Mendes PDTT Gandeng ASEAN Optimalkan Pembangunan Desa di Perbatasan
KEMENDES PDT dan Transmigrasi menggelar acara International Conference Sustainable Rural Development in Border Areas dan perjanjian kerja bersama antara kemendes dengan PT Medifa Infoyasa Suryantara, PT Edigy jaya Global dan Rumah Indonesia Makmur, Jum'at-Istimewa-Kemendes PDTT
KUPANG, DISWAY.ID – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menginisiasi forum kolaborasi antar negara-negara ASEAN untuk mengoptimalkan pembangunan desa di kawasan perbatasan.
Menurutnya, dengan membangun jaringan lintas negara antar desa di kawasan perbatasan akan mempercepat kebangkitan daerah pinggiran terutama dalam pencapaian tujuan SDGs di masing-masing negara.
“Forum ini dapat menjadi media bagi kita, sekaligus menjadi langkah awal, khususnya bagi desa-desa di kawasan perbatasan dalam membangun jejaring, menjalin kolaborasi, dalam rangka percepatan pencapaian Sustainable Development Goals dari desa, berbasis data desa, berdasar potensi desa,” kata Abdul Halim saat memberikan keynote speech dalam International Conference on Sustainable Rural Development in Border Areas pada Jumat 13 Januari 2022.
BACA JUGA:Dinsos DKI Jakarta Telusuri Dugaan Korupsi Beras Bansos Pandemi Covid-19 di 2020
Menurut pria yang akrab disapa Gus Halim, dari forum ini secara bersama-sama dapat memulai sebuah inisiasi pelembagaan bagi kerja sama antardesa di Kawasan regional Asia Tenggara, baik yang secara langsung merupakan wilayah lintas batas, maupun dengan desa-desa lain di Kawasan regional kita.
"Kolaborasi ini sangat pentig. Pasalnya berdasarkan batas wilayah Indonesia di darat, Indonesia berbatasan langsung dengan tiga negara, Malaysia, Papua Nugini dan Timor Leste," ujar Gus Halim.
Sementara di laut, kata Gus Halim, perairan Indonesia berbatasan dengan sepuluh negara tetangga, India, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, Palau, Australia, Timor Leste, dan Papua Nugini.
“Dalam lingkup ASEAN, Indonesia memiliki lima titik hubung dengan lima negara anggota ASEAN lainnya. Ini harus bermakna bagi kolaborasi pembangunan desa-desa lintas negara, konektivitas ekonomi, hingga asimilasi budaya, dengan tetap berpijak kedaulatan negara masing-masing,” tutur Gus Halim
Adapun pada lima titik hubung ini, lanjut Gus Halim, beranda Indonesia setidaknya ada 1.899 desa.
"Titik ini sekaligus menjadi jalan kolaborasi pembangunan 74.961 desa seluruh Indonesia dengan 74 ribu lebih desa di Thailand, 11 ribu lebih desa di Vietnam, ratusan desa di Malaysia, serta desa-desa lain di Kawasan regional kita," papar Gus Halim.
BACA JUGA:Rugikan Negara Rp115 M, Eks Dirut Perumda Pembangunan Sarana Jaya Resmi Jadi Tersangka
Menurut Gus Halim, untuk mencapai Sustainable Development Goals pada tahun 2030 dibutuhkan kolaborasi dan jejaring yang melibatkan banyak pihak, termasuk konesivitas ekonomi, berbagi praktik cerdas, mempromosikan keunggulan, mencari solusi dan, bahkan menginisiasi dan mengimplementasikan project bersama, berdasar data mikro desa, berbasis potensi desa-desa.
Sebagai jalan untuk mempermudah itu semua, Gus Halim pun tak segan menawarkan SDGs Desa sebagai langkah taktis dan sistematis agar pembangunan tepat sasaran.
“SDGs Desa memberi jalan untuk semua itu. Dengan berbasis pada SDGs Desa, desa-desa di Indonesia dapat berkontribusi 84 persen bagi pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia," terang Gus Halim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: