Dwikorita: Zero Victim Jadi Tolok Ukur Keberhasilan BMKG

Dwikorita: Zero Victim Jadi Tolok Ukur Keberhasilan BMKG

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati dalam acara Webinar Talkshow Dewan Pembelajar BMKG Corporate University dan Ekspos Inovasi Aksi Perubahan Alumni, Jakarta, Kamis 7 April 2022. -BMKG -

JAKARTA, DISWAY.ID - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menegaskan zero victim menjadi tolok ukur keberhasilan sistem peringatan dini yang dibangun BMKG.

Menurut Dwikorita, BMKG terus memacu seluruh sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki untuk membangun sistem peringatan dini multibencana yang tidak hanya cepat, namun juga tepat dan akurat. 

"Peringatan dini ya benar-benar harus dini. Prediksinya harus cepat, tepat, dan akurat. Dengan begitu, kita bisa menekan jumlah kerugian materil dan nyawa akibat bencana," ungkap Dwikorita saat memberi sambutan dalam acara Webinar Talkshow Dewan Pembelajar BMKG Corporate University dan Ekspos Inovasi Aksi Perubahan Alumni, Jakarta, Kamis 7 April 2022.

BACA JUGA:23 Rumah di Kabupaten Bangka Rusak Diterjang Puting Beliung, BMKG: Sumsel Waspada

Dwikorita mengatakan, Indonesia menghadapi tantangan bencana dan perubahan iklim yang semakin kompleks dan penuh ketidakpastian. Maka dari itu, perlu aksi mitigasi yang terstruktur, sistematis, dan massif dalam menyikapi kondisi tersebut.

BMKG, lanjut dia, juga terus berbenah dan mendorong untuk menjadi Center of Excellence menyusul keharusan organisasi untuk mengubah paradigma pengelolaan ASN BMKG, dari SDM menjadi Human Capital.

Hal ini untuk menjawab tantangan global sehingga mampu membawa BMKG menjadi organisasi berkelas dunia.  "Kami (BMKG-red) juga terus melakukan inovasi dan aktif berkolaborasi dengan lembaga lain untuk memperkuat sistem peringatan dini di Indonesia," imbuhnya.

BACA JUGA:BMKG: Waspada Gelombang Tinggi hingga 4 Meter Terjadi di Perairan Berikut ini

Dwikorita memaparkan, lebih dari 70 persen pegawai BMKG merupakan angkatan muda, generasi milenial. Dalam periode 3 tahun ini, tambah dia, bonus demografi tersebut harus dikelola dengan sebaik-baiknya.

Perlu dikembangkan potensi dan kapasitasnya secara optimal, agar tidak kehilangan golden moment, tertinggal dalam kemajuan dunia. Salah satu strateginya adalah melalui pendidikan dan pelatihan.

Dari sisi pendidikan, BMKG menargetkan akan tersedia 500 doktor berkualitas pada tahun 2030. Selepas studi, para doktor baru ini akan mengikuti program untuk memastikan kompetensi diterapkan guna pengembangan kinerja berbagai unit di BMKG.

BACA JUGA:Breaking News: Kendari Diguncang Gempa, BMKG Sebut ada 3 Getaran Susulan

Sementara dari sisi pelatihan, hal ini dilakukan untuk melengkapi dan menuntaskan pengembangan kompetensi.  "Saya optimistis, melalui pendidikan dan pelatihan yang tepat dan terukur, maka ASN-ASN BMKG mampu melompatkan BMKG dalam mencapai visi dan misinya menjadi global player, organisasi berkelas dunia," ujarnya. 

Dwikorita menambahkan, konsep Corporate university dan segala proses perubahan yang dibawanya menjadi wadah untuk mengembangkan kompetensi SDM ASN BMKG.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: bmkg