Jokowi, Ketika Diterpa Isu PKI dan Antek Asing
Foto pidato Aidit yang disebut ada Jokowi (lingkar merah) beredar bersamaan dengan isu Jokowi PKI dan antek asing. Isu ini awalnya menyeruak sejak 2014 silam diterbitkan Majalah Obor -net/Google-
"Ini bisa memecah kita, kalau kita nggak segera kembali kepada rel bahwa pilihan bupati, pilihan wali kota, pilihan gubernur, pilihan presiden itu akan ada terus setiap 5 tahun,"kata Jokowi
Jokowi juga menunjuk isu lain yang dikembangkan melalui media sosial, yang menuduhnya sebagai antek asing.
Menuduhnya langsung. Jokowi justru mempertanyakan antek asing yang mana?
Mengutip Setkab 30 Oktober 2018, Jokowi memberi contoh, misalnya Blok Mahakam yang dulunya dikelola oleh Perancis dan Jepang, sudah 100 persen ia serahkan kepada Pertamina, sejak 2015.
Lalu Blok Rokan, Chevron sudah 100 persen dimenangkan oleh Pertamina.
Freeport yang 40 tahun Indonesia hanya diberi 9,3 persen, menurut Presiden, negoisasi sudah 4 tahun, sudah head of agreement, sudah Sales & Purchase Agreement.
"Kita bisa mendapatkan 51 persen sudah mayoritas. Tapi nggak mudah melakukan ini, baik tekanan politik, baik tekanan kanan kiri," jelas Jokowi seraya menambahkan, kalau kepengen gampang ya sudah sehari saja selesai, tanda tangan, 9 persen, sudah, rampung, enggak ada tekanan apa-apa.
Tapi Jokowi menegaskan, bukan itu yang kita inginkan, tapi National Interest kita, kepentingan nasional kita.
"Kok enggak ada yang demo waktu kita dapat 100 persen, dapat 51 persen? Demo mendukung gitu loh. Demo mendukung kok enggak ada. Kalau antek asing, antek asing ramainya kaya gitu," ucap Jokowi.
Sementara yang berkaitan dengan tenaga kerja asing, TKA, katanya ada 10 juta tenaga kerja dari Tiongkok membanjiri Indonesia.
Padahal, lanjut Jokowi, tenaga kerja asing yang ada di Indonesia paling 80.000-an semuanya. Yang dari Tiongkok itu kurang lebih 24.000.
Sementara tenaga kerja Indonesia yang ada di Tiongkok, di China, itu malah 80.000 lebih.
"Jadi di sana malah antek Indonesia, kalau ngomongnya antek-antekan. Jangan seperti itulah, negara-negara lain juga menerima kok tenaga kerja asing, dalam rangka memperbaiki SDM yang ada di negaranya," tegas Jokowi.
Jokowi juga menunjukkan data, tenaga kerja asing di Indonesia tidak sampai 1 persen.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: