Rp 300 Triliun Disebut Bahlil Bakal Hilang Jika Xinyi Group Batal Investasi di Rempang

Rp 300 Triliun Disebut Bahlil Bakal Hilang Jika Xinyi Group Batal Investasi di Rempang

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menjelaskan capaian investasi di Indonesia di Jakarta, 24 Januari 2023.-YouTube Kementerian Investasi/BKPM-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia telah datang menemui sejumlah elemen di Pulau Rempang dan Galang, Batam, Kepulauan Riau.

Dalam pertemuan dengan elemen masyarakat itu, Bahlil mengingatkan, Ro 300 Triliun bakal hilang jika perusahaan asal Tiongkok, Xinyi Group batal investasi di Pulau Rempang akibat konflik tidak teratasi.

Oleh karenanya, konflik agar segera teratasi untuk memperlancar investasi di Pulau Rempang.   

BACA JUGA:Luhut Isyaratkan Investasi di Rempang Harus Jalan Terus

Tidak jadinya investasi, maka kerugian bakal dialami Indonesia, baik mulai dari segi pendapatan pemerintah maupun perekonomian masyarakat.

"Ini investasinya total Rp 300 triliun lebih, tahap pertama itu Rp 175 triliun. Kalau ini lepas, itu berarti potensi pendapatan asli daerah (PAD) dan penciptaan lapangan pekerjaan untuk saudara-saudara kita di sini itu akan hilang," ujar Bahlil saat menemui sejumlah perwakilan masyarakat, Senin 18 September 2023.

Oleh karenanya, sambung Bahlil, rencana investasi di Rempang harus tetap berjalan demi kepentingan masyarakat dan menggerakkan roda ekonomi serta penyerapan tenaga kerja.

Ditegaskan Bahlil, penanaman modal asing (FDI) global terbesar saat ini ada di negara tetangga. Sedangkan pemerintah Indonesia sedang bersaing menarik investor asing masuk ke dalam negeri.

"Ini kami ingin merebut investasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Kalau kita menunggunya terlalu lama, emang dia (investor) mau tunggu kita. Kita butuh mereka, tapi juga kita harus hargai yang di dalam," terang Bahlil.

BACA JUGA:Xinyi Tidak Masuk Pabrik Kaca 10 Besar di Dunia yang Rencananya Akan Berinvestasi di Pulau Rempang, Berikut Daftarnya

Dalam rencana investasi Pulau Rempang, revitalisasi diperlukan untuk menjadikan sebuah kawasan yang mencakup sektor industri, perdagangan, hunian, dan pariwisata terintegrasi.

Rencana investasi demikian, sudah diminati investor yang salah satunya ialah Xinyi Group.

Perusahaan kaca terbesar di dunia asal Tingkok itu berencana akan berinvestasi senilai US$11,5 miliar atau setara Rp 174 triliun sampai dengan 2080.

Xinyi sendiri dari laporan pada website resminya mengatakan bahwa pendapatana tahunan mereka pada semester pertama 2023 mencapai 12.6 miliar dolar Hongkong atau sekitar 1.6 miliar dolar Amerika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: