Bendera Putih

Bendera Putih

BENDERA putih berkibar di mana-mana. Di Kuala Lumpur, Malaysia. Perdana Menteri Muhyiddin Yassin pun marah. "Tengoklah ke lapangan. Dapur umum cukup," ujar Muhyiddin Kamis lalu. "Janganlah kibarkan bendera putih. Bendera biru, boleh," tambahnya. 

Bendera biru adalah bendera partai oposisi Pakatan Harapan. Yang dulu dipimpin Mahathir Muhamad dan Muhyidin sendiri. Muhyidin lantas melakukan kudeta. Lalu mendirikan Pakatan sendiri. Lalu operasi jantung. Lalu menjadi perdana menteri. 

Netizen lebih marah lagi: balik menyerang sang perdana menteri. Sang pemimpin dianggap tidak peka melihat kenyataan di lapangan. Apa yang dilakukan pemerintah sekarang ini, kata mereka, hanya ibarat menempelkan koyok untuk orang sakit kanker. 

Belakangan ini memang ada yang khas di Malaysia –di masa puncak pandemi ini. Banyak rumah di sana yang menaikkan bendera putih. Itu sebagai tanda bahwa rumah tersebut tidak mampu lagi membeli kebutuhan hidup dasar mereka: bahan pangan. Kian lama kian banyak saja bendera putih berkibar.

Perdana menteri begitu malunya. Sampai harus marah. Apalagi posisi politiknya memang lagi goyah. Anggota penting di pakatannya, UMNO, tidak percaya lagi padanya. 

Saya pun menghubungi teman di Kuala Lumpur: apakah benar banyak bendera putih berkibar di sana. Saya minta agar dia –seorang perempuan– keliling kota: apakah bisa melihat sendiri banyak bendera putih berkibar. Dia pun keliling kota. Dia bikin video. Jelaslah banyak bendera putih berkibar. Memang tidak sampai masif, tapi juga bukan berita bohong.

Ide bendera putih itu, ternyata, datang dari seorang emak di sana. Namanyi: Nik Faizah Nik Othman. Biasa dipanggil Kak Jah. Dia bukan sembarang emak. Dia pengusaha di bidang otomotif dan bahan bakar. Belakangan Kak Jah jadi politikus dari Pakatan Harapan.

Suatu hari Kak Jah ingin membantu masyarakat yang jadi korban PPKM. Tapi dia sulit memilih mana yang benar-benar memerlukan bantuan. Maka Kak Jah mem-posting ide bendera putih itu di medsos.

"Saya kaget. Dalam satu malam muncul 20.000 tanggapan," katanyi di The Star Malaysia.

Ide Kak Jah itu pun menginspirasi banyak orang. Cepat sekali berkembang menjadi gerakan bendera putih. Kalau semula hanya di Kelantan –daerah asal Kak Jah– cepat menjalar ke seantero negeri. Pun sampai ke ibu kota –mencucuk hidung perdana menteri.

Segi positif lainnya: gerakan itu bisa menjadi gerakan gotong royong. Terbukti muncul hastag yang populer di sana #rakyatjagarakyat. 

Kamis lalu, Muhyidin pun turba. Ia meninjau salah satu dapur umum di Putrajaya. Di situlah Muhyidin membuat pernyataan yang mengecam gerakan bendera putih. "Makanan cukup sekali," katanya.

Ide Kak Jah itu memang memudahkan bagi yang ingin membantu. Agar tepat sasaran. Tapi banyak juga yang sebenarnya ingin mengibarkan bendera putih tapi malu. Yang membuat Muhyidin kian berang adalah ''penumpang gelap'' di gerakan bendera putih itu. Yakni munculnya gerakan bendera hitam.

Intinya: siapa yang menginginkan perdana menteri mundur kibarkanlah bendera hitam. Ada juga yang mengkritisi gerakan bendera putih. "Itu mengajarkan masyarakat mudah menyerah," kata mereka.

Kak Jah tidak setuju dengan kritik itu. Dia melahirkan ide tersebut secara spontan. Yakni ketika Kak Jah membaca berita kian banyak saja orang mati bunuh diri. Yang ingin dia tolong bukan saja yang kesulitan makanan tapi juga yang merasa depresi. Kak Jah juga tidak setuju bendera putih dianggap sebagai lambang menyerah.

"Sekarang ini semua warna sudah identik dengan partai tertentu. Tinggal warna putih yang belum," katanyi.

Apakah krisis Covid di Malaysia lebih parah dari di Indonesia? "Kurang lebih sama beratnya," ujar seorang pengusaha Indonesia yang sering ke Kuala Lumpur –karena istri keduanya wanita Malaysia. 

Ia sangat tahu keadaan Indonesia dan Malaysia. Saya pernah diajak ke rumahnya yang megah di Kuala Kumpur. Saya dijemput mobil Rolls-Royce-nya. Tapi, rasanya, ia terlalu membela negeri istri mudanya.

Harusnya krisis Covid di Malaysia lebih parah dari Indonesia. Di sana krisis Covid bercampur dengan krisis politik. Apa yang terjadi di politik kita antara 2000 sampai 2004 sedang terjadi di sana. Sampai-sampai saya melihat ada video yang diviralkan seorang emak selama 30 menit. Isinya memaki-maki politisi.

"Rakyat sudah tidak bisa makan masih saja tiap hari bicara rebutan kursi," begitu intinya. Kita bersyukur tidak ada rebutan kursi di sini. Baru ancang-ancang. Dan masih malu-malu. Di sini, bahkan, justru ada yang rela menyerahkan kekuasaan mereka: anggota DPR itu. Demi lancarnya penanganan Covid –dan terbukti, kata mereka, Covid terkendali. (Dahlan Iskan)

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Komentar: 194

  • Deni
    Deni
  • ali
    ali
  • Gamabunta
    Gamabunta
  • Cuan Kong
    Cuan Kong
  • Bamshary
    Bamshary
  • Pak RT
    Pak RT
    • Pak Lurah
      Pak Lurah
  • Nickname
    Nickname
    • Begawan
      Begawan
  • Budi
    Budi
  • Liam
    Liam
    • Indonesia Maju
      Indonesia Maju
  • Johan
    Johan
    • Liam
      Liam
  • Kitalah Perubahan Itu Bukan Dia
    Kitalah Perubahan Itu Bukan Dia
  • DiswayGL
    DiswayGL
    • Honda GL
      Honda GL
  • NKRI Hebat
    NKRI Hebat
    • aldebaran
      aldebaran
    • Liam
      Liam
    • Liam
      Liam
  • Akhmad
    Akhmad
    • O'Sram
      O'Sram
  • Thamrin Dahlan
    Thamrin Dahlan
  • Tom Chuanki
    Tom Chuanki
    • Ba'r
      Ba'r
    • Bacadulu
      Bacadulu
    • Liam
      Liam
  • Otong
    Otong
  • Maman Gendeng
    Maman Gendeng
  • Goen
    Goen
  • gamabeta33
    gamabeta33
    • Lia
      Lia
  • DI Idolaku
    DI Idolaku
    • DI Idolaku
      DI Idolaku
  • donwori
    donwori
    • DI Idolaku
      DI Idolaku
  • Hijriah
    Hijriah
  • Ide bagus
    Ide bagus
  • Udin
    Udin
  • Jupri
    Jupri
  • Buzzer Kickback
    Buzzer Kickback
    • Buzzer NKRI
      Buzzer NKRI
    • sapapua
      sapapua
  • fajar
    fajar
    • Pakdhe Gagal
      Pakdhe Gagal
  • Ariza Hayari
    Ariza Hayari
  • Agung
    Agung
  • Gus aan blitar
    Gus aan blitar
    • Lia
      Lia
  • salah presiden
    salah presiden
  • Susanto
    Susanto
    • Hariri
      Hariri
  • Conny
    Conny
  • Achmad
    Achmad
    • Uda Zen
      Uda Zen
  • Ikatan cinta
    Ikatan cinta
    • Buzzer NKRI
      Buzzer NKRI
    • Ripcord
      Ripcord
  • Malaysia We Love You
    Malaysia We Love You
  • Lha Terus Ndiko Tahunya Oppo?
    Lha Terus Ndiko Tahunya Oppo?
    • Kurang gaul
      Kurang gaul
    • donwori
      donwori
  • zainal abidin
    zainal abidin
    • terlalu berlebihan
      terlalu berlebihan
    • Kota mati kutu
      Kota mati kutu
    • Udin
      Udin
    • Anwar
      Anwar
    • minji
      minji
  • Hehehe
    Hehehe
  • Icul
    Icul
  • Abu abas
    Abu abas
  • Ratu
    Ratu
  • Bung Hari
    Bung Hari
  • dok rema
    dok rema
    • DiswayGL
      DiswayGL
    • micin hoax
      micin hoax
  • Gosokdgtangan
    Gosokdgtangan
    • Gosokdgtangan
      Gosokdgtangan
    • Prokes
      Prokes
    • pokoknya salah presiden
      pokoknya salah presiden
  • Scenk
    Scenk
    • pokoknya salah
      pokoknya salah
  • Herry
    Herry
    • Bagong
      Bagong
  • Adi
    Adi
    • rakyat kecil
      rakyat kecil
  • Huda
    Huda
    • Aduh
      Aduh
    • pokoknya presiden salah
      pokoknya presiden salah
  • Ki bagong Seno
    Ki bagong Seno
  • Budis
    Budis
  • Ndabrus
    Ndabrus
    • Zolim
      Zolim
    • antek lalat politik
      antek lalat politik
  • mesty
    mesty
    • DiswayGL
      DiswayGL
    • rakyat kecil
      rakyat kecil
  • DiswayGL
    DiswayGL
  • Hariyanto
    Hariyanto
  • Denik
    Denik
  • Robban Batang
    Robban Batang
  • Komen
    Komen
    • Denik
      Denik
    • DiswayGL
      DiswayGL
  • Warno
    Warno
    • sanusi
      sanusi
  • Hut hut
    Hut hut
    • Toyib
      Toyib
    • DiswayGL
      DiswayGL
  • AgNo
    AgNo
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
    • Eko
      Eko
    • Mbah Sangkil
      Mbah Sangkil