Inggris Kirim Pasukan Robot Untuk Berperang 2030, Perang Ala Terminator Segera Dimulai

Inggris Kirim Pasukan Robot Untuk Berperang 2030, Perang Ala Terminator Segera Dimulai

Ditargetkan Inggris kirim robot untuk berperang 2030 mendatang dan merupakan sebuah awalan perang ala Terminator segera dimulai. -England ministry of defece -

Dalam sebuah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2020 menyatakan bahwa drone serang Kargu-2 buatan Turki telah digunakan untuk pertama kalinya dalam pertempuran selama pertempuran antara pihak-pihak yang bertikai di Libya.

Menurut pabrikannya, Kargu 2 dapat dioperasikan baik secara mandiri maupun manual dan dimaksudkan untuk menggunakan 'machine learning' dan 'real-time image processing' terhadap targetnya.

BACA JUGA:Istri Jend Moeldoko Meninggal Dunia, Para Pejabat Negara Mulai Berdatangan Ke Rumah Duka

BACA JUGA:Harga BBM Resmi Turun 1.200 per Liter, Keberhasilan Daftar QR Code MyPertamina Ditentukan 5 Poin Ini, Sudah Paham Belum Nih?

Pada tahun 2021, Israel meluncurkan sejumlah drone yang dipandu AI untuk melakukan serangan terhadap militan Hamas dalam apa yang diyakini sebagai penggunaan teknologi pertama di dunia.

Unit Israeli Defence Force (IDF) mengerahkan rombongan drone untuk mencari dan menargetkan militan Hamas yang diduga menembakkan roket ke Israel.

Drone biasanya dipandu oleh operator manusia, tetapi drone mewakili langkah maju dalam teknologi militer dengan terbang sebagai satu kesatuan, jaringan yang dikendalikan oleh kecerdasan buatan.

BACA JUGA:Anies Baswedan Jadi Perhatian Penting Australia, Ungkap 4 Prioritas Utama Saat Mengambil Keputusan

BACA JUGA:Afrika Terbelah Menjadi Dua, Wilayah Afar dan Lembah Afrika Timur Akan Menjadi Lautan

Drone atau robot otonom sebenarnya tidak bisa berpikir sendiri dan menurut laporan NATO, mereka diprogram dengan sejumlah besar tanggapan alternatif terhadap berbagai tantangan yang mungkin mereka temui dalam menjalankan misi mereka.

NATO mengatakan bahwa ini bukan fiksi ilmiah, di mana teknologinya sebagian besar dikembangkan meskipun hingga saat ini belum ada sistem drone otonom yang disetujui yang beroperasi. 

Faktor pembatasnya bukanlah teknologi, melainkan kemauan politik untuk mengembangkan atau mengakui memiliki teknologi yang sensitif secara politik, yang akan memungkinkan mesin yang mematikan beroperasi tanpa berada di bawah kendali langsung manusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait