Santri Ponpes Al Hanifiyyah Kediri Tewas Dianiaya, PBNU: Tidak Ada Kata Maaf

Santri Ponpes Al Hanifiyyah Kediri Tewas Dianiaya, PBNU: Tidak Ada Kata Maaf

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Pendidikan, Prof. Mohammad Mukri-Menyesalkan kejadian tewasnya santri Kediri-Istimewa

"Tidak ada kata maaf, jadi pihak kepolisian harus mengambil tindakan dengan cepat," kata Mukri.

Dia juga memberikan pesan untuk presiden terpilih bagi perkembangan ponpes di Indonesia. 

"Untuk presiden yang akan datang, saya harap pondok pesantren harus mendapatkan perhatian khusus," ucapnya. 

Sebelumnya, seorang santri berinisial BB asal Banyuwangi meninggal diduga akibat dianiaya di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri.

Korban meninggal pada Jumat 23 Februari 2024 siang. 

BACA JUGA:Ini Profil Ponpes Al Hanifiyyah Kediri, Santrinya Tewas Diduga Dianiaya

Kasus ini terungkap setelah viral video kemarahan keluarga korban kepada pria yang mengantarkan jenazah korban pulang ke Banyuwangi. Video tersebut beredar di media sosial hingga grup WhatsApp.

Pihak Ponpes angkat bicara, kalau awalnya korban terjatuh di kamar mandi, bukan korban penganiayaan. 

Namun belakangan, Polres Kediri menetapkan empat orang tersangka kasus tewasnya seorang santri Pondok Pesantren Al Hanifiyah Mayan Kecamatan Mojo, Kediri, Jawa Timur.

Keempat tersangka tersebut merupakan senior korban di pondok pesantren.

(Candra Pratama)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: