Mengenang Alwi Dahlan Bapak Ilmu Komunikasi Indonesia, Guru Besar UI dan Menteri Penerangan Era Soeharto
Profesor Alwi Dahlan tutup usia-Mengenang Bapak Ilmu Komunikasi Indonesia dan Guru Besar UI-Binus University
JAKARTA, DISWAY.ID – Alwi Dahlan meninggal dunia di usia 90 tahun pada Rabu 20 Maret 2024.
Sosok, perjalanan dan profilnya penting untuk disimak.
BACA JUGA:Harapan Guru Besar IPB yang Jadi Korban Mafia Tanah Usai AHY Jabat Menteri ATR/BPN
Siapa Alwi Dahlan?
Prof. Alwi Dahlan pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan Kabinet Pembangunan VII di era Presiden Soeharto.
Almarhum adalah Guru Besar Departemen Ilmu Komunikasi UI, FISIP UI, ini layak menyandang gelar Bapak Ilmu Komunikasi karena dedikasi dan sumbangsih Prof Alwi yang begitu besar dalam bidang ilmu komunikasi, sehingga membuat namanya melegenda.
Universitas Indonesia (UI) kehilangan tokoh bangsa dan sangat berduka.
“Innalillahi wainnailaihi raaji'un. Kami keluarga besar Universitas Indonesia (UI) menyampaikan duka cita mendalam atas berpulangnya Prof. M. Alwi Dahlan, M.A., Ph.D.,. Almarhum merupakan tokoh besar yang dimiliki Indonesia di bidang komunikasi,” kata Kepala Biro Humas dan KIP UI Amelita Lusia kepada Disway.
BACA JUGA:Guru Besar UI Desak Dugaan Kecurangan Pilpres Segera Diusut, Sentil Bansos
Profil Alwi Dahlan
Prof. Alwi merupakan kelahiran Batu Sangkar, Sumatera Barat (15 Mei 1933).
Ia pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Ekonomi (sekarang Fakultas Ekonomi dan Bisnis) Universitas Indonesia.
Pada tahun 1961, ia meneruskan pendidikan ke American University, Washington DC. AS.
Sekembali ke Indonesia, ia menjadi pengajar di FISIP UI. Prof. Alwi kemudian pernah menjabat sebagai Asisten Menteri Lingkungan Hidup (1979-1993).
“Bapak Ilmu Komunikasi ini menutup mata pada usia 90 tahun. Semoga amal ibadah Almarhum diterima di sisi-Nya dan seluruh keluarga diberi ketabahan serta kesabaran,” katanya.
Dikutip dari laman resmi Binus University, Prof Alwi menempuh sarjana di salah satu perguruan tinggi di Jakarta, Alwi Dahlan menghabiskan waktunya untuk menjadi aktivis di organisasi sosial dan bergabung dalam ikatan sarjana komunikasi Indonesia.
BACA JUGA:Guru Besar Politik UNAIR Imbau Publik Tolak Godaan Serangan Fajar: Segera Laporkan!
Pada organisasi itu ia diberi kesempatan untuk menjadi ketua umum.
Masih banyak organisasi lainnya yang ia ikuti seperti HIPIIS (Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial) dan PERHUMAS (Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia).
Karena belum adanya jurusan ilmu komunikasi pada saat itu, Alwi Dahlan beserta teman-temannya menyalurkan bakat menullisnya di penerbit kampus dan forum mahasiswa sebelum akhirnya mendirikan sendiri Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia pada tahun 1958.
Profesor Alwi Dahlan juga memiliki prestasi gemilang dalam pembuatan skenario film.
Salah satu karya skenario film buatannya yang terkenal adalah adalah Harimau Tjampa, Tiga Dara, dan masih banyak lainnya.
Film Harimau Tjampa sempat medapat penghargaan sebagai peraih skenario film terbaik pada festival film Indonesia tahun 1958, sama halnya dengan film Tiga Dara.
BACA JUGA:Jadi Guru Besar UIN Purwokerto, Abdul Wachid Usung Gagasan Moderasi Beragama
Kesuksesan karya-karyanya tak lepas dari bantuan dan kerja sama sang paman yang juga seorag sutradara, Umar Ismail.
Penghargaan dari festival film asia pasifik juga diraihnya melalui film Tamu Agung.
Tak berhenti sampai di situ, Alwi Dahlan juga pernah menulis buku cerita anak-anak yang berjudul “Pistol si Mancil” dan di angkat menjadi film dengan judul “Jenderal Kancil”.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: