Optimalisasi Peran Terbaik PBNU dalam Perdamaian Abadi Dunia

Optimalisasi Peran Terbaik PBNU dalam Perdamaian Abadi Dunia

KH Imam Jazuli Lc--

Gus Yahya telah menunjukkan kepemimpinan ideal di tubuh PBNU, khususnya terkait konflik Israel-Palestina. Sebelum Gus Yahya, Gus Dur telah mengajarkan humanisme NU. Hanya saja, dulu Gus Dur menempuh jalur yang ekstrim, yaitu mewacanakan pentingnya membangun diplomasi politik dengan Israel.

Gus Dur memahami bahwa satu-satunya cara agar aspirasi dan peran membangun perdamaian Israel-Palestina adalah jalur diplomasi. Menurut Budianto Shambazy (2010), dalam "Damai Bersama Gus Dur", ada dua alasan bagi Gus Dur: pertama, kapitalis George Soros tidak mengacaukan pasar modal. Kedua, meningkatkan daya tawar Indonesia di Timur Tengah (hlm. 88)

Gus Yahya memang tidak seperti Gus Dur dalam mewacanakan membangun hubungan diplomasi dengan Israel. Tetapi, bahwa Gus Yahya sering diundang komunitas Yahudi untuk membahas perdamaian Israel-Palestina sama halnya dengan Gus Dur. Bahkan, secara administratif, di bawah Gus Yahya, PBNU secara resmi mengeluarkan kritik terhadap DK PBB. Ini melampaui Gus Dur.

Terlepas dari semua itu, ada dua poin yang luar biasa dari 7 pernyataan sikap PBNU, yaitu poin pertama tentang penyesalan kenapa harus terjadi eskalasi kekerasan, dan poin kedua tentang korban kemanusiaan harus dihentikan dengan segala cara. Dua poin ini menjadi substansial prinsip humanisme universal PBNU yang bisa ditawarkan ke dunia.

Di masa-masa mendatang, PBNU sangat diharapkan, bukan saja memberikan kontribusi pemikiran dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia, khususnya menyelesaikan konflik Israel-Palestina, tetapi mampu menunjukkan langkah-langkah konkret yang aktif dan proaktif mendorong konflik ini ke arah perdamaian abadi atas nama humanisme universal. Dengan demikian NU tidak saja menjadi orbas terbesar di Indonesia melainkan juga di dunia. Wallahu a'lam bis shawab. (*)

*) Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: