Tahi Napoleon

Tahi Napoleon

Ada grup WA bernama -dalam bahasa Jawa- Santrine Gus Dur: muridnya Gus Dur. Saya ada di dalamnya. Saya pernah beberapa tahun menjadi Direktur Utama Bank Nusuma -Gus Dur menjabat Komisaris Utama dan KH Ma'ruf Amin sebagai Komisaris, bersama Mustofa Juhad.

Misi grup itu jelas sekali: meneruskan perjuangan Gus Dur -demokrasi, keadilan, inklusif, moderat, melindungi minoritas dan seterusnya.

Dua hari terakhir bahasan hot-nya adalah Irjen Pol Napoleon Bonaparte. Jenderal polisi bintang dua itu memang lagi jadi berita (lagi): dilaporkan menganiaya tahanan lain di tahanan Bareskrim Mabes Polri. Yang lebih heboh, Bonaparte juga dilaporkan melumuri wajah tahanan lain itu dengan tahi manusia.

Tahanan lain itu Anda sudah tahu: Muhammad Kace.

Bonaparte lagi ditahan karena menerima suap dari konglomerat Mulia Group, Djoko Tjandra. Sebagai komandan interpol Indonesia Bonaparte menghapus status buron konglomerat itu. Tentu ia punya dasar. Tapi karena ada suap di baliknya, jenderal polisi itu pun ditangkap polisi.

Kace ditahan karena dianggap menghina Islam, Allah dan Nabi Muhammad. Kanal YouTube-nya sangat populer. Terutama dengan salam pembukaanya: Assalamu Alaikum Warahmatu Yesus Wabarokatuh. Atau kalimat berikutnya yang juga sering ia ucapkan: Alhamdulil Yesus.

"Saya akan pertanggungjawaban perbuatan saya itu," ujar Bonaparte lewat pengacaranya seperti tersiar di banyak media.

Napoleon lahir di Jakarta. Ayahnya, Mohamad Sari, orang Empat Lawang, Sumatera Selatan. Ia pengagum jendral Perancis, Napoleon Bonaparte.

Ibu Napoleon berdarah Indo-Manado. Napoleon orangnya ganteng. Pernah jadi pemeran utama sinetron 13 seri Pedang Keadilan (1994).

Kenapa peran itu diberikan ke Napoleon? "Karena ia anggota Polri yang paling pas dari yang ada," ujar August Melasz, sang sutradara.

Saya memang menghubungi bintang film yang masih aktif menjadi sutradara itu kemarin. "Dalam kerja film rasa memiliki itu bagian yang utama dan sahabat saya ini mempunyai itu...sences of belonging," ujar August. Saat itu Napoleon baru berpangkat letnan satu. "Soal puas atau tidak say serahkan kepenonton saja...," katanya.

August kini 70 tahun. Masih aktif menggarap sinetron yang hari-hari ini tayang di ANTV: Berbagi Suami.

Perjalanan karir Napoleon Anda sudah lebih tahu: pernah jadi Kapolres Ogan Komering Ulu, Sumsel. Napoleon anak pertama dari 4 bersaudara.

Orang kampung ayahnya, menurut wartawan Sumeks, Hendro, memanggil Napoleon dengan panggilan Buyung. Hendro kemarin ke desa kelahiran ayah Napoleon itu -7,5 jam dari Palembang ke arah Bengkulu.

Hari ini Bareskrim Mabes Polri dijadwalkan memeriksa Bonaparte. Kalau tidak tiba-tiba sakit. Atau ada agenda lain.

Bareskrim sudah lebih dulu memeriksa tiga saksi. Termasuk tahanan yang mendapat tugas dari Bonaparte untuk menyiapkan tahi manusia itu. 'Menyiapkan' di situ termasuk mencari, membungkus, dan meletakkan di ruang tahanan.

"Mntr pendapat saya, kece memang kurang ajar, tapi napoleon juga salah menganiaya kece didalam tahanan, keduanya sama2 salah dan melanggar hukum/ tdk boleh ditolelir," tulis salah satu anggota grup.

Muhammad AS Hikam, yang juga sering berkomentar di situ menimpali: "Sekali pun kurang ajar Kyai, tetap harus mengikuti proses hukum dan tidak dibenarkan main hakim sendiri. Apalagi alasan agama. Agama kita tidak mengajarkan untuk itu."

AS Hikam adalah seorang profesor, doktor, dan pernah menjabat Menteri Ristek di zaman Presiden Gus Dur. Kini Prof Hikam mengajar di President University untuk banyak mata kuliah: di international relations, pengantar ilmu sosial dan budaya, diplomasi budaya, komunikasi internasional & budaya, serta pengantar politik ekonomi internasional.

Rupanya ada juga yang tidak sependapat dengan AS Hikam. Juga dari orang terkenal: Ustadz Yusuf Mansyur. "Untuk hal ini, saya setuju sama Napoleon, hehehe. Ampun. Saya ga bisa begitu, hehehe...," tulisnya.

Prof Hikam langsung menimpali dengan dua posting berurutan: "Membela agama kita harus dengan cara cara yang tepat dan beradab," tulisnya. Lalu disusul ini: "Beradab...kalo Napoleon dibenarkan maka akan bahaya kedepannya, akan ada perlakuan serupa nantinya ..Ngapunten ...Ngunu Yo Ngunu Tapi Yo Ojo Ngunu Toh !! Hii hii."

Yusuf Mansyur kemudian menjelaskan postingannya itu. "Itu candaan saya. Biar tidak tegang. Saya tidak serius punya sikap seperti itu," ujar Yusuf Mansyur.

"Kan di chat di bawahnya ada penjelasan saya soal bercanda itu," ujar ustadz muda yang mendapat gelar kiai paling sabar sedunia itu. Begini bunyinya: "Tenang. Tenang. Namanya diskusi di grup. Ngobrol ngalor-ngidul. Ngopi deh. Biar santai bawaannya. Hehehe," tulisnya.

Ada anggota grup yang langsung menyahut. Rupanya dari Cirebon: "Kalau dalam hukum fikih, yang murtad dan melecehkan agama harus diperangi dan dipenggal...untung aja Kece ngga cirebon, klo disini dikarungin".

Prof Hikam kelihatannya menjadi penegak pikiran Gus Dur. Komentar itu langsung ia jawab: "Fikih dengan hukum Indonesia beda, Kyai".

Soal 'beda' itu dijawab lagi oleh yang menganut fikih tadi: "Hukum pemerintahan dan hukum di dalam tahanan beda". Ia ini punya alasan: "Saya sepakat, adanya sok terapi terhadap mereka yg melecehkan agama. Biar kedepannya ga ada lagi org seperti Kece jilid 2 dst".

Prof Hikam didukung anggota grup lain: "Nabi pernah dihina hina oleh org kafir, bahkan ditawari malaikat jibril utk menghabisi mereka, tapi nabi memilih mendoakan mereka agar diberi hidayah, Jika setiap org yg menghina Nabi lalu kita penggal kepalanya mungkin tdk muncul Umar bin Khottob yg makamnya di sebelah Nabi".

Saya suka mengikuti pembicaraan di grup Santrine Gus Dur itu. Misalnya ketika membahas musik itu halal atau haram -terkait ketakutan atas Taliban 2.0 yang akan kembali mengharamkan musik.

Kelihatannya dalil yang dipakai untuk mengharamkan musik sangat kuat. Tapi dalil yang dipakai untuk tidak mengharamkan juga ada. Saya sendiri suka dengan postingan seorang kyai berikut ini. Yakni yang berisi jawaban filsuf Islam Jalaluddin Rumi -saya pernah ke makamnya di Turki- ketika ditanya: musik seperti apa yang diharamkan dalam Islam.

Rumi menjawab: "yang diharamkan adalah musik dari suara dentingan sendok dan piring yang didengar orang miskin yang kelaparan".(Dahlan Iskan)

Naskah ini telah mengalami perubahan pada Selasa 21 September 2021 pukul 08.00 WIB.

--- 

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di artikel berjudul: Permen Atap

donwori
makanya orang kaya yang sudah pasang solar cell, kelebihan listriknya jangan dijual ke PLN. tapi sedekahkan ke tetangganya yang miskin. PLN sudah disuruh beli kelebihan listrik, masih dipaksa pula produksi listrik murah buat yg miskin.

Agung Yogisworo
Sdh ada becak tenaga Suryo, maksudnya pak Suryo yg nggenjot hehehe, sehat selalu abah

Leong Putu
Kepada Bp. Mentri yg Terhormat. maaf yang kami/saya butuhkan bukan permen yg ini. Untuk saya Infestasi awal mahal . saya butuh ada Bank yg bisa bantu menyalurkan kredit. Tentu Bank yg sunggu2 mau. misal : biaya 30jt. saya mampu sedia DP 5jt. sisanya bisa saya cicil 36 bulan. tapi bunganya jangan 40% ya Pak. Permen yg ini, saya rasa sangat menyakitkan pak. ini ibarat seorang suami, menyuruh isteri pertama untuk menanggung biaya hidup istri mudanya. sakit. Bapak bisa tanya ke Neng Cita Citata, sakitnya tuh di mana...

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 354