Ramadhan 1444H Berlalu, Ini 3 Tanda Orang Mendapatkan Lailatul Qadar Kata Syekh Abdul Qadir Al-Jailani
Terdapat keistimewaan di malam Lailatul Qadar-Abuzar Xheikh-Unsplash
JAKARTA, DISWAY.ID - Ramadhan 1444H berlalu, umat Muslim tentunya juga sudah melewati malam Lailatul Qadar di 10 hari terakhir.
Lailatul Qadar merupakan peristiwa yang luar biasa dan yang sangat dahsyat.
Lailatul Qadar yang artinya malam kemulian adalah anugerah dari Allah yang sifatnya khushushiyah (khusus) untuk umat Nabi Muhammad saw, yang tidak diberikan kepada umat-umat sebelumnya.
Menurut jumhur ulama bahwa Lailatul Qadar datang setiap tahun, dan adanya hanya di bulan Ramadhan.
Adanya Lailatul Qadar bagi umat Nabi Muhammad saw berawal dari pertanyaan para sahabat mengenai umur umat Nabi Muhammad saw yang sangat pendek jika dibandingkan dengan umat-umat sebelumnya.
BACA JUGA:Pemerintah dan Muhammadiyah Beda Lebaran, Toleransi Disebut Harus Dijaga
Karenanya, bagaimana bisa menabung amal banyak jika umurnya sedikit? Bagaimana umat Nabi Muhammad saw bisa beribadah seperti umat-umat terdahulu yang umurnya panjang-panjang?
Karena inilah kemudian Allah menganugerahkan Lailatul Qadar kepada Nabi Muhammad saw yang mana dengan beribadah di malam tersebut bisa menyamai ibadah 1000 bulan.
Seorang hamba yang bisa menghidupkan dan mengisi malam Lailatul Qadar, berarti dapat beribadah selama 1000 bulan.
Maka seorang muslim sangat dianjurkan untuk menghidupkan 10 malam terakhir dengan ibadah kepada Allah swt karena pada malam-malam inilah Lailatul Qadar diprediksi datang.
BACA JUGA:Simak Bacaan Bilal Salat Idul Fitri, Lengkap Arab dan Artinya
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani (1077-1166 M) dalam kitabnya Al-Ghunyah menuturkan tentang tanda orang yang mendapatkan Lailatul Qadar.
يل إن جبريل عليه السلام إذا نزل من السماء ليلة القدر لا يدع احدا من الناس الا سلم عليه وصافحه
Artinya, “Dikatakan bahwa malaikat Jibril as, ketika turun dari langit pada malam Lailatul Qadar, tidak akan membiarkan seorang manusia pun kecuali akan mengucapkan salam dan menjabat tangannya.” (Abdul Qadir Al-Jilani, Al-Ghunyah li Thalibi Thariqil Haqq,[Beirut, Darul Kutub Al- Ilmiyah], juz II, halaman 23)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: