Kemenag: Hilal di Indonesia Belum Terlihat, Masih Sangat Rendah Kurang dari 1 Derajat
Suasana sidang isbat di kantor Kementerian Agama, Minggu 10 Maret 2023, Kemenag: Hilal di Indonesia Belum Terlihat, Masih Sangat Rendah Kurang dari 1 Derajat-Disway/Anisha Aprilia-
JAKARTA, DISWAY.ID-- Kementerian Agama (Kemenag) telah menggelar pemantauan hilal awal Ramadhan 1445 H. Hasilnya, posisi hilal masih rendah di Indonesia atau masih berada di kurang dari 1 derajat.
"Tinggi bulan posisi yang menunjukkan posisi hilal itu berada di atas ufuk, di Indonesia masih sangat rendah kurang dari 1 derajat," kata Cecep Nurwendaya, anggota tim hisab Kemenag, di Kantor Kemenag, Jakarta, Minggu, 10 Maret 2024.
Cecep mengatakan hasil kesepakatan MABIMS (Menteri Agama Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia dan Singapura), kriteria visibilitas hilal berubah menjadi ketinggian hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
"Berdasar Kriteria MABIMS (3-6,4) tgl 29 Sya'ban 1445 H/10 Maret 2024 M posisi hilal di seluruh wilayah NKRI belum masuk kriteria minimum tinggi hilal 3° dan elongasi 6,4°, sehingga tanggal 1 Ramadan 1445 H secara hisab jatuh bertepatan dengan hari Selasa Pon, tanggal 12 Maret 2024 M," ujarnya.
BACA JUGA:Kemenag RI Pantau Hisab dan Rukyat Hilal 1 Ramadan 1445 H di 134 Titik dari Aceh-Papua Barat
"Di seluruh wilayah NKRI termasuk di kota Sabang Provinsi Aceh belum masuk kriteria Imkan rukyat MABIMS (3-6,4%),” jelas Cecep.
“Oleh karenanya hilal menjelang awal Ramadan 1445 H pada harl rukyat ini secara teoritis dapat diprediksi tidak akan terukyat, karena posisinya di bawah kriteria Imkan Rukyat tersebut," tukasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kementerian Agama akan menggelar Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadan 1445 H pada 10 Maret 2024. Sidang Isbat akan dihelat di Auditorium H.M Rasjidi Kementerian Agama, Jl. M.H. Thamrin, Jakarta Pusat.
BACA JUGA:Berapa Derajat Tentukan Hilal Awal Ramadhan 2024? Ini Menurut Kemenag dan BMKG
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam) Kamaruddin Amin mengatakan, kegiatan ini akan digelar secara hybrid, daring dan luring.
“Sidang Isbat ini merupakan salah satu layanan keagamaan bagi masyarakat untuk mendapat kepastian mengenai pelaksanaan ibadah,” paparnya pada Rapat Persiapan Penetapan Awal Ramadan di Jakarta.
Sidang Isbat akan melibatkan Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama, serta dihadiri para duta besar negara sahabat dan perwakilan ormas Islam.
Sidang ini juga akan melibatkan perwakilan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan undangan lainnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: