Kenyataan Baru

Kenyataan Baru

SIAPA yang bisa menasihati Amerika? Mungkin tidak ada. Tapi guru besar ini mencobanya. Ia juga seorang diplomat hebat. Namanya: Prof Dr Kishore Mahbubani. Ia pernah menjabat ketua Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ia duta besar Singapura untuk PBB –selama dua periode yang panjang. Ia lantas menjabat dekan kebijakan publik Lee Kuan Yew School di Singapore National University.

Dan Mahbubani adalah juga penggemar lagu-lagu India. Khususnya yang dinyanyikan oleh Mohamad Rafi –yang lagunya menghiasi ribuan film India. Rafi sampai mendapat gelar ''Penyanyi Abad Ini'' - -meninggal tahun 1980. Di umurnya yang relatif muda: 55 tahun. Sambil menulis ini pun saya mendengarkan lagu-lagunya Rafi itu.

Mahbubani lahir di Singapura. Orang tuanya mengungsi dari India. Yakni saat terjadi kerusuhan masal yang hebat di India. Yakni saat tiba-tiba Inggris memisahkan Pakistan dari India. Tanggal 14 Agustus 1947. Penduduk yang Islam harus mengungsi ke wilayah yang disebut Pakistan. Yang Hindu harus pindah ke tanah yang disebut India. Dalam waktu satu hari. Sangat berdarah.

Profesor Mahbubani kini berumur 74 tahun. Masih sangat sehat dan segar. Sudah pula menulis 8 buku. Mengenai Amerika, Asia, Tiongkok, dan Singapura. Semuanya laris. Semuanya jadi pegangan para pengambil kebijakan di banyak negara.

"Kita harus membantu Presiden Joe Biden agar Amerika sukses," ujarnya dalam suatu Webinar internasional belum lama ini. Sampai sekarang video Webinar itu terus beredar luas. "Kita" yang ia maksud adalah para pemimpin Asia.

"Kalau sampai Biden gagal Donald Trump akan kembali," kata Mahbubani. Dan itu bencana bagi dunia.

Ia pun menasihati Amerika agar realistis. "Menghalangi Tiongkok menjadi kekuatan nomor 1 di dunia akan gagal. Pasti gagal," ujar Mahbubani.

Untuk apa Amerika punya niat seperti itu. Seperti tidak senang melihat orang lain maju.

Tiongkok sendiri tidak punya tujuan untuk menjadi nomor 1 di dunia. Tujuan utama Tiongkok adalah mengentas kemiskinan rakyatnya. Lalu memakmurkannya. Dan memajukan negaranya.

Hanya saja ketika tujuan itu tercapai secara otomatis Tiongkok menjadi kekuatan nomor 1 dunia.

Mahbubani juga menilai Amerika itu ingin komunisme lenyap dari Tiongkok.

"Itu juga tidak mungkin. PKC itu partai terkuat di dunia. Bahkan kini banyak universitas di Amerika mulai mengaji kesuksesannya," ujar Mahbubani.

Amerika, katanya, harus menyadari bahwa abad ini tidak sama lagi dengan abad yang lalu. Abad yang lalu adalah abad yang bisa membuat Amerika menjadi negara paling hebat di dunia. Ia lantas menguraikan kehebatan Amerika di segala bidang kehidupan.

Tapi Amerika kini punya persoalan internal yang berat. Itu sudah terjadi sejak 30 tahun terakhir. Yakni, pendapatan 50 persen masyarakat Amerika terus menurun.

Menurut Mahbubani Amerika harus tahu kenyataan itu. Dan harus mengambil langkah mengatasinya. Tanpa pemikiran yang baru, pendapatan 50 persen masyarakatnya akan terus menurun.

Misalnya: mengapa Amerika menganggarkan USD 1,3 triliun untuk pertahanan. Yakni untuk menciptakan pesawat tempur tercanggih. Mengapa anggaran itu tidak untuk menaikkan ekonomi 50 persen masyarakatnya.

"Sebaliknya Tiongkok menganggarkan USD 1,7 triliun untuk membangun infrastruktur di banyak negara," ujar Mahbubani.

Itu akan membuat Amerika semakin kehilangan pengaruh di dunia.

Maka profesor itu tegas sekali mengatakan: hentikan perang dagang, hentikan memojokkan Tiongkok, jangan mancing-mancing soal Taiwan dan segera bebaskan Meng Wanzhou –putri pendiri Huawei itu.

Untuk memperbaiki ekonomi 50 persen penduduk lapisan bawahnya itu, menurut Mahbubani, tidak ada jalan lain kecuali kerja sama dengan Tiongkok. "Pasar ritel Tiongkok itu besar sekali," ujarnya.

Tahun 2019, pasar ritel Tiongkok sebesar USD 3 triliun. Pasar ritel Amerika memang masih USD 4 triliun. Tapi sekarang ini pasar ritel Tiongkok sudah USD 6 triliun. Sedang pasar ritel Amerika USD 5 triliun.

Jadi Tiongkok memang sedang dalam proses menuju menang. Kenyataan baru ini tidak bisa dihalangi. Apalagi lewat kebijakan pemisahan ekonomi Amerika dan ekonomi Tiongkok. Itu pula topik bahasan buku terbaru Mahbubani: Has China Won.

Biden sendiri, kata Mahbubani, sebenarnya pernah mengatakan Tiongkok memang akan menjadi nomor satu dunia. Pada saatnya. Biden sudah menyadari kenyataan baru itu. Bahkan Biden mengatakan itu akan terjadi di depan matanya sendiri. "Tapi rasanya tidak mungkin dalam empat tahun ini," ujar Mahbubani. Yang mungkin adalah –saat itu nanti terjadi– Biden masih hidup dan mengalaminya.

Indonesia pun tidak akan bisa menolak kenyataan itu. Senang atau benci. Misalkan orang se Indonesia ramai-ramai kompak membenci Tiongkok. Pun tidak akan menghalangi negara itu menjadi nomor satu.

So what. Maka fokus kita baiknya terus menginventarisasi apa saja yang bisa kita manfaatkan dari Tiongkok. Terutama pasarnya yang sangat besar itu.

Tapi, sekarang ini, siapa yang berani bicara pro Tiongkok di Amerika? Pun di sini? Pembicaraan soal ini harus dibuka. Justru agar tahu apa yang harus kita lakukan atas kenyataan baru itu.

"Kalau di Washington DC ada yang usulkan kembali berhubungan baik dengan Tiongkok, ia bisa ditembak orang," ujar Mahbubani.

Juga di Indonesia? (Dahlan Iskan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 217

  • adit
    adit
  • Harry
    Harry
  • Budid
    Budid
  • Ahmad
    Ahmad
    • Budi
      Budi
  • Noky
    Noky
  • Nanai
    Nanai
  • Ripcord
    Ripcord
  • djoko heru
    djoko heru
  • Cabe
    Cabe
    • Komen
      Komen
  • melow
    melow
  • Rudianto
    Rudianto
    • Bènjarnowaé
      Bènjarnowaé
    • asal komen
      asal komen
  • asal komen
    asal komen
    • Rudianto
      Rudianto
    • Kiki
      Kiki
  • adi
    adi
  • Macca Madinah
    Macca Madinah
  • Hendrik Kediri Diswaian
    Hendrik Kediri Diswaian
  • Hana
    Hana
  • Sadar oeyyy....
    Sadar oeyyy....
    • Bejo
      Bejo
    • Untung
      Untung
    • Rudianto
      Rudianto
  • Kampretos
    Kampretos
    • Komen
      Komen
  • Beda DNA
    Beda DNA
    • SemuaManusiaSama
      SemuaManusiaSama
    • Macca Madinah
      Macca Madinah
    • Komen
      Komen
    • Konen
      Konen
    • DNA APA INI
      DNA APA INI
    • Feb
      Feb
  • Siau Kok
    Siau Kok
  • Wahid
    Wahid
    • Komen
      Komen
  • Romy Damhuri
    Romy Damhuri
    • Bènjarnowaé
      Bènjarnowaé
    • Agung
      Agung
    • donwori
      donwori
    • Nikimito
      Nikimito
    • Ribut mulu
      Ribut mulu
    • Chui Lhan Sheng
      Chui Lhan Sheng
    • Jgn nyinyir terus
      Jgn nyinyir terus
    • asal komen
      asal komen
    • Komen
      Komen
  • Liam
    Liam
    • Liam
      Liam
    • Nesson Liam
      Nesson Liam
    • Liam
      Liam
    • Komen
      Komen
  • Bung Hari
    Bung Hari
  • Liam
    Liam
    • Liam
      Liam
    • Komen
      Komen
  • Alexs
    Alexs
    • asal komen
      asal komen
  • Bam'shary
    Bam'shary
  • Gua
    Gua
    • Komen
      Komen
  • Rusli rusli
    Rusli rusli
  • Yusuf
    Yusuf
  • Joshua Slampesy
    Joshua Slampesy
  • Lee Xua
    Lee Xua
    • sisi
      sisi
    • JK
      JK
    • Rusli Rusli
      Rusli Rusli
    • Jantan dong
      Jantan dong
    • asal komen
      asal komen
    • asal komen
      asal komen
    • pengamat covid
      pengamat covid
  • Rusli rusli
    Rusli rusli
  • Komentar
    Komentar
  • Amerika banyak yg miskin
    Amerika banyak yg miskin
    • Yadi Diego
      Yadi Diego
  • Yadi Diego
    Yadi Diego
  • Kalila
    Kalila
  • Hijriah
    Hijriah
  • Johan
    Johan
    • Liam
      Liam
    • Rusli Rusli
      Rusli Rusli
  • Mario
    Mario
    • mental sakit
      mental sakit
    • Kepala babu
      Kepala babu
  • syukron
    syukron
    • orangbebal
      orangbebal
  • Jumri Arief
    Jumri Arief
  • Eva Kwaci
    Eva Kwaci
    • Yadi Diego
      Yadi Diego
    • Kantongsemar
      Kantongsemar
  • Terang Sekali
    Terang Sekali
  • Hariyanto
    Hariyanto
    • asal komen
      asal komen
  • Wongjowi
    Wongjowi
  • Wan Cin
    Wan Cin
    • Wan Cin
      Wan Cin
    • donwori
      donwori
    • GUA
      GUA
    • Feb
      Feb
    • Feb
      Feb
    • Yifi
      Yifi
  • Lealy nur awaly
    Lealy nur awaly
    • Jumri Arief
      Jumri Arief
  • Assyo
    Assyo
    • Bènjarnowaé
      Bènjarnowaé
    • Lia
      Lia
    • Hihi
      Hihi
    • donwori
      donwori
    • Panda
      Panda
  • Cahyo
    Cahyo
  • Joyo
    Joyo
  • Feb
    Feb
  • Benady
    Benady
    • Bènjarnowaé
      Bènjarnowaé
    • Wongjujur
      Wongjujur
    • ydaneb
      ydaneb
    • Feb
      Feb
  • Mujib
    Mujib
    • baris
      baris
  • Fauzan
    Fauzan
  • Irwan
    Irwan
    • Titi
      Titi
    • Rusli Rusli
      Rusli Rusli
    • Wongbodo
      Wongbodo
    • Komenmubodo
      Komenmubodo
    • Panda
      Panda
  • Mizmiz
    Mizmiz
  • Denik
    Denik
  • Dahlan nusantara
    Dahlan nusantara
    • Bedjo
      Bedjo
  • Nasionalisme
    Nasionalisme
  • Ngibul
    Ngibul
  • Armin
    Armin
    • urip ojo digawe angel
      urip ojo digawe angel
  • BukanKau
    BukanKau
    • BukanKau
      BukanKau
    • Mbah Sangkil
      Mbah Sangkil
  • Savepalestine
    Savepalestine
  • Jack
    Jack
    • bukan hamas
      bukan hamas
  • Amin
    Amin
    • Eva Kwaci
      Eva Kwaci
    • bukan hamas
      bukan hamas
  • Teddy 98
    Teddy 98
  • Aa
    Aa
    • Otole
      Otole
    • Pengamat
      Pengamat
    • pak lurah
      pak lurah
    • Mbah Sangkil
      Mbah Sangkil