Filosofi Kue Dongkal Menurut Masyarakat Sunda: Antara 'Yoni' dan 'Dewi Padi', Apa Itu?

Filosofi Kue Dongkal Menurut Masyarakat Sunda: Antara 'Yoni' dan 'Dewi Padi', Apa Itu?

Kue dongkal makanan khas Betawi atau Sunda?-Foto/Dok/Reza-

Filosofi kue dongkal mirip seperti nasi kuning tumpeng.

Ringkasnya, kue dongkal diartikan untuk memuliakan gunung sebagai tempat bersemayamnya para arwah nenek moyang.

Zaman baheula (dahulu, red) masyarakat Sunda meyakini para arwah nenek moyang sebagai leluhurnya.

Bentuknya yang mengerucut seperti gunung, erat kaitannya dengan keadaan alam di Indonesia, yaitu banyak gunung dan perbukitan.

BACA JUGA:Cara Membuat Kue Pancong Lumer Kekinian, Jajanan Favorit Semua Kalangan yang Rasanya Super Endul

Filosofi tersebut juga digunakan oleh masyarakat tanah Priangan atau Jawa Barat.

Makna dari Bahan-bahan Kue Dongkal

Dalam kosmologi Sunda, terdapat Pohaci Sanghyang Asri yang digambarkan sebagai sosok dewi padi.

Hal ini mengacu pada bahan baku pembuatan dongkal, di mana salah satunya menggunakan tepung beras.

Masyarakat Sunda sangat menghormati dan memuliakan Pohaci Sanghyang Asri. 

Lalu ada penggunaan gula merah di dalam kue dongkal.

BACA JUGA:Resep Akar Kelapa, Kue Khas Betawi yang Wajib Ada Saat Lebaran, Cara Buatnya Mudah Banget!

Tak hanya tepung beras, gula merah pun erat kaitannya dengan kehidupan.

Gula merah melambangkan seseorang yang telah menemukan gula hitam atau manisnya madu kehidupan.

Dalam tahap-tahap pembuatannya, gula merah juga mempunyai makna mengenai proses kelahiran atau reproduksi manusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: