Media Sosial Shanghai Membongkar Kisah Penguncian ‘Virus China’
Inilah postingan dari salah satu warga Shanghai Alice Su dalam laman twiter pribadinya. -Twitter/@Aliceysu-
Namun puluhan ribu tempat tidur telah didirikan di pusat-pusat untuk mengkarantina orang yang terinfeksi.
Para pejabat melunakkan kebijakan pemisahan anak-anak dan bayi yang positif Covid-19 dari orang tua mereka. Ini pun terjadi setelah video bangsal yang penuh dengan anak-anak kecil beredar dan memicu kemarahan publik.
Bagi para ahli, apa yang terjadi di Shanghai dan reaksi media sosial mengungkap teka-teki di jantung kebijakan pusat. Apakah benar China sudah mampu mengendalikan Covid-19.
”Dalam hal menyeimbangkan kebutuhan untuk melindungi kesehatan dengan kebutuhan untuk melindungi stabilitas sosial ekonomi, saya tidak yakin China bebas Covid-19, apalagi mampu mengendalikannya,” ungkap Dr Yanzhong Huang, rekan senior untuk Kesehatan Global di Dewan Hubungan Luar Negeri.
Shanghai, China, pet’s owner was tested positive and was taken away to a quarantine place. The Corgi was out, trying to chase his owner. Soon, the Corgi was beaten to death by a gvmt worker “Big White”. #lockdown #GreatTranslationMovement #大翻译运动 pic.twitter.com/i7H4ybFsEj — NoMoreLies (@NoMoreLiesCCP) April 6, 2022
In #China, agonized locals in some residential district in #Shanghai totalitarian lockdown screamed in horror "we are starving to death" "we haven't eaten for a very long time" "we are really starving to death". @SolomonYue pic.twitter.com/Yy1rB9pSKd — Northrop Gundam ???????????????? (@GundamNorthrop) April 5, 2022
As seen on Weibo: Shanghai residents go to their balconies to sing & protest lack of supplies. A drone appears: “Please comply w covid restrictions. Control your soul’s desire for freedom. Do not open the window or sing.” https://t.co/0ZTc8fznaV pic.twitter.com/pAnEGOlBIh — Alice Su (@aliceysu) April 6, 2022
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: the staits time