Analisis Ekonom Kritisi Usulan Anggaran Pendidikan 20 Persen dari APBN: Secara Nalar Sulit Diterima

Analisis Ekonom Kritisi Usulan Anggaran Pendidikan 20 Persen dari APBN: Secara Nalar Sulit Diterima

Usulan Menteri Keuangan Sri Mulyani mengubah formulasi anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari belanja menjadi pendapatan mendapatkan kritisi dari sejumlah pihak.-IST -

JAKARTA, DISWAY.ID - Usulan Menteri Keuangan Sri Mulyani mengubah formulasi anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari belanja menjadi pendapatan mendapatkan kritisi dari sejumlah pihak.

Hal ini karena usulan ini berpotensi menurunkan besaran anggaran pendidikan karena tak jarang APBN mengalami defisit.

Padahal, Ekonom Bright Institute Awalil Rizky menyoroti nota keuangan pada RAPBN 2024 yang dengan sadar dituliskan oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sejumlah tantangan yang dihadapi di dunia pendidikan Indonesia.

BACA JUGA:Imbangi Timnas Australia, Indonesia Amankan 1 Poin Lagi!

BACA JUGA:Pertamina Patra Niaga dan Vale Indonesia Bersinergi, Dorong Dekarbonisasi dengan HVO

"Pemanfaatan anggaran pendidikan sangat krusial, mengingat terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan kualitas SDM Indonesia agar menjadi generasi yang unggul. beberapa tantangan tersebut antara lain; human capital index (HCI) bawah rata-rata negara ASEAN, skor Pisa Indonesia belum meningkat signifikan, kebutuhan akan sarana dan prasarana serta tenaga pengajar yang berkualitas, partisipasi pada pendidikan anak usia dini (PAUD), dan perguruan tinggi yang tergolong rendah, serta tingginya tingkat pengangguran lulusan pendidikan vokasi," papar Awalil membacakan bagian 619 nota keuangan tersebut.

"Ini kan sudah disadari tantangannya ini. Tapi yang dilakukan adalah mengurangi anggaran pendidikan. Saya tidak tahu logikanya seperti apa itu," tukasnya.

Selain itu, ia juga mempertanyakan advertorial RAPBN 2025 yang hanya hanya menampilkan sebagian dari output anggaran pendidikan.

BACA JUGA:KPK Sebut 99,32 Persen Caleg Terpilih yang Telah Lapor LHKPN 

BACA JUGA:Alasan Masyarakat Antusias Nonton Langsung Indonesia vs Australia di GBK

Padahal seharusnya, setiap besaran input dan output anggaran pendidikan dari tahun ke tahun diungkapkan seluruhnya untuk dapat dibandingkan.

"Ini namanya output. Kalau kita bandingkan anggaran namanya input," terang Awalil, Selasa, 10 September 2024.

Seperti yang diketahui, besaran dana yang dianggarkan menunjukkan nilai rupiah yang akan dikeluarkan.

"Itu yang naik kan biaya yang dikeluarkannya, belum tentu output-nya naik. Maka analisis APBN di nota keuangan dan cara penyajian advertorial itu banyak yang bersifat menarasikan input. Sekalinya menarasikan output itu tidak dibuat time series-nya."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: