Ini Keutamaan Puasa Tasua dan Asyura di Bulan Muharram dalam Kalender Hijriah

Ini Keutamaan Puasa Tasua dan Asyura di Bulan Muharram dalam Kalender Hijriah

Puasa Asyura dan tasua dalam bulan Muharram--ilustrasi

JAKARTA, DISWAY.ID – Keutamaan puasa Tasua dan Asyura penting untuk disimak bagi umat Islam karena saat ini telah memasuki bulan Muharram dalam Kalender Hijriah

Dikutip dari laman NU Online, puasa Tasua dianjurkan langsung Rasulullah SAW dalam haditsnya.

BACA JUGA:Puasa Muharram 2024 Jatuh Pada Tanggal? Cek Jangan sampai Kelewatan

Setidaknya, ada empat keutamaan yang bisa diperoleh dari menjalankan ibadah puasa tasua.

Hal tersebut sebagaimana dikutip dari Ustadz Ahmad Muntaha dalam tulisannya di NU Online berjudul Panduan Puasa Muharram: Tata Cara, Hukum, dan Keutamaannya.

BACA JUGA:Kinerja Polda Lampung Memuaskan, Tingkat Kepuasan Masyarakat Capai 88,7 Persen

Keutamaan Puasa Tasua

Pertama, puasa Muharram merupakan puasa paling utama.

Hal ini sebagaimana disebutkan Rasulullah saw dalam sebuah haditsnya, “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim).

Kedua, puasa Muharram ini juga memiliki keutamaan karena bulan pertama ini termasuk ke dalam empat bulan-bulan mulia atau al-asyhurul hurum, selain Rajab, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah.

Rasulullah saw menganjurkan kita untuk berpuasa di empat bulan mulia itu sebagaimana disampaikan dalam sebuah haditsnya yang diriwayatkan Imam Abu Dawud dan Imam Ibnu Majah. ‘Puasalah bulan Sabar (Ramadhan) dan tiga hari setelahnya, dan puasalah pada bulan-bulan mulia’.” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan selainnya).

Ketiga, puasa sehari dalam bulan Muharrram pahalanya sama dengan puasa 30 hari. Hal ini sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa’.” (HR at-Thabarani dalam al-Mu’jamus Shaghîr. Ini hadits gharîb namun sanadnya tidak bermasalah).

Keempat, puasa di hari Tasu’a pada 9 Muharram dan puasa 11 Muharram menjadi pelengkap puasa Asyura pada 10 Muharram sekaligus menjadi pembeda umat Islam dengan umat Yahudi yang sama-sama berpuasa di hari Asyura.

Hal ini sebagaimana diriwayatkan Imam Ahmad dari Ibnu Abbas, “Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya’.” (HR Ahmad).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: