Wanita Jepang Mengikuti 'Festival Telanjang' di Kuil, Pertama Kali dalam Sejarah Sejak 1.250 Tahun

Wanita Jepang Mengikuti 'Festival Telanjang' di Kuil, Pertama Kali dalam Sejarah Sejak 1.250 Tahun

Para Wanita Mengikuti 'Festival Telanjang' di Jepang, Pertama Kali dalam Sejarak Sejak 1.250 Tahun-Screenshoot/YouTube-

JAKARTA, DISWAY.ID - Para wanita secara resmi mengikuti 'festival telanjang' di sebuah kuil di Jepang pada hari Kamis, 22 Februari 2024, untuk pertama kalinya dalam 1.250 tahun sejarah acara tersebut. 

Para wanita mengenakan jubah ungu dan bernyanyi dengan penuh semangat, saat mereka mengenakan pakaian dengan mengortong batang bambu besar sebagai persembahan.

Tujuh kelompok perempuan mengambil bagian dalam ritual yang dikatakan dapat mengusir roh jahat dan para peserta berdoa untuk kebahagiaan. 

BACA JUGA:Raja Charles Kembali Bertugas Usai Divonis Kanker, Buka-Bukaan Kabar Terkini soal Penyakitnya

BACA JUGA:Starbucks Shanghai Rilis Kopi Rasa Babi, Tuai Pro dan Kontra

Dikutip reuters, terlepas dari namanya, mereka yang ambil bagian tidak telanjang yang disebut festival telanjang

Banyak wanita mengenakan "Happi Coats" (jubah yang mencapai pinggul) dan celana pendek yang biasanya dikenakan di festival Jepang, meskipun pria hanya mengenakan cawat yang mirip dengan yang dikenakan pegulat sumo.

“ Saya mendengar bahwa perempuan dapat berpartisipasi, jadi saya benar-benar ingin mengambil bagian untuk membantu menghadirkan kegembiraan di kota dan festival ini,” kata Emi Tachibana, seorang pegawai negeri sipil berusia 59 tahun, salah satu peserta.

Naruhito Tsunoda, seorang pendeta di kuil tersebut, mengatakan bahwa tidak pernah ada larangan bagi perempuan untuk berpartisipasi, dan beberapa bahkan pernah memberikan persembahan kecil secara individu sebelumnya. 

BACA JUGA:Menara Eiffel Ditutup Karena Pemogokan Karyawan, Pengunjung Kecewa Berat

BACA JUGA:Satelit Merah Putih 2 Sukses Diluncurkan dari Cape Canaveral Florida

“ Saat ini, mengenai festival untuk laki-laki, atau festival untuk perempuan mau bagaimana lagi kalau ada sejarahnya sampai sekarang, tapi aku percaya yang paling penting adalah ada festival yang menyenangkan untuk semua orang. Aku pikir Tuhan akan sangat bahagia dengan hal itu juga, jadi sesuatu yang membuat semua orang bersemangat adalah yang terbaik,” Naruhito Tsunoda, pendeta

Namun, ketika sebuah kelompok perempuan bertanya pada tahun lalu apakah mereka bisa bergabung, menjawab 'ya' adalah hal yang mudah.

“ Saya percaya hal yang paling penting adalah adanya festival yang menyenangkan bagi semua orang.,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: