Cara BMKG Modifikasi Cuaca Alihkan Hujan, Tabur Garam 29 Ton di Langit Bali

Cara BMKG Modifikasi Cuaca Alihkan Hujan, Tabur Garam 29 Ton di Langit Bali

Cara BMKG modifikasi cuaca alihkan hujan di langit bali untuk kemanyamanan perhelatan KTT G20.-BMKG-

Lebih lanjut, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan, BMKG menggunakan Model InaNWP (_Indonesia Numerical Weather Prediction_).

BACA JUGA:Sodium Ion Baterai Masa Depan dari Garam, Lebih Murah dengan Bahan Baku Berlimpah

Model InaNWP memiliki resolusi spasial 1 km dan resolusi waktu 1 jam sebagai salah satu referensi prakiraan cuaca di setiap venue G20 dan guna mendukung kegiatan TMC.

Guswanto menuturkan, kondisi cuaca di Wilayah Bali secara umum pada tanggal 15 - 16 November 2022 sangat dipengaruhi dinamika cuaca lokal.

Cuaca lokal seperti Radiasi Matahari yang sangat kuat mulai dari pagi hari dan kondisi kelembapan cukup tinggi yang mendukung pembentukan awan - awan konvektif sejak pagi jelang siang hari.

Sementara Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Fachri Radjab menambahkan bahwa dalam operasi TMC, Personil BMKG terus memantau perkembangan sel-sel awan yang bisa disemai dan menginfokannya kepada penerbang TNI AU sebelum melakukan sorti penerbangan.

Khusus untuk posko TMC di Banyuwangi, kata dia, BMKG menempatkan perangkat mobil cuaca lengkap dengan timnya yang diberangkatkan dari Jakarta.

Lebih lanjut lagi, Perekayasa Ahli Utama TMC Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Tri Handoko Seto mengatakan bahwa dalam operasi TMC tersebut dikerahkan empat pesawat pemburu awan yang dioperasikan dari Posko Utama di Lombok dan Posko Cadangan di Banyuwangi.

"Semua awan yang tumbuh dan berpotensi memasuki titik lokasi acara G20, terutama acara outdoor, dihujankan lebih cepat agar tidak hujan pada saat acara berlangsung di lokasi tersebut," ujarnya.

Tri Handoko mengatakan bahwa sistem pertumbuhan awan di Bali yang sangat dinamis khususnya pada tanggal 15 November menjadi tantangan yang tidak mudah. 

Menurutnya, jumlah awan yang tumbuh sangat banyak dan pergerakannya mengarah ke lokasi acara KTT G20. 

Karenanya, lanjut dia, seluruh armada pesawat yang disiapkan beserta tiga unit radar cuaca, dan lebih dari 100 personil yang tersebar di Bali, Lombok, dan Banyuwangi berkolaborasi untuk memburu seluruh awan tersebut.

"Untuk tanggal 15 November saja dilakukan 11 sorti penerbangan mulai jam 8 pagi hingga jam 8 malam. Kami bersyukur seluruh rangkaian acara G20 berjalan lancar tanpa ada gangguan hujan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: