Hari Bangkit
GEMBIRA muncul di mana-mana. Juga di rumah Anda. Covid-19 terus bisa dikendalikan di Indonesia. Juga di Saudi Arabia: negara itu sudah memperbolehkan salat di dekat Kakbah tanpa harus jaga jarak. Sejak Minggu Subuh lalu.
Tanda-tanda jaga jarak dicopoti. Foto kaki orang salat yang berdempetan beredar di media. Termasuk media di Pakistan.
Di medsos Indonesia banyak yang sampai nangis-bangis bahagia: berharap bisa segera ke Makkah. "Sudah boleh menyentuh Kakbah dan mencium hajar aswad," katanyi di sela-sela menahan harunyi.
Di media Pakistan agak beda: salat memang tidak perlu lagi jaga jarak. Tapi harus tetap bermasker. Dan belum bisa menyentuh Kakbah, apalagi mencium batu hitam di salah satu pojok Kakbah itu.
Siapa yang benar? Mengeceknya mudah. Ada siaran live di TV Kabel. Lihatlah foto ini. Sampai kemarin (tengah hari waktu Makkah yang panas terik) masih ada pembatas antara Kakbah dan jamaah. Itu terlihat jelas karena dua hal: jamaah yang mengelilingi Kakbah lagi tidak banyak dan posisi kameranya di atas. Di foto medsos terlihat tidak ada pembatas karena posisi kamera tidak di atas.
Hanya TV kabel model Arief Bondowoso yang tidak menyiarkan live dari Makkah. "Pernah, tiga tahun lalu, hanya tiga bulan," ujar seorang karyawan BSTV di Bondowoso.
Nasib Pakistan masih sama dengan Indonesia: termasuk lima negara yang belum boleh kirim jamaah ke Makkah. Indonesia dan Pakistan adalah negara terbanyak mengirim jamaah haji ke Makkah.
"Semoga kami segera diperbolehkan," ujar H. Firman Nur, ketua umum Amphuri, salah satu asosiasi penyelenggara umrah dan haji.
Perusahaan Firman sendiri, Maghfiroh, punya daftar tunggu lebih dari 1.000 orang. Semua sudah bayar. Tinggal berangkat: gagal karena Covid-19.
Banyak yang bertanya: bisakah umrah lewat negara ketiga yang sudah dapat lampu hijau? "Tidak bisa. Paspornya kan paspor Indonesia," ujar Firman. "Pelayanan visa untuk paspor Indonesia belum dibuka," tambahnya.
Orang seperti Firman masih berhitung: kalau pun pelayanan visa dibuka, bagaimana dengan vaksin dan karantina.
"Sudah ada kejelasan. Untuk vaksin Sinovac diharuskan melakukan booster," ujar Firman. Harus vaksin tiga kali. Padahal vaksin booster untuk umum belum disediakan.
Demikian juga soal karantina. Apakah sepulang dari Makkah juga harus karantina satu minggu. Dan juga harus di hotel dengan biaya jamaah sendiri.
Semua itu akan dibicarakan Amphuri dalam rapat kerja nasionalnya hari ini.
Melihat Makkah sudah ''normal'', hasrat ke sana memang begitu besar. Apalagi berita Masjidil Haram sudah diisi 100.000 orang, setiap hari, cepat pula menyebar.
Kalau saja angka Covid-19 di Indonesia terus membaik seperti belakangan ini, rasanya tidak lama lagi kita akan mendapat izin. Saudi juga berkepentingan. Sebagai pelayan dua kota suci, Saudi bisa menjalankan tugasnya. Sebagai negara yang juga perlu devisa, Saudi akan mendapat penghasilan USD 8 miliar setahun.
Indonesia memang terus menerima pujian dari mancanegara. Dianggap sukses besar. Tentu masih dengan catatan: semoga tidak terjadi gelombang ketiga.
"Rasanya, kalau pun terjadi gelombang ketiga, tidak akan berat," ujar Eri Cahyadi ST MT, wali kota baru Surabaya. "Yang penting kita jangan lengah," tambahnya.
Kemarin saya mengajak Eri Cahyadi untuk podcast. Itu bagian dari janji saya bulan lalu: kalau vaksinasi di Surabaya sudah mencapai 80 persen saya harus podcast dengan sang wali kota.
"Hari ini sudah 115 persen," ujar Eri. Wow. Berarti lebih cepat dari yang saya bayangkan. Dan ternyata tidak hanya Jakarta yang vaksinasinya melebihi angka 100 persen.
"Surabaya kan juga kota metropolitan. Banyak orang sekitar Surabaya yang bekerja di sini. Kami juga layani keperluan vaksin mereka," ujar Eri.
Sehari kemarin jumlah penderita baru Covid-19, di Surabaya, tinggal 15 orang. Sangat menggembirakan.
"Mulai hari ini fokus kami mulai membangkitkan ekonomi. Seniman boleh tampil lagi," ujar Eri. Seniman memang salah satu yang sangat terpukul oleh Covid-19. "Saya sampai mbrebes mili melihat para seniman Surabaya," kata Eri. (Baca juga: Surabaya Level 1, Eri Genjot Ekonomi).
Bersamaan dengan itu UMKM juga dihidupkan.
Rasanya kota Anda pun sedang memikirkan untuk bangkit seperti itu. (Dahlan Iskan)
Ikuti selengkapnya Energi Disway Podcast bersama Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Artikel Berjudul Ahmaud Unincorporated
Adi Purnomo
Tape bondowoso memang the best. Eh, tape jember jg enak. Keunggulannya, manisnya alami dan walaupun lewat tanggal masak, tidak kecut. Eh, kok jd laper.
Komentator Spesialis
Kalau urusan pelik begini kita serahkan ke mas Pry saja ahlinya. Entah urusan toleransi, diskriminasi, unincorporate community atau apa. Tampaknya di sana tidak ada istilah USA harga mati. Masing masing negara bagian dibebaskan mengatur wilayahnya. Bisa dibayangkan satu negara bagian saja seperti Florida, GDP nya lebih besar dari Indonesia. Yang jelas, rumah saya sama. Nggak punya pagar.
Disway 230980
Pak Dahlan, paragraf pendek penutup artikel ini sekaligus sebagai penutup karir politik bapak utk nyapres. Secara terbuka berani2 menyatakan kangen pada negara lain, apalagi saat pandemi (baca: ekonomi turun) adalah sikap kurang nasionalisme. Tidak layak jadi presiden. Gimana sudah mirip oposisi ya? hehehe. salam
Anak Alay
Pers serapan dari bahasa Belanda Press bahasa Inggris nya berasal dari bahasa latin "perssare" yang berarti "tekan" atau "cetak" arti terminologisnya "media cetak" di Indonesia yang digunakan "Pers" seperti Dewan Pers
Ki Mertani
Rumah tanpa pagar bagus. Biar tidak seperti burung dalam sangkar. Tapi rumah pakai pagar juga sedikit lebih bagus. Memberi peluang usaha teralis.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
Komentar: 178
Silahkan login untuk berkomentar
Masuk dengan Google