Perempuan Disabilitas Jadi Korban Pelecehan Sopir Taksi Online, Lapor ke Polda Metro Jaya

Perempuan Disabilitas Jadi Korban Pelecehan Sopir Taksi Online, Lapor ke Polda Metro Jaya

Seorang perempuan Disabilitas berinisial CD berusia 55 tahun, mengalami kejadian traumatis saat menggunakan layanan taksi online di Jakarta.-Istimewa-

JAKARTA, DISWAY.ID - Seorang perempuan Disabilitas berinisial CD berusia 55 tahun, mengalami kejadian traumatis saat menggunakan layanan taksi online di Jakarta.

Ia mengalami pelecehan padabSelasa, 9 Juli 2024, saat memesan taksi untuk pergi ke rumahnya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan dari kantornya di Jakarta Barat.

BACA JUGA:Psikologi Korban Dugaan Pelecehan Seksual Sesama Jenis Juga Diperiksa

BACA JUGA:Polisi Periksa Korban Pelecehan Seksual Anak di Cisauk, Didampingi Orangtua

Korban  merasa tidak nyaman dengan perilaku sopir taksi yang dia pesan. Dengan bertanya umur dari korban.

"Dia lalu melihat saya lewat spion tengah, dia bilang usia saya tak terlihat 55 tahun, 'Ah enggak, ibu masih cantik'," jelasnya kepada wartawan, Rabu 17 Juli 2024.

"Pas dia bilang gitu, aku mulai merasa tak nyaman. Kenapa enggak nyaman, biasanya sopir taksi online itu risih kalau baru pertama kali bertemu aku," sambungnya.

Ketika tiba di rumahnya, korban meminta bantuan kepada sopir taksi untuk mengantarinya hingga ke teras rumah. Hal itu dilakukan karena kondisi fisiknya yang sudah lama mengalami stroke selama 14 tahun.

BACA JUGA:Kasus Rektor UP Naik Penyidikan Dugaan Pelecehan Seksual, Begini Respons Kuasa Hukum

BACA JUGA:Kasus Dugaan Pelecehan Rektor UP Naik Sidik

"Saya bilang, 'Pak ini sudah sampai, saya boleh minta tolong enggak untuk meminjam lengan bapak? Saya butuh medium untuk membantu saya jalan sampai ke teras'," jelasnya. 

"Pas saya bilang gitu, dia terlihat senang, wajahnya terlihat semringah. Dia lalu bilang, 'Jangankan pegang, saya gendong pun bersedia'. Dia bilang ini sambil senyum-senyum. Ini menjijikan sekali, jujur, sebal banget," paparnya.

Namun, dia terkejut saat sopir tersebut mencium pipinya tanpa seizinnya. Kejadian tersebut membuatnya merasa terganggu dan marah.

Korban tidak berontak, karena jika korban berontak, takut mengalami kecelakaan yang mengakibatkan cidera yang lebih parah atas perbuatan supir yang tidak senonoh tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads