Cuaca Ekstrem, Australia Siaga Hadapi Angin Kencang La Nina

Cuaca Ekstrem, Australia Siaga Hadapi Angin Kencang La Nina

Ilustrasi/angin kencang.--Pixabay

DISWAY.ID-Australia bersiap hadapi cuaca ekstrem, angin kencang La Nina. ABC News melaporkan Badan Meteorologi Australia mengumumkan siaga tinggi kepada warga, khususnya yang berada di wilayah sekitar Sydney karena akan datangnya angin kencang La Nina.

Dikatakan hujan deras yang membanjiri kota-kota di pantai timur Australia telah mereda pada Jumat 1 April 2022.

Tetapi kombinasi cuaca panas dan hujan ekstrem akan menghasilkan angin liar dan gelombang besar di beberapa tempat wisata termasuk pantai utara Sydney.

Kabar baiknya, ketinggian air kini mulai surut di kota-kota yang dilanda bencana banjir pada bulan lalu, beberapa penduduk dilaporkan telah kembali ke rumah mereka. 

Warga yang kembali itu kini berbondong-bondong melaporkan kerusakan propertinya kepada pemerintahan, pinta ganti rugi.

Mengutip Jabar Ekspres, Jumat 1 April 2022, Meskipun hujan telah reda, Biro Meteorologi memperingatkan bahwa daerah bertekanan udara rendah di tenggara dan tekanan udara tinggi di selatan dapat diterpa angin dengan kecepatan hingga 100 km per jam hingga Sabtu 2 April 2022.

Warga tepi pantai telah diberitahu untuk bersiap menghadapi gelombang besar dan erosi. Menurut data aktual, angin menerpa wilayah Murrurundi hingga kecepatan 102 km per jam, sekitar 300 km barat laut Sydney.

Bencana banjir bulan lalu telah mendorong pemerintah federal untuk mengumumkan keadaan darurat nasional.

Walaupun kota-kota di daerah New South Wales sudah surut, kini pemerintahan masih mengevakuasi lebih dari 20 ribu orang di kawasan itu.

“Ini masih sangat mengerikan,” ujar Nick Sutton, seorang penduduk di kota Coraki, New South Wales utara, kepada saluran televisi ABC News.

Sungai-sungai timur Australia juga hampir mencapai kapasitasnya disaat fenomena cuaca La Nina menerjang wilayah itu.

La Nina adalah fenomena yang dikaitkan dengan curah hujan yang tinggi pada musim panas di pantai timur selama dua tahun berturut-turut. Perubahan iklim juga diyakini berkontribusi terhadap badai hujan tersebut.

Menurut data Kepolisian Australia per Jumat, korban jiwa akibat badai hujan itu naik menjadi tiga, setelah seorang wanita berusia 55 tahun yang hilang dalam banjir di utara New South Wales ditemukan tewas.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: