Hukuman Goreng
Lin Ce Wei--
IA tidak terbukti memperkaya diri. Juga tidak terbukti memperkaya orang lain. Tidak pula merugikan keuangan negara. Tapi ia dihukum. Ia dianggap korupsi.
Itulah Lin Ce Wei.
Ahli keuangan swasta yang tahun lalu diminta membantu mengatasi gejolak harga minyak goreng. Yang meminta adalah Menteri Perdagangan (waktu itu) M. Lutfi.
Jaksa pun menuntutnya 8 tahun penjara. Ditambah membayar Rp 1 miliar.
Setelah tuntutan itu, Lin Ce Wei mengajukan pembelaan di depan hakim. Posisinya hanya sebagai anggota tim asistensi. Tidak punya wewenang apa pun. Apalagi wewenang memberikan izin ekspor CPO. Saran-sarannya pun juga bukan saran yang mengikat.
LCW juga tidak dibayar. Tidak menerima komisi. Tidak mengambil keuntungan.
Tapi namanya telah hancur. Ia dikesankan ikut bermain: membuat pengusaha disway.id/listtag/36894/sawit">sawit tetap bisa ekspor meski terjadi krisis minyak goreng di dalam negeri.
Kesannya, LCW ikut jadi penyebab melonjaknya harga minyak goreng.
Maka LCW ditangkap. Demikian juga dirjen Perdagangan Luar Negeri. Ditambah tiga manajer perusahaan sawit swasta.
Dirjen memang menandatangani dokumen ekspor CPO. Padahal eksporter tersebut belum memenuhi DMO dan DPO.
Tapi LCW tidak terkait dengan itu.
Pada saat diadakan rapat, LCW menolak untuk hadir. Itulah rapat untuk memutuskan izin ekspor.
Hari itu LCW berkirim WA ke menteri Lutfi. "Tugas penasihat adalah memberikan advice. Mengingatkan risiko dan manfaat dari pilihan kebijakan. Tugas menterilah yang membuat keputusan. Menteri akan menerima semua kredit keberhasilan. Namun, menteri juga harus siap dipersalahkan dan menanggung beban tanggung jawab dari pilihan kebijakan tersebut".
Rupanya LCW tetap diminta hadir. Lalu LCW kirim WA lagi: "Biar judgment di bapak saja, aku ngurusin terbatas data harian dan analisis saja. Kalau aku terlibat persetujuan ekspor mudah difitnah Pak".
Anda masih ingat: gejolak minyak goreng bermula di bulan Oktober tahun lalu. Harga minyak goreng melonjak ke Rp 16.772. Harga CPO internasional melejit ke 5.402 ringgit. Alasannya: harga pupuk melonjak. Alasan pabrik pupuk: harga gas melonjak. Alasan pengusaha gas: terjadi kelangkaan gas akibat Rusia menyerang Ukraina.
Bulan berikutnya, November, harga minyak goreng masih tinggi. Bahkan di bulan Desember menjadi Rp 19.771/liter. Emak-emak protes keras. Mereka demo dengan berbagai gaya. Pemerintah panik. Apalagi kementerian perdagangan.
Tanggal 11 Januari 2022, hampir tepat setahun yang lalu, keluarlah Permendag nomor 01. Harga eceran tertinggi ditetapkan: Rp 14.000. Setelah ditetapkan itu harga minyak goreng justru melonjak lagi. Melewati angka Rp 20.000/liter.
Pemerintah kian panik. Tiga hari kemudian LCW terbang pulang dari Singapura. Ia diminta bantu mengatasi gejolak ini. Jadi, ketika LCW mulai bertugas, harga minyak goreng sudah tidak terkendali.
Seminggu kemudian harga minyak goreng masih naik lagi: Rp 20.900. Menteri Perdagangan mengeluarkan lagi peraturan No 02 dan 03. Yakni tentang penetapan satu harga. Juga tentang larangan ekspor CPO, kecuali bagi yang sudah memenuhi DMO dan DPP. Yakni menyetor CPO kewajiban untuk diolah di dalam negeri dengan harga khusus untuk dalam negeri.
Setelah itu pun harga minyak goreng belum juga mau turun. Dikeluarkan lagi Permendag nomor 06. Harga dibuat tiga lapis. Akan ada harga online yang murah. Sistem penjualan online ini pun sudah ditetapkan.
Minyak goreng tetap saja mahal. Juga masih langka.
Tanggal 18 Maret, kewenangan perdagangan dipangkas. Dialihkan ke Perindusterian. Sehari sebelum itu LCW tidak lagi ikut dalam tim minyak goreng. Dua bulan kemudian ia ditetapkan sebagai tersangka.
Pembelaan LCW itu kelihatannya didengar oleh hakim. Dua hakim sepakat LCW bersalah. Ia dijatuhi hukuman 1 tahun dan bayar Rp 100 juta. Jauh lebih ringan dari tuntutan jaksa. Satu hakim lagi berpendapat LCW tidak bersalah. Harus dibebaskan.
Satu hakim kalah dengan dua hakim. Hukuman 1 tahun ditetapkan. Palu putusan diketukkan. LCW harus tetap ditahan.
Empat bulan lagi masa tahanannya sudah satu tahun. Sudah sama dengan nilai hukumannya.
Jaksa naik banding. Di kejaksaan memang ada doktrin: wajib naik banding manakala hukuman yang dijatuhkan hakim kurang dari separo tuntutan jaksa. Jaksa menuntut 8 tahun. Hakim memutuskan 1 tahun.
Rasanya sambil menunggu putusan banding itu masa tahanan LCW sudah akan lewat. Kalau saja putusan pengadilan tinggi nanti LCW bebas alangkah teraniayanya tokoh muda ini. Namanya hancur. Keluarganya menderita. Pengabdiannya tanpa gaji terbalaskan tuba. Berbeda dengan di Amerika. Kalau LCW nanti bebas, ia bisa menuntut ganti rugi dan rehabilitasi. Itu di Amerika.
Hidup kadang harus seperti itu.(Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 5 Januari 2022: UT Ojat
Ahmad Zuhri
2018 mulai muncul ide balas 'dendam' agar bisa kuliah dan keluar dari zona nyaman.. Mulai cari referensi sana sini agar bisa kuliah sambil kerja, tentu waktu untuk keluarga jg jadi prioritas karena udah 'terlalu lama' jauh dari keluarga huhuhu.. Akhirnya dengan berbagai pertimbangan, pilihan jatuh ke UT.. mulai eksekusi pertengahan 2019. Saya tidak mau kl hanya sekedar mencari ijazah, saya harus bisa menyerap ilmunya.. Mmg penuh tantangan, pernah sambil rapat sambil mengerjakan soal ujian online.. kemanapun pasti sambil bawa modul kuliah, sambil menunggu Bapak operasi, menemani opname di RS, dalam perjalanan di bus, disela waktu luang di kantor, saya usahakan menyelesaikan setiap diskusi mingguan dan tugas yg diberikan oleh Tutor.. Alhamdulillah 7 semester sudah terlewati, InsyaAllah 1 semester lagi.. Biayanya sangat terjangkau dan waktu yg sangat fleksibel, tergantung niat dan kemauan kita.. Universitas Terbuka kampusku..
Amat Kasela
Saya bukan alumnus UT, tapi ibu saya pernah menjadi mahasiswi UT, dulu. Sudah lama sekali. Ada banyak modul pembelajaran yang didapat. Belajarnya di rumah, secara mandiri. Saat membahas "Merdeka Mengajar", yang katanya guru tak lagi wajib membuat RPP, cukup membuat sebuah modul. Kawan saya yang seorang guru itu menyebutkan bahwa modul pembelajaran terbaik adalah modul UT. Kalau mau membuat modul pembelajaran, contohlah modul UT. Memang, mereka sudah sangat berpengalaman puluhan tahun dalam penyusunan materi ajar. UT mantap! Semoga program-program Bapak rektor tercapai.
AnalisAsalAsalan
"Di mana ada kemauan, di situ ada jalan," kata pepatah. Jurusan teknik di UT? Mengapa tidak? Total praktikum S1 berapa kali sih? Paling sepuluh (10) kali. Kerja sama saja dengan kampus teknik di daerah terdekat. Namun, harus efektif dan efisien. Caranya: 1. Mahasiswa UT sudah melihat simulasi praktikum sebelumnya, bisa lewat software -- kalau ada -- atau video praktikum yang dibuat oleh asisten. Dengan demikian saat datang sudah separuh paham prosedur dan outputnya. 2. Waktunya saat kampus teknik terdekat liburan. Kalau mau efisien lagi, 2-3 praktikum dalam satu kali waktu liburan. 3. Mahasiswa teknik UT otomatis harus diseleksi, yang rumah/kosnya tidak jauh dari kampus rekanan. Perlahan-lahan UT bikin sendiri lab. Tentu ada skala prioritas, jurusan teknik apa yang dibuat dulu. Masalahnya di akreditasi. Seharusnya rendah (atau ditolak?) kalau tidak punya lab sendiri. Pimpinan UT bisa mengajukan klausul khusus untuk UT. Demikian usulan saya. Semoga bermanfaat. Amin.
Udin Salemo
Dari sudut pandang marketing UT ini layak punya tagline "Kami sudah berbuat sebelum yang lain memikirkannya." Ini terkait pembelajaran jarak jauh yang sudah dijalani UT sejak mulai berdiri. Tapi tagline itu akan kelihatan cupu bila disandingkan dengan Semen Padang. Semen Padang sudah menggunakan tagline itu jauh sebelum UT berdiri, bahkan sebelum UT ada dalam alam fikiran pendirinya. :) Semen Padang sudah berproduksi sejak 1910. Kalau mau ke kota Sanggau/ Enaknya jalan di malam hari/ Pendidikan murah dan terjangkau/ UT sudah memulainya sejak jauh hari/ #everyday_berpantun
Komentator Spesialis
Buat saya sekolah online ini bukan hal yang baru. Bahkan jauh sebelum masa pandemi, anak anak sudah saya sekolahkan online. Sungguh efisien dan efektif. Waktu tidak habis wira wiri untuk datang ke sekolah. Yang jelas potensi tawuran anak antar sekolah nihil. Orang tua juga tidak disibukkan dengan kegiatan persatuan orang tua murid. Sehingga waktunya bisa dimanfaatkan untuk belajar agama yang lebih dalam, belajar memulai bisnis dll. Kuncinya bisa dapat paket C dulu. Ini cukup belajar 1 tahun efektif lewat bimbel online. Lulus paket C, universitas ada buanyak pilihan. Dari universitas dalam negeri sampai manca negara. Kebetulan kami pilih International Open University (IOU). Universitas besutan Dr. Bilal Philips. Saat ini punya hampir 300 ribu mahasiswa di 224 negara. Termasuk Indonesia ada banyak mahasiswa. Kalau tidak salah juga sudah terakreditasi mendikbud. Ada acara kopdar ketemu darat pula untuk kuliah. Ujian ada lokasi exam center yang sudah ditentukan. Itu semua sudah saya lakukan sebelum masa pandemi.
Komentator Spesialis
Pertama kita harus merubah mindset. Jaman saya sekolah dulu, sekolah adalah identik untuk cari kerja. Maklum saat itu tuntutan ekonomi keluarga lebih dominan. Harusnya, sekolah itu untuk cari ilmu. Disamping cari relasi atau teman bergaul. Bicara dalam tataran ini, maka opsi sekolah online atau online tersedia. Tinggal dikaji mana yang efisien dan efektif dari sudut ilmu yang didapat, waktu dan biaya.
Kalender Lengkap
Untuk praktikum, bisa pakai metaverse. Jadi laboratoriumnya di bangun di dunia maya. Untuk tahap ujicoba, praktikumnya yang sederhana aja dulu.
amir faisol
Saya termasuk angkatan pertama di UT. Betul mutu sangat dijaga. Sampai ujian akhir harus saya tempuh dua kali baru lulus. Belajar agak lama karena bayar kuliah gantian sama anak yg di Universitas Negeri bukan UT. Terima kasih UT. Sukses selalu.
Saifudin RohmaqèÅ•qqqààt
Sebenarnya mau kuliah atau tidak, sama saja. Karena sejatinya manusia butuh ilmu. Ilmu apa? Yaitu ilmu kebahagiaan. Bagaimana diri kita bisa bahagia. Contoh nyata, ada kawan mau cerai karena kasus selingkuh. Kawan saya itu sedih sekali dan menderita. Kemudian kita kasih ilmu bahagia. Yaitu mengubah masalah menjadi keuntungan. Dicoba dipraktekkan setiap hari. Praktek pun gratis, wong cuma mensugesti dirinya. Setelah beberapa minggu, apa yang terjadi? Kawan yang mau bercerai itu bilang sendiri, saya bersyukur dengan adanya kasus ini, ternyata kasus itu memberi banyak pelajaran kehidupan yg selama ini tidak didapatkan. Dapat kasus pusing, diubah menjadi rasa syukur. Dengan teori ilmu kebahagian.
Jhelang Annovasho
Ibu saya guru SD. Lulusan SPG. Saya mengalami masa dimana ibu mengambil D2 di UT. Waktu itu gelarnya A.Ma.Pd. (Ahli Muda Pendidikan). Saya tidak paham bagaimana ibu waktu itu mengatur waktu selain mengajar dan merawat kami, kami masih sangat kecil. Ketika akhir SMP, ibu melanjutkan ke UT dan mendapat gelar S.Pd.SD. Waktu itu titel gelar belum diseragamkan, untuk menghindari bias maka di belakangnya ditambah SD, spesialisasi pada pendidikan SD. Saya sebetulnya suka dengan format tersebut, karena gelar saya bisa ditulis S.Pd.Fis. Sarjana Pendidikan Fisika. Supaya tidak dikira S.Pd. guru agama. Kan saya kurang religius. Ibu betul-betul sungguh2 berkuliah. Tugas Akhirnya, berupa 2 buah Penelitian Tindakan kelas, masing2 3 siklus. Ibu menuliskan TA itu dalam puluhan lembar folio bergaris. Saya yg mengetik di komputer. Sambil belajar, sambil "kuliah" di UT.
Haris Karyadi
UT juga sudah ada program Doktor loh... S3 ilmu manajemen dan S3 Administrasi publik...sempet jadi mahasiswa angkatan pertama tahun 2020...hue he he. UT keren
Ahmad Zuhri
Di UT udah banyak prodi yg terakreditasi A, diantaranya Manajemen, Ilmu Hukum, Pajak, dll.. Disetiap kota/kabupaten biasanya ada Kelompok-kelompok Belajar (Pokjar) sebagai kepanjangan dari UT daerah.. nah biasanya yg kuliah nya ada porsi tatap muka diatur teknis pelaksanaan nya seperti apa, biasanya UT sewa gedung sekolah setempat pas hari libur/diluar jam sekolah untuk pelaksanaan nya.. Tidak ada Skripsi, tapi membuat Karya Ilmiah sebagai syarat kelulusan.. walaupun 'hanya' Karya Ilmiah saya harus revisi sampai 12x agar bisa memenuhi tingkat plagiasi maksimal 30% via Turnitin hehehe..
ALI FAUZI
Siang hari banyak burung kuntul/// Ngalor-ngidul cari janda bahenol/// Sudah lama Pak Pry tak muncul/// Alhamdulillah kini sudah nongol/// Kasihan itu si bahenol kehujanan/// Sepertinya perlu belaian dan suntikan/// Sekali nongol sanjung Pak Dahlan/// Padahal biasanya penuh kritikan///
Rihlatul Ulfa
Saat saya menaiki kapal menuju Lampung pada malam hari. saya lihat laut menjadi hitam dan yg saya pikirkan adalah. 'oh bunuh diri yg paling mudah adalah meloncat dari kapal ini, tidak membuat rumah/kost/hotel/apartemen menjadi angker. paling2 saya ditemukan setelah jasad mengapung atau mungkin sudah dimakan ikan. saya juga berfikir saat mencoba menjadi pembunuh. saat korban saya masukan karung dengan pemberat batu dan buang dilaut lepas. buktinya kasus aksyena yg meninggal didanau sekecil itu saja pembunuhnya tidak pernah terungkap. apalagi strategi saya itu wkwkk. ini hanya pikiran liar. :p
Mpok Dipa
Awalnya saya tanya ttg UT ke pak Zuhri, wkt itu buat anak teman yg baru lulus SMA. Ternyata anak saya yg lulus SMK berminat juga (mungkin dia lelah krn mau lanjut ke Fak yg sesuai ilmunya saat d SMK ga sampai sampai tabungannya). Akhirnya dia kuliah di UT sekarang sambil bekerja d hotel Raflles Kuningan. Semua dia biaya sendiri sampai membeli buku dan laptopnya hasil dari kerjanya. Thn ini harusnya anak yg no 1 lanjut S2 setelah S1 Sastra Prancisnya d Unnes kelar sekitar 5 th yg lalu. Kadarallah, sdh bayar pendaftaran, sdh bikin esai bebas utk syarat ujian masuk...eh giliran test masuk harus d RS krn DB. Hilang dah semuanya he he he. Semoga aja th depan masih punya semangat utk lanjut lagi, mumpung masing single dan punya biaya sendiri utk lanjut kuliah. Tinggal takdir Tuhan saja, mana yg lebih duluan menghampiri d tahun 2023 ini : Jodohnya atau pengumuman pendaftaran kuliahnya. Semangaaaat buat semua mahasiswa yg kuliah modal sendiri di seluruh negeri !!!!
Abd Qohar
Secara administrasi, UT memang sangat bagus. Tetapi praktek di lapangan perlu dikaji lagi. UT memang bagus dalam membantu dalam pemenuhan target bahwa guru harus sarjana (S1), dimana dulu mayoritas guru, terutama guru SD hanya lulusa Diploma (D3). Namun seiring perkembangan waktu, dan sudah banyak guru yang sarjana, UT menerima banyak mahasiswa dari lulusan SMA. Sebagian besar mahasiswa UT mengambil jurusan keguruan, terutama PGSD, yang nantinya akan menjadi guru SD. Pada pembelajaran di UT setiap semester hanya 8 minggu, biasanya Sabtu-Minggu, bisa secara Online, dan mahasiswa bisa lulus dalam 8 atau 9 semester. Kita bandingkan dengan kuliah di kampus reguler, tiap semester minimal 16 minggu, hampir tiap hari mahasiswa masuk secara offline. Mahasiswa bisa lulus 8 atau 9 semester. Banyak teori dan praktek pembelajaran serta sikap dan karakter yang harus dicontohkan dan dipraktekkan secara luring di ruang kelas. Bagaimana membuka pelajaran, mengelola kelas, mengaktifkan siswa dalam diskusi, mencontohkan sikap yang baik, dan sebagainya dipelajari dengan praktek secara luring. Ini penting karena mereka adalah calon guru yang nantinya akan mendidik siswa secara langsung/luring di kelas. Mungkin kalau pembelajaran di sekolah sudah online semua dan tidak perlu mengajari sikap/karakter secara nyata, maka mencetak guru model online tersebut bisa dilakukan, dan UT akan menjadi yang terdepan. Mohon maaf, ini hanya usul agar pendidikan di Indonesia bisa lebih baik, secara nyata..
balagak nia
Masuk STAN, Statistik sepakat pasti objektif karena pembelajarannya juga sulit & tidak semua orang mampu, kalo IPDN tdk yakin objektif krn kurang pintar pun pasti bisa ikut pembelajaran di IPDN. Waktu kasus Rektor Unila ditangkap, sempat terpikir orang tua yg memaksakan anaknya utk kuliah di kedokteran itu nekad. Tapi setelah dpt info, ternyata banyak juga kedokteran di univ2 yg menggampangkan siswanya lulus terutama jika mahasiswanya kebanyakan kurang pintar. Tapi kalau nekad masuk Kedokteran UI (contohnya) melalui jalur belakang & tidak ditunjang anaknye pintar, siap2 saja stress...akhirnya mundur....
balagak nia
Ane sih kurang sepakat kalau keberhasilan UT ditandai dengan lulusannya banyak diterima sebagai ASN. Tahu sendiri khan kualitas pemerintahan kita....Kalau lulusannya ternyata banyak yg sukses sebagai professional nah itu baru top. Jadi ingat dulu waktu gonjang ganjing IPDN, salah satu alumninya dgn gagah bilang di TV kalau banyak alumni IPDN berhasil ditandai dengan sudah menyelesaikan S2, coba cek ASN kebanyakan yg penting ambil S2, mereka tambah pinter ya nggak. Katanya RG ijazah menandakan pernah sekolah bukan pernah berpikir....
Riki Gana S
Rusuh Agrinex (4) #pantun# pak ojat rektor universitas terbuka// dari nama sudah pasti orang sunda// dari sekian perusuh yang ada// rasanya hanya sedikit yang anak muda..// kampus UT ada di Serang// tak pernah berisik walau banyak ruang// kalaulah mau hati senang dan riang// komenlah asyik dan janganlah tegang..// lulusan fisika murni adalah pak azmi// yang dari kampar bernama pak suardi// janganlah sampai menjadi sensi// mari senam satu jam seperti Pak DI..// jalan-jalan ke banten selatan// tiba di Baduy membeli durian// yang kemarin ribut kopi sachetan// semoga bukanlah duda-duda yang keren// demikian kiranya. saya riki gana. spesialis perusuh sebelum ishoma. wkwkwk... Tabik!
Amat Kasela
Sekolah dan kampus itu cuma tempat sekolah formal, Om. Kita bisa mendapat ilmu pengetahuan dari mana saja. Tinggal kita mau belajar apa tidak? “Setiap Orang Menjadi Guru, dan Setiap Rumah Menjadi Sekolah,” kata Ki Hadjar Dewantara. Lanjut lagi, apa yang kita lihat, dengar, dan rasakan adalah pendidikan. Kita adalah pembelajar sepanjang hayat. Ttd. Perusuh tobat
Warung Faiz
"Masalahnya mau kuliah atau tidak" Sebuah pukulan hook langsung kena sasaran_menyindir saya dan perusuh2 lainnya yg tdk melanjutkan kuliah.. Sebagai orang satu2nya tamatan slta yg kebetulan terpilih ke agrinex_rasanya manusiawi kalo saya sedikit insecure berhadapan dgn rekan2 lainnya... Alhamdulillahnya tdk ada satupun berusaha menonjolkan diri_Pak DI dan rekan2 lainnya org2 humble_beruntung saya bertemu dgn mereka.. Sebagai wartawan senior,Pak DI lah yg mampu "menelanjangi"latar belakang kami,dari pendidikan,profesi sampai keluarga.. Setelah terkuak,saya langsung berkata wow_padahal khan mestinya alip,ba,ta dulu_takjub dgn latar belakang peserta lainnya.. Untungnya saya ingat pesan guru ngaji_insecure itu hampir sama dgn sombong,sama2 penyakit hati_orang insecure cenderung membatasi diri dgn orang dirasa diatasnya_sementara org sombong sebaliknya,cenderung membatasi diri dgn orang yg dirasa dibawahnya_kesimpulan saya,insecure bentuk lain dr kesombangan_bisa jd kesimpulan saya salah,silahkan rekan2 perusuh menyimpulkan lain...
Tuan Sumartan
Alhamdulillah saya pernah kuliah di UT yang biaya kuliahnya murah, sistem belajarnya mandiri, bisa sambil kerja dan saya bersykur juga pernah wisuda di kampus Pondok Cabe.
Rihlatul Ulfa
Saat saya menaiki kapal menuju Lampung pada malam hari. saya lihat laut menjadi hitam dan yg saya pikirkan adalah. 'oh bunuh diri yg paling mudah adalah meloncat dari kapal ini, tidak membuat rumah/kost/hotel/apartemen menjadi angker. paling2 saya ditemukan setelah jasad mengapung atau mungkin sudah dimakan ikan. saya juga berfikir saat mencoba menjadi pembunuh. saat korban saya masukan karung dengan pemberat batu dan buang dilaut lepas. buktinya kasus aksyena yg meninggal didanau sekecil itu saja pembunuhnya tidak pernah terungkap. apalagi strategi saya itu wkwkk. ini hanya pikiran liar. :p
Mpok Dipa
Awalnya saya tanya ttg UT ke pak Zuhri, wkt itu buat anak teman yg baru lulus SMA. Ternyata anak saya yg lulus SMK berminat juga (mungkin dia lelah krn mau lanjut ke Fak yg sesuai ilmunya saat d SMK ga sampai sampai tabungannya). Akhirnya dia kuliah di UT sekarang sambil bekerja d hotel Raflles Kuningan. Semua dia biaya sendiri sampai membeli buku dan laptopnya hasil dari kerjanya. Thn ini harusnya anak yg no 1 lanjut S2 setelah S1 Sastra Prancisnya d Unnes kelar sekitar 5 th yg lalu. Kadarallah, sdh bayar pendaftaran, sdh bikin esai bebas utk syarat ujian masuk...eh giliran test masuk harus d RS krn DB. Hilang dah semuanya he he he. Semoga aja th depan masih punya semangat utk lanjut lagi, mumpung masing single dan punya biaya sendiri utk lanjut kuliah. Tinggal takdir Tuhan saja, mana yg lebih duluan menghampiri d tahun 2023 ini : Jodohnya atau pengumuman pendaftaran kuliahnya. Semangaaaat buat semua mahasiswa yg kuliah modal sendiri di seluruh negeri !!!!
Abd Qohar
Secara administrasi, UT memang sangat bagus. Tetapi praktek di lapangan perlu dikaji lagi. UT memang bagus dalam membantu dalam pemenuhan target bahwa guru harus sarjana (S1), dimana dulu mayoritas guru, terutama guru SD hanya lulusa Diploma (D3). Namun seiring perkembangan waktu, dan sudah banyak guru yang sarjana, UT menerima banyak mahasiswa dari lulusan SMA. Sebagian besar mahasiswa UT mengambil jurusan keguruan, terutama PGSD, yang nantinya akan menjadi guru SD. Pada pembelajaran di UT setiap semester hanya 8 minggu, biasanya Sabtu-Minggu, bisa secara Online, dan mahasiswa bisa lulus dalam 8 atau 9 semester. Kita bandingkan dengan kuliah di kampus reguler, tiap semester minimal 16 minggu, hampir tiap hari mahasiswa masuk secara offline. Mahasiswa bisa lulus 8 atau 9 semester. Banyak teori dan praktek pembelajaran serta sikap dan karakter yang harus dicontohkan dan dipraktekkan secara luring di ruang kelas. Bagaimana membuka pelajaran, mengelola kelas, mengaktifkan siswa dalam diskusi, mencontohkan sikap yang baik, dan sebagainya dipelajari dengan praktek secara luring. Ini penting karena mereka adalah calon guru yang nantinya akan mendidik siswa secara langsung/luring di kelas. Mungkin kalau pembelajaran di sekolah sudah online semua dan tidak perlu mengajari sikap/karakter secara nyata, maka mencetak guru model online tersebut bisa dilakukan, dan UT akan menjadi yang terdepan. Mohon maaf, ini hanya usul agar pendidikan di Indonesia bisa lebih baik, secara nyata..
balagak nia
Ane sih kurang sepakat kalau keberhasilan UT ditandai dengan lulusannya banyak diterima sebagai ASN. Tahu sendiri khan kualitas pemerintahan kita....Kalau lulusannya ternyata banyak yg sukses sebagai professional nah itu baru top. Jadi ingat dulu waktu gonjang ganjing IPDN, salah satu alumninya dgn gagah bilang di TV kalau banyak alumni IPDN berhasil ditandai dengan sudah menyelesaikan S2, coba cek ASN kebanyakan yg penting ambil S2, mereka tambah pinter ya nggak. Katanya RG ijazah menandakan pernah sekolah bukan pernah berpikir....
Amat Kasela
Sekolah dan kampus itu cuma tempat sekolah formal, Om. Kita bisa mendapat ilmu pengetahuan dari mana saja. Tinggal kita mau belajar apa tidak? “Setiap Orang Menjadi Guru, dan Setiap Rumah Menjadi Sekolah,” kata Ki Hadjar Dewantara. Lanjut lagi, apa yang kita lihat, dengar, dan rasakan adalah pendidikan. Kita adalah pembelajar sepanjang hayat. Ttd. Perusuh tobat\
Najib Habibie
Jurusan sosial di Universitas negeri dihapus saja, biarkan UT saja yang buka jurusan sosial. Universitas lainnya yang buka jurusan teknik.
Forsandy Kurniawan David
yang wisuda dijakarta cuman lulusan terbaik? wah berarti bapakku termasuk donk, kelas 6 sd aku diajak kejakarta bapak wisuda sarjana pendidikan bahasa inggris. bapak memang guru hebat ta henti-henti dia belajar meski sudah jadi PNS masih saja belajar, teman setianya radio BBC australia frekwensi SW itu.masih ingat bisik-bisik bapak dengan temannya "belajar yang keras, persiapkan ujian baik-baik, materu ujian UT lebih susah dibanding perguruan lain!!" iya makasih sahut bapak sambil bawa sekoper berisi kaset-kaset dan buku buku UT. dadi kangen bapak aku.
Leong putu
"Selanjutnya coba perkenalkan diri Anda, Perusuh dari Bali" : kata Abah. "Hmmm...anu..bah..anu.. nama saya Leong Putu, karyawan swasta dan usaha sendiri...". . "jenjang pendidikan, bagaimana pak Putu ?". ".saya S3 Abah". ."wiiih luar biasa, beri tepuk tangan dooong. Punya usaha apa pak Putu ?". ".ada dech bah.... Saya ada dua usaha, satu sukses, satu masih gagal, dan masih akan di coba lagi". ".yang sukses usaha apa ?". ."usaha nambah anak". ."duuuuh....kalau yang gagal ?". ."usaha nambah istri bah...". ."....hmmmm...(say juga (dalam hati)...) ....baiklah ... baiklah....S3 nya jurusan apa ?". "S3 tehnik, Abah ". ."serius ?...tehnik apa ?" ."tehnik bikin anak, universitas terbuka ". ."ya iyalah....tehnik bikin anak, ya harus terbuka....hedeeeeh masak mau pakai celana jeans ? #$%$#%". ... #perusuh kok ditanya.
EVMF
Sekilas UT di Inggris. Berdirinya Universitas Terbuka di Inggris adalah wujud dari janji kampanye Harold Wilson, mantan pemimpin Partai Buruh. Harold Wilson di dalam kampanyenya untuk pemilihan umum menjanjikan : "Memberikan kesempatan kepada mereka yang ketinggalan kuliah di universitas tradisional, untuk mengalami pembelajaran tingkat gelar berkualitas tinggi". Ketika Harold Wilson terpilih sebagai Perdana Menteri, dia menugaskan Menteri Kesenian, Jennie Lee, untuk mengawasi pelaksanaan proyek tersebut. Pada tahun 1965, komite pendidik, wakil rektor universitas, dan penyiar televisi dibentuk. Pada tahun 1969 The Open University diluncurkan yang berkantor pusat di Milton Keynes. Memiliki jaringan lebih dari 5.000 tutor dan menggunakan teknologi komunikasi untuk menyampaikan pengajaran dan penilaian. The Open University juga menjalankan les kelompok, sekolah siang, dan sekolah musim panas residensial. The Open University juga menjalin kemitraan jangka panjang dengan BBC, memproduksi bersama hingga 25 serial TV dan radio setahun. Mantan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown, penyiar Anna Ford dan aktris Glenda Jackson termasuk di antara sejumlah nama terkenal yang pernah mengajar untuk The Open University.
Mirza Mirwan
Model perkuliahan lewat korespondensi sebenarnya sudah ada sejak 1938. Tetapi negara-negara Asia terlambat mengadopsinya. Yang pertama mendirikan UT di Asia adalah Tiongkok, zaman Deng Xiaoping, ketika membuka Open University of Beijing, 1979. Disusul kemudian India dengan mendirikan Andhra Pradesh Open University, 1982. Lalu Jepang dengan Open University of Japan (semula bernama University of The Air), 1983. Barulah kemudian Indonesia mengikutinya dengan mendirikan UNIVERSITAS TERBUKA, September 1984. Sampai tahun kemarin total UT di wilayah Asia hampir 50 UT, terbanyak di India. Mereka, UT-UT Asia itu, tergabung dalam AAOU - The Asian Association of Open University -- yang kini diketuai Prof. Ojat untuk periode ke-2 (2023-2024), setelah menjabat ketua periode 2021-2022. Selain menjadi anggota AAOU, semua UT di Asia juga menjadi anggota ICDE -- International Council for Open and Distance Education -- yang markas besarnya ada di Oslo, Norwegia. Nah, ICDE ini sudah dibentuk sejak 1938 -- semula ICCE (international Council for Correspondence Education). ICDE ini tiap dua tahun menyelenggarakan konferensi dunia (world conference), semacam muktamar/munas/kongres untuk ormas atau parpol di kita. Konferensi dua-tahunan itu harus diselenggarakan di benua yang berbeda dari konferensi sebelumnya. Maka Indonesia juga pernah menjadi tuan rumah konferensi ICDE. Itu terjadi pada konferensi ke-24, tahun 2011. Kayaknya 95% pembaca CHD tak ada yang tahu hal itu sebelumnya.
Dokumen Negara
Ya iyalah yg lolos ASN kependidikan beberapa tahun belakangan hanya yg sudah bhakti tahunan K1 dan K2. Dan yg punya tiket K1 K2 adalah yg awal prioritasnya karir/bhakti dulu sambil kuliah maka yg dipilih UT..tapi sah2 saja klaim2 itu asal...
Fa Za
Dia sudah 'pandemi' sejak lahir. Dan terus pandemi selama 38 tahun umurnya sekarang ini. ---> Dia sudah 'jarak jauh' sejak lahir. Dan terus jarak jauh selama 38 tahun umurnya sekarang ini.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
Komentar: 227
Silahkan login untuk berkomentar
Masuk dengan Google