerjemahanAsalAsalan
  • Mesothelioma
    Mesothelioma
  • Gloria
    Gloria
  • Kalila
    Kalila
  • xixi
    xixi
    • vivi
      vivi
    • Tio
      Tio
  • Macca Madinah
    Macca Madinah
  • Wayang Golek Uwek
    Wayang Golek Uwek
    • Darurat Korupsi
      Darurat Korupsi
    • Sandal Masjid
      Sandal Masjid
    • Bonex
      Bonex
    • Keling
      Keling
    • t
      t
  • BTS
    BTS
    • blekpink
      blekpink
  • SG 0% wajar
    SG 0% wajar
  • Saga
    Saga
  • Ifa
    Ifa
  • Gak ada BLT di Tiongkok
    Gak ada BLT di Tiongkok
    • Healthy First
      Healthy First
  • yusman
    yusman
    • 15000/1usd, Hancur kita,
      15000/1usd, Hancur kita,
    • Pembaca
      Pembaca
    • Herman
      Herman
    • imam jumbo
      imam jumbo
    • Liam
      Liam
    • Keluarga Sakinah
      Keluarga Sakinah
    • Sis
      Sis
  • Gentur
    Gentur
  • Syarif
    Syarif
    • donwori
      donwori
  • Lealy nur awaly
    Lealy nur awaly
    • Lika Liku Laki Laki
      Lika Liku Laki Laki
  • Rakyat jelantah
    Rakyat jelantah
  • Bam'shary
    Bam'shary
  • Blabla
    Blabla
  • Lili
    Lili
    • Perang ideologi mengerikan
      Perang ideologi mengerikan
  • donwori
    donwori
    • WULING EV laris kacang goreng
      WULING EV laris kacang goreng
    • nini
      nini
    • panda
      panda
  • JES
    JES
    • Bram
      Bram
    • Cetak Rupiah miskin kita
      Cetak Rupiah miskin kita
  • Denik
    Denik
    • Bineka
      Bineka
    • Telomu
      Telomu
  • Damdam
    Damdam
    • Blabla
      Blabla
    • Jelata
      Jelata
  • Recheck
    Recheck
    • rere
      rere
    • Kritik Membangun
      Kritik Membangun
  • Sogeh durung pasti mati wes pasti
    Sogeh durung pasti mati wes pasti
    • ABDULLAH
      ABDULLAH
    • Panda
      Panda
    • Tempe
      Tempe
    • wongkesedkui
      wongkesedkui
    • Kakek John moon
      Kakek John moon
    • TerjemahanAsalAsalan
      TerjemahanAsalAsalan
  • Sapapua
    Sapapua
  • Tukang Komen
    Tukang Komen
  • Fauzan
    Fauzan
  • Rusdi Rasjid
    Rusdi Rasjid
    • Sia
      Sia
    • Wahyu
      Wahyu
    • tatang
      tatang
    • Rashid
      Rashid
    • asal komen
      asal komen
  • Massudin
    Massudin
    • tatang
      tatang
  • blog.bocor.id
    blog.bocor.id
    • Blabla
      Blabla
  • Mahasiswa di Taiwan
    Mahasiswa di Taiwan
    • Babaravi
      Babaravi
  • Aryo mBediun
    Aryo mBediun
    • Abdul
      Abdul
    • Wahyu
      Wahyu
  • Sio
    Sio
  • Bung Hari
    Bung Hari
  • I WAN
    I WAN
    • I WAN
      I WAN
  • Alexs
    Alexs
  • Andri
    Andri
    • Daniel
      Daniel
  • SUPIRBUS
    SUPIRBUS
    • Ben
      Ben
    • Tukang Komen
      Tukang Komen
  • Jupri
    Jupri
  • Udin bin udin
    Udin bin udin
  • La pulga
    La pulga
    • Temma
      Temma
  • 4DI
    4DI
  • Kang Waras
    Kang Waras
    • Hans TW
      Hans TW
  • Wong ngeyel
    Wong ngeyel
    • Cah Angon
      Cah Angon
    • Tukang Komen
      Tukang Komen
    • Tukang Komen
      Tukang Komen
  • Hariyanto
    Hariyanto
  • Cahyo
    Cahyo
    • Wong nganggur
      Wong nganggur
  • Rano
    Rano
    • abdul
      abdul
  • Wong nganggur
    Wong nganggur
    • Wong nganggur
      Wong nganggur
  • Lumayan
    Lumayan
  • Mikhailo
    Mikhailo
    • Otole
      Otole
    • Pâijô
      Pâijô
  • Gus lurah
    Gus lurah
    • Kadrun
      Kadrun
    • Pâijô
      Pâijô
    • BKT48
      BKT48
    • Gus lurah
      Gus lurah
    • 4DI
      4DI
    • Mesothelioma
      Mesothelioma