Kecelakaan KA Brantas Temper Truk di Semarang, Benarkah Ada Hubungannya dengan 'Pamali' Malam 1 Suro?
Detik-detik Kecelakaan KA Brantas Tabrak Truk Trailer di Semarang, Kobaran Api Langsung Membesar-Twitter/@cekmediya-
Kala itu Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma (1613-1645) mencetuskan kalender Jawa baru.
Disebut tujuan penanggalan 1 suro adalah untuk menyatukan masyarakat Jawa yang terpecah antara kepercayaan Kejawen dan Putihan atau kepercayaan Islam.
Sultan mengubah kalender Saka yang dibuat dengan penanggalan Jawa dan Hindu menyesuaikan penanggalan Hijriyah dalam Islam.
Ketika memasuki bulan Suro atau Muharram masyarakat Jawa percaya bahwa bulan ini sangat sakral.
BACA JUGA:BKKBN Selesaikan 63 Persen Target Pemutakhiran Data Keluarga Indonesia Selama 18 Hari
Terdapat ritual atau upacara seperti memandikan benda pusaka, mandi kembang, mengelilingi keraton dalam diam, dan mengarak kerbau bule.
Ritual tersebut dilakukan dengan meyakani dapat membawa berkah.
Namun ada sisi lain yakni ada beberapa mitos malam 1 suro yang dipercaya dapat mendatangkan kesialan karena sudah melanggar pantangan atau larangan.
BACA JUGA:Mellisa Anggaraini Ungkap Strategi Pembelaan Mario Dandy Tak Beradab: Manfaatkan Kondisi David Ozora
1. Larangan Keluar atau Bepergian Malam Hari
Ketika memasuki malam 1 suro atau 1 Muharram, hingga saat ini banyak masyarakat percaya adanya pantangan keluar atau bepergian pada malam hari.
Kebanyakan masyarakat Jawa akan berdiam diri di rumah atau tidak mengagendakan keluar rumah.
Jika melanggar pantangan tersebut, dipercaya akan mendapatkan kesialan atau musibah.
BACA JUGA:Korban Banjir Korea Selatan Puluhan Jiwa, Sebagian Terjebak Dalam Terowongan
2. Tidak Boleh Banyak Bicara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: