La Nina Jadi Penyebab Hujan Deras di Musim Kemarau? BMKG Sampaikan Kabar Ini
La Nina Sebabkan Hujan Deras di Musim Kemarau?-vecstock-Freepik
Pada Juni hingga Agustus, kemungkinan adanya La Nina menyebabkan peningkatan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.
BACA JUGA:Alarm WMO Menyala! Badai Berbahaya Bakal Terjadi Saat Pergantian El Nino ke La Nina di Indonesia
Pada bulan September hingga November, dampak La Nina dapat dirasakan dengan peningkatan curah hujan di wilayah tengah hingga timur Indonesia.
Pada bulan Desember hingga Februari dan Maret hingga Mei, curah hujan di wilayah Indonesia bagian timur juga kemungkinan akan meningkat.
Peningkatan curah hujan akibat La Nina umumnya mencapai 20-40 persen lebih tinggi dari tahun-tahun dengan kondisi netral.
Beberapa wilayah bahkan bisa mengalami peningkatan curah hujan melebihi 40 persen. Namun, pada puncak musim hujan, La Nina tidak akan memberikan dampak peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia bagian tengah dan barat karena interaksi dengan sistem monsun.
Menurut prediksi, kondisi La Nina diperkirakan akan terjadi menjelang akhir tahun 2024 atau awal tahun 2025, yang kemungkinan akan menyebabkan intensitas hujan di sejumlah wilayah Indonesia menjadi lebih tinggi dari biasanya.
Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk memperhatikan perkembangan situasi ini dan mempersiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menghadapi potensi dampak dari La Nina.
Terdapat beberapa wilayah yang diprediksi akan mengalami curah hujan bulanan di atas normal meskipun Indonesia sudah memasuki musim kemarau.
Hal tersebut didasari atas prediksi curah hujan bulanan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk bulan Agustus, September, dan Oktober 2024.
BACA JUGA:WASPADA! Ini 5 Dampak Badai La Nina yang Segera Menghantam Indonesia di Pertengahan Tahun 2024
Berdasarkan analisis BMKG, wilayah-wilayah di Indonesia yang kemungkinan akan mengalami curah hujan di atas normal selama musim kemarau adalah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Sebagian besar masyarakat biasanya mengasosiasikan musim kemarau dengan cuaca panas dan kering. Namun, prediksi BMKG memberikan gambaran yang berbeda, dimana terdapat potensi tinggi curah hujan di beberapa daerah tertentu.
Fenomena ini bisa disebabkan oleh faktor-faktor cuaca global yang kompleks, seperti perubahan iklim dan pola sirkulasi udara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: