Pro Kontra Timnas Israel di Kubu Ormas Islam, Sikap PBNU, Muhammadiyah dan MUI 'Bertabrakan'

Pro Kontra Timnas Israel di Kubu Ormas Islam, Sikap PBNU, Muhammadiyah dan MUI 'Bertabrakan'

Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf Soal Timnas Israel-Yahya Cholil Staquf-Instagram

JAKARTA, DISWAY.ID - Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf mengaku tidak mempermasalahkan kehadiran Timnas Israel untuk bermain Piala Dunia U-20 di Indonesia.

Menurut pria yang akrab disapa Gus Yahya ini, kehadiran timnas Israel di Piala Dunia U-20 belum tentu dianggap merugikan Palestina.

"Saya nggak ada masalah, belum tentu Palestina rugi, kalau Israel datang ke sini, apakah Palestina rugi? Nggak juga," kata Gus Yahya di Istana Kepresidenan Jakarta, seperti ditulis Minggu 26 Maret 2023.

BACA JUGA:Terungkap! Alasan FIFA Tunda Drawing Piala Dunia U-20 di Bali, Ternyata Ini Masalahnya

Menurut Gus Yahya, membela Palestina sebaiknya tidak hanya dilakukan dengan cara teriak-teriak lalu tidur.

"Harus ada solusi yang dapat menguntungkan bagi Palestina, bukan melarang timnas Israel berlaga di Indonesia," ujarnya.

Kakak kandung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas ini lebih melihat posisi Indonesia memperkuat internasionalisme dan multilateralisme.

"Kita tidak harus berpikir tentang Indonesia kemudian berpikir parsial dari kepentingan kelompok-kelompok tertentu atau negara-negara tertentu saja," terangnya.

BACA JUGA:Merinding, Ketegasan Soekarno Menolak Israel dari Ucapan Selamat, Piala Dunia hingga Asian Games

Dengan demikian, Gus Yahya menilai, penolakan kedatangan timnas Israel tidak berguna bagi Palestina. Terlebih lagi penolakan tersebut hanya teriak-teriak tanpa tau tujuan serta manfaat untuk negara yang dibela.

"Kalau kita kembangkan positioning Indonesia melalui FIFA ini sehingga kita betul-betul mempunyai posisi moral yang meningkat untuk terus mengartikulasikan arah dari solusi Palestina," tuturnya.

Setali tiga uang, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir justru menolak. Menurutnya, baik sepak bola maupun urusan-urusan lain harus dalam satu kesatuan sistem dengan policy negara.

"Selama negara masih punya kebijakan anti-imperialisme dan kolonialisme, maka hal lain harus menyesuaikan. Jika tidak, maka bisa terjadi masalah," kata Haedar kepada wartawan.

BACA JUGA:Polri Kerahkan 2.716 Personel Amankan Piala Dunia U20 2023

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads