Kasus Kekerasan di Ponpes Al-Hanifiyah, P2G: Kementrian Agama Lalai, Kita Kecolongan Lagi!
Ilustrasi Penganiayaan -Istimewa-
JAKARTA, DISWAY.ID-- Kepala Bidang Litbang Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Feriyansyah mengatakan, bahwa saat ini Kementerian Agama lalai untuk mengawasi pesantren-pesantren atau lembaga-lembaga pendidikan.
"Kita kecolongan lagi nih, dulu pesantren ini seolah-olah ideologi transnasional sekarang kekerasan," ujarnya kepada Disway.id, Kamis, 29 Februari 2024.
BACA JUGA:Santri Ponpes Al Hanifiyyah Kediri Tewas Dianiaya, PBNU: Tidak Ada Kata Maaf
Menurutnya, Kementerian Agama selaku instansi yang bertanggung jawab itu luput dalam melihat bagaimana sebenarnya tata kelola dari pesantren tersebut. Karena pendidikan itu adalah urusan publik.
Feri menyebut, jikalau masyarakat menjadi bagian dari pendidikan, alangkah baiknya negara juga harus berperan agar pendidikan itu punya standar.
"Kalau dilihat dari tata kelola, sebenarnya ada penyelewengan dan harus di urai permasalahannya, dan itu memang terjadi dimana-mana," imbuhnya.
Dia juga mendorong kepada semua pihak, agar perspektif kekerasan dalam mendidik itu harus dihilangkan.
"Misalnya kalau anak salah masih suka dihukum itu kan yang masih terjadi di kita, istilahnya menggunakan kekerasan dalam mendidik anak dan itu yang terjadi di kita," paparnya.
Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan sosialisasi agar mendidik tidak harus dengan cara kekerasan. Karena Tindakan kekerasan terhadap anak tidak dibenarkan untuk alasan apapun.
"Semestinya dunia anak itu untuk mengenali anak ke lingkungan sekitar," tuturnya.
BACA JUGA:Ini Profil Ponpes Al Hanifiyyah Kediri, Santrinya Tewas Diduga Dianiaya
Feri juga berpesan kepada Presiden yang akan datang, jika nanti harus berani mengambil kebijakan yang fundamental terhadap pendidikan. Karena tidak sedikit anak-anak di Indonesia yang mengalami kekerasan dalam dunia pendidikan.
"Harapannya kedepan tata kelola terhadap isu kekerasan terhadap anak harus di perhatikan," harap Feri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: