17 Bom Guncang Thailand, Sempat Peringatkan Penjaga Toko Saat Lakukan Penyerangan
Ledakan peket di Asrama Brimob Sukoharjo memakan korban satu orang anggota kepolisian.-freepik-
Pemerintah Thailand sendiri telah memerangi kelompok-kelompok pemberontak tersebut yang menuntut kemerdekaan meraka seperti Pattani, Yala, Narathiwat dan sebagian Songkhla.
BACA JUGA:SBY dan AHY Tidak Hadiri Upacara HUT ke-77 RI di Istana Merdeka, Demokrat Beberkan Alasannya
BACA JUGA:Tim Densus 88 Tangkap Seorang Teroris di Jambi, Sejumlah Buku Jadi Barang Bukti
Menurut Deep South Watch yang merupakan badan pemantau aktifitas pemberontakan Thailand mengungkapkan bahwa lebih dari 7.300 orang tewas dalam pemberontakan yang dimulai itu sejak 2004.
Pembicaraan damai telah dimulai pada tahun 2013 akan tetapi selalu mendapatkan gangguan berulang kali.
Dilansir dari reuters.com, serangan 17 bom pada hari Rabu tersebut terjadi setelah pemerintah Thailand pada awal tahun ini memulai kembali diskusi dengan kelompok pemberontak utama yaitu Barisan Revolusi Nasional.
BACA JUGA:Hino Gelar Talkshow Peduli Keselamatan Berkendara Bagi Pengemudi Truk dan Bus di GIIAS 2022
Pembicaraan tersebut dilakukan setelah sempat tertunda selama 2 tahun akibat pandemic Covid-19.
The Patani United Liberation Organisation (PULO), yang tidak diikut sertakan dalam pembicaraan damai tersebut sempat melakukan pemboman pada bulan Ramadhan lalu.
Pihak PULO juga sempat mengungkapkan bahwa pembicaraan damai yang dilakukan tidaklah inklusif.
BACA JUGA:Bunker Sambo Mulai Mencolok, Praktisi: Fokus Perkara Bedah Ponselnya
BACA JUGA:Mendadak, Warga Muaro Jambi Geger dengan Kedatagan Gegana, Diduga Tangkap Teroris
Pemerintah Thailand juga mengungkapkan bahwa pihaknya siap untuk berbicara dengan semua kelompok.
Pemimpin organisasi itu, Kasturi Makhota, mengatakan bahwa serangan hari Rabu tidak ada hubungannya dengan PULO.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reuters.com.