Ungkit Perselingkuhan Bidan Bohay dan Kades yang Disuntik Mati Mantri, Keluarga: Tunjukkan Bukti Validnya

Ungkit Perselingkuhan Bidan Bohay dan Kades yang Disuntik Mati Mantri, Keluarga: Tunjukkan Bukti Validnya

Pihak kepolisian telah melakukan pemeriksaan terhadap saksi kasus suntik mati Mantri RSUD Banten salah satunya adalah istri Kades Curuggoong yang bernama Ani. -radarbanten-

Pihaknya juga meminta, semua Pihak menghormati Proses hukum yang sedang dilakukan oleh Polres Serang, Banten.

BACA JUGA:Nasib Pilu Lina Mukherjee Setelah Pamer Makan Babi: Dirujak Netizen, Sibuk Membela Diri Hingga Laporan Polisi Berlanjut

"Jadi tuduhan itu kami tidak sependapat karena tidak bisa membuktikan, baik forensik maupun laporan polisi," tukasnya.

Sementara dalam peristiwa mantri suntik mati kades terungkap fakta getir lainnya.

Ada kata-kata terakhir terungkap dalam kasus mantri suntik mati kades di Kabupaten Serang, Provinsi Banten ini 

Kata-kata terakhir diucapkan Kades Curuggoong, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang Salamunasir itu sebelum disuntik mati oleh mantri Suhendi, suami bidan bohay NN.

Kades Salamunasir sempat mengeluarkan kata-kata terakhirnya sebelum disuntik mati Mantri Suhendi pada Minggu 13 Maret 2023 lalu.

BACA JUGA:Getir, Kata-Kata Terakhir Kades Sebelum Disuntik Mati Oleh Mantri Suami Bidan Bohay

Kata-kata terakhir kades sebelum disuntik mati oleh manti Suhendi tersebut diungkapkan istrinya.

Ani, istri Salamunasir menceritakan, suaminya sempat meminta maaf kepada pelaku Suhendi.

“Suami bilang minta maaf,” ujar istri Salamunasir, Ani usai menjalani pemeriksaan di Mapolresta Serang Kota, Kamis 16 Maret 2023 malam.

Suara permintaan maaf korban tersebut terdengar saat pelaku marah-marah kepada korban. Namun, Ani tidak mengetahui motif suaminya meminta maaf kepada pelaku.

Ucapan antara mantri dengan Salamunasir didengar penghuni rumah dan tetangga.

BACA JUGA:Cara Daftar KTP Digital dan Mendapatkan QR Code Aktivasi dari Disdukcapil

“Saat ketemu itu Pak Hendi (Suhendi-red) langsung berkata dengan keras, teriak, bernada marah. Marahnya itu yang saya dengar, Pak Hendinya bilang kamu disuruh ke rumah, tapi kamu engga datang datang. Minta maaf sambil tangannya (memeragakan tangan permintaan maaf-red),” kata Ani didampingi kuasa hukumnya, dikutip dari radarbanten (Disway National Network).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: