10 Beasiswa Kuliah Luar Negeri yang Bergengsi di Indonesia dan Cara Mendapatkannya

10 Beasiswa Kuliah Luar Negeri yang Bergengsi di Indonesia dan Cara Mendapatkannya

10 Beasiswa luar negeri dan cara mendapatkannya-Ilustrasi/Pixabay-

Setelah mengetahui penyelenggara beasiswa, berikutnya cara agar mendapatkan program beasiswa dalam dan luar negeri.

Dosen Hubungan Internasional Universitas Brawijaya (HI UB) Pantri Muthriana Erza Killian memberikan tips agar bisa berhasil mendapatkan beasiswa luar negeri.

Dia memberikan beberapa cara bagaimana agar aplikasi beasiswa kuliah luar negeri dapat mudah diterima oleh kampus yang diinginkan.

Langkah awal, tentukan substansi studi, lulusan magister di University of Queensland Australia menyarankan dua hal.

Di antaranya, menentukan topik penelitian yang akan diambil dan menyusun daftar supervisor potensial, terutama untuk beasiswa doktor.

Sementara itu untuk program magister, topik penelitian akan berguna saat penyusunan tesis. Karenanya, ada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu originality, feasibility dan community

Erza menyarankan, untuk originality topik penelitian yang diambil sebaiknya mempunyai kontribusi empiris atau teoritis atau bahkan keduanya. “Cari juga apakah ada elemen kebaruan dari topik penelitian yang diambil,” jelasnya yang dikutip dari wawancara dengan Genpi.co, Maret 2022. 

Aspek feasibility, penelitian yang akan dilakukan harus memperhatikan apakah bisa dikerjakan dalam durasi yang telah ditentukan.

"Adakah data dan utamanya bisa diakses datanya. Dan tentu yang terakhir adalah soal pendanaan penelitian,” tuturnya.

Community, kata Erza harus diperhatikan komunitas peneliti siapa yang ingin diajak berdialog dan keahlian apa yang akan dibangun. 

Setelah itu beres, kemudian memilih negara dan kampus tujuan. Erza menyampaikan ada empat hal yang harus diperhatikan yaitu sistem pendidikan, pendukung, jaringan alumni dan alasan pragmatis. 

Pada sistem pendidikan, Erza meyarankan sebelum mendaftar beasiswa harus paham lebih dulu berapa lama durasi kuliahnya.

“Seperti saya dulu saat magister ada pilihan di Australia atau Inggris. Tapi saya pilih Australia karena durasinya lebih lama karena dulu saya ingin studi lebih lama di luar negeri, termasuk sistem pembimbingan seperti apa harus diperhatikan,” katanya.

Lalu untuk support system atau sistem pendukung, Erza menyebut pendaftar beasiswa juga harus memperhatikan bagaimana gaya hidup di negara yang dituju dan juga dukungan kampus untuk mahasiswa internasional.

Erza mengungkapkan, untuk alasan pragmatis, ada tiga hal yang juga harus diperhatikan. Pertama, nilai TOEFL/IELTS, kemudian biaya hidup, dan terakhir aksesibilitas di negara atau kampus tersebut.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Close Ads