Siswa SDN 01 Pocin Saling Mengajar, Wali Murid Gantikan Tugas Guru

Siswa SDN 01 Pocin Saling Mengajar, Wali Murid Gantikan Tugas Guru

Pria bernama Alexander Foe melaporkan Rudy Gunawan ke Polda Metro Jaya mengenai dugaan penipuan.-Rafi Adhi Pratama-

JAKARTA, DISWAY.ID - Para siswa di SDN 01 Pondok Cina disebut saling mengajar satu sama lain pasca sekolahnya tidak ada guru, bahkan wali murid gantikan tugas guru.

Pengacara keluarga siswa SDN 01 Pondok Cina, Deolipa Yumara mengatakan mereka mengajar satu sama lain.

"Jadi akhirnya mereka sekolah-sekolah sendiri sebenarnya kalau murid ini tetap melanjutkan belajar meskipun gurunya tidak ada dan akhirnya mereka mengajar diri mereka sendiri. Untungnya wali murid tau," katanya kepada awak media di Polda Metro Jaya, Rabu 21 Desember 2022.

"Jika ada anak yang cerdas bisa jadi anak kelas satu ngajarin kelas satu. Atau anak kelas enam ngajarin kelas lima, anak kelas lima ngajarin kelas empat," tambahnya.

BACA JUGA: KPK Balas Ocehan Luhut Pandjaitan Soal OTT KPK Nggak Bagus, Aturan Mainnya Dibeberkan

BACA JUGA:Marcus Rashford Hingga David de Gea Dilarang Pergi, MU Siapkan Kontrak Baru

Selain itu, beberapa para wali murid juga ikut membantu mengajar para siswa yang ada disana.

"Kondisi sekolah segitu parahnya jika tidak ada guru. Untungnya wali murid mengetahui, yang akhirnya berinisiatif di minggu-minggu pertama mereka mengajar," tandasnya.

Sebelumnya, Siswa SDN 01 disebut takut tidak bisa melakukan ujian dan tidak naik kelas dengan kondisi sekolahnya saat ini.

BACA JUGA:Geram! Nikita Mirzani Sumpahin Dito Mahendra Meninggal Dunia

BACA JUGA:Cody Gakpo Segera Berlabuh ke Manchester United, PSV Sudah Mau Negosiasi Bikin ten Hag Full Senyum

Pelapor kasus tersebut ke Polda Metro Jaya, Deolipa Yumara mengatakan itu menjadi sebuah persoalan yang terjadi pada siswa.

"Ada ketakutan dari anak-anak jika mereka enggak bisa ujian, mereka takut enggak bisa naik kelas. Itu akan menjadi maslah baru lahi," katanya kepada awak media di Polda Metro Jaya, Rabu 21 Desember 2022.

Selain itu, para siswa takut tidak bisa lulus sekolah untuk melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: