Perikemanusiaan

Perikemanusiaan

Dr. Mahnan Marbawi MA-Dok. Manhan Marbawi-

Yang tumbuh dari diri kebanyak orang -apalagi saya, adalah rasa haus untuk memuaskan diri. Yang tak mungkin akan terpuaskan dan tersampaikan. Sebab sifat syahwat selalu haus untuk dipuasi. Mengejar kepuasan syahwat, menutupi kepekaan nurani dan perikemanusiaan

Rasa haus untuk memuaskan diri akan selalu ada. Yang membuat manusia tak pernah selesai dengan diri sendiri.

Yang selesai dengan diri sendiri itu, adalah orang punya kepekaan nurani, keadaban dan kemanusiaan. Dan tak menuruti syahwat.

“Tak berperikemanusiaan,” begitu kata Megawati Soekarno Putri, sang Anggrek Besi. Melihat fenomena lunturnya rasa manusiawi pada diri manusia-manusia Indonesia.

Sang Anggrek Besi, orang yang memiliki pengalaman penderitaan kemanusiaan dan sembuh darinya. Tak bisa dibandingkan dengan saya, yang hanya sembuh dari derita kudisan. 

Memang kudisan tak bisa dibandingkan dengan pengalaman penderitaan kemanusiaan. Tapi kudisan juga bisa menurunkan rasa percaya diri manusia. Dan itu manusiawi. 

Menderita juga, jika kulit yang harusnya terlihat kinclong, terhiasi bentol-bentol merah gatal dan menyebar sekujur tubuh. Bahkan nangkring di muka. Menjadi aib jasmani. Demi tampil kinclong, dan jauh dari kurap, flek hitam di muka atau sebangsanya, orang rela berlama-lama di bengkel kulit dan muka.  

Konon bagi kaum pencinta syahwat glowing, bahwa kudisan juga bisa memunggungi harga diri manusia. Tapi tidak kemanusiaannya. 

Dan saat ini, glowingnya jasmani untuk pencitraan, mengalahkan rasa kemanusiaan dalam jiwa manusia. Jiwa manusia tak pernah terglowingkan dengan rasa empati, keadaban, keadilan, dan kemanusiaan.

Justru yang terjadi adalah glowing aritifisial jasmani.

Pantas, peristiwa-peristiwa kemanusiaan hanya menjadi pencintraan dan konten dari media sosial yang mengglowingkan kebebalan nurani. 

Tak menyentuh atau tersentuh sedikitpun rasa peri kemanusiaan dalam jiwanya.

(Kang Marbawi, 160624)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Close Ads