Kapan Mulai Puasa 10 Hari Pertama Dzulhijjah dan Puasa Arafah di Arab Saudi? Begini Penjelasannya
Ilustrasi. Kemungkin jika tidak meleset, puasa 10 hari pertama Dzulhijjah dan puasa Arafah tidak terjadi perbedaan dengan Arab Saudi-Foto/Freepik-
Sebab seorang muslim yang mampu menjalankan puasa 10 hari pertama Dzulhijjah, pahalnya setara jihad di jalan Allah.
"Dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 'Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu 10 hari dari bulan Dzulhijjah.' Mereka (Sahabat Nabi) bertanya, 'Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?' Nabi menjawab, 'Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun'."
Hanya dengan melaksanakan amalan saleh seperti puasa di 10 hari pertama Dzulhijjah kita tak perlu pergi ke medan perang di masa perdamaian ini.
Puasa Arafah dan Keutamaannya
Puasa Arafah sendiri jatuh pada 9 Dzulhijjah.
Momen tersebut bertepatan dengan seluruh jemaah Haji wukuf di padang Arafah.
Wukuf di padang Arafah sendiri menjadi rukun dari Ibadah Haji itu sendiri.
Jika tidak dilaksanakan maka secara hukum tidak sah ibadah Hajinya.
Waktu wukuf di padang Arafah dimulai setelah waktu salat Dzuhur sampai menjelang waktu Maghrib.
Oleh karena itu biasanya jemaah Haji akan melakukan salat jamak atau salat Dzuhur dan Ashar digabung di satu waktu.
Bagi yang belum bisa melaksanakan haji Nabi Muhammad SAW menganjurkan untuk puasa Arafah.
Dalam hadis shahih atau benar, Rasulullah SAW mengabarkan pahala besar bagi yang menjalankan puasa Arafah.
Keutamaan puasa Arafah tersebut yakni penghapusan dosa setahun lalu dan setahun akan datang.
"Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu."
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: