Pasukan Ukraina Cuma Punya Dua Pilihan, Menyerah atau Mati!
Posisi pasukan Ukraina dikabarkan telah terdesak oleh gempuran militer Rusia di kota Severodonetsk. -NYTIMES-Disway.id
"Tempat perlindungan Azot tidak sekuat yang ada di Azovstal Mariupol," ujarnya.
BACA JUGA:Daftar Bonus Atlet SEA Games 2021/2022: Emas Rp 500 Juta
Wilayah Luhansk, yang secara kolektif disebut Donbas bersama wilayah tetangganya Donetsk, menjadi pusat peperangan invasi Rusia di Ukraina.
Saat ini, sebagian besar wilayah Luhansk sudah berada di bawah kendali Rusia.
Fokus pertempuran adalah di kota kembar Severodonetsk dan Lysychansk.
Di sana, pasukan Rusia telah menghancurkan dua dari tiga jembatan antar kota-kota dan menembaki jembatan ketiga.
Sementara Amnesty International menuduh Rusia melakukan kejahatan perang di Ukraina.
Serangan Rusia di Kharkiv disebut banyak menggunakan senjata terlarang, bom tandan, dan telah menewaskan ratusan warga sipil.
"Pemboman berulang terhadap lingkungan perumahan di Kharkiv adalah serangan membabi buta yang menewaskan dan melukai ratusan warga sipil, dan dengan demikian merupakan kejahatan perang," kata kelompok hak asasi manusia ini dalam laporannya, dikutip dari The Guardian.
BACA JUGA:Usai Tuding Tiongkok Diskriminasi Muslim Uighur Kepala HAM PBB Michelle Bachelet Mundur
Amnesty mengatakan telah menemukan bukti tentang penggunaan bom cluster 9N210 dan 9N235 secara berulang oleh pasukan Rusia di Kharkiv serta ranjau darat yang tersebar.
Semua senjata ini dilarang berdasarkan konvensi internasional.
Bom cluster melepaskan lusinan bom atau granat di udara, menyebarkannya tanpa pandang bulu di atas ratusan meter persegi.
Amnesty mencatat, sebanyak 606 warga sipil telah tewas dan 1.248 terluka di wilayah tersebut sejak konflik dimulai.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: