Lansia Depresi Picu Demensia 2,3 Kali, Ini Saran Psikiater UI

Lansia Depresi Picu Demensia 2,3 Kali, Ini Saran Psikiater UI

Ilustrasi Kesehatan Lansia-Tetap sehat dan berdaya di usia senja-Freepik

Menurut Prof. Martina, kejadian kesepian-depresi-demensia (KDD) dapat dicegah melalui deteksi dini serta pengelolaan yang optimal, komprehensif, dan interdisiplin terhadap individu. 

Program pencegahan depresi dimulai dengan mengurangi loneliness, meningkatkan resiliensi lansia, dan meningkatkan aktivitas sosial serta dukungan untuk lansia.

Selain itu, penting untuk memberikan literasi teknologi kepada lansia agar mereka bisa bertahan di era kemajuan teknologi saat ini. Literasi digital diperlukan bagi lansia karena membantu meningkatkan keterjangkauan layanan kesehatan. 

Manfaatkan Teknologi Bantu Lansia

Teknologi dapat dimanfaatkan untuk memberikan dukungan kepada caregiver serta mengurangi biaya perawatan kesehatan dan sosial bagi lansia.

Bahkan, penjadwalan dan konfirmasi janji perawatan kesehatan dilakukan melalui perangkat nirkabel, begitu pula pengaksesan catatan medis.

Penggunaan teknologi dan internet sebagai alat bantu komunikasi secara tidak langsung mengurangi angka kesepian pada lansia. Saat ini, Tim Peneliti Departemen Psikiatri FKUI-RSCM tengah mengembangkan perangkat aplikasi e-Health Care bernama Pandu-Ina, yakni aplikasi untuk membantu caregiver dalam merawat orang dengan demensia (Behavior and Psychological Symptoms of Dementia). 

Aplikasi Pandu-Ina telah mendapat hak kekayaan intelektual dan sedang dilakukan penelitian uji efektivitas aplikasi terhadap kualitas hidup ODD dan caregiver-nya. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan lansia.

“Penting sekali bagi lansia untuk menjaga kesehatan, sehingga bonus demografi kedua dapat tercapai pada 2045. Lansia yang sehat dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk itu, diperlukan gaya hidup sehat seperti pada program GERMAS yang dicanangkan Kemenkes RI. 

Pembudayaan program tersebut dilakukan dengan menerapkan gaya hidup CERDIK, yakni cek kesehatan, enyahkan asap rokok, rajin olahraga, diet seimbang istirahat cukup, dan kelola stres,” ujar Prof. Martina. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: